Sabtu (11/04/2020) malam tadi, saya dan rekan saya Emil (24, bukan nama sebenarnya) benar-benar sukses menghabiskan malam dengan insomnia.Â
Kami berdua, yang terpisah jarak dan ruang di kawasan yang berbeda, dengan media chat app bertukar cerita dan keresahan soal efek domino pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)Â yang melanda dunia, juga Indonesia, terhadap perekonomian masing-masing pribadi dan nasional.
Singkat cerita, Emil baru saja terkena PHK oleh perusahaan tempatnya bekerja di Bandung, beberapa hari sebelumnya. Ia adalah seorang pegawai hotel yang awalnya mengajukan opsi dirumahkan saja tanpa digaji, namun pengusaha hotel tempatnya bekerja mengaku tak kuat membayarkan gajinya.Â
Bukan artinya Emil tidak punya skill yang mumpuni, di tempat kerjanya, ia sering ditunjuk menjadi manager on duty bagian housekeeping. Ia sempat risau akan nasibnya.
"Sejak bokap (ayah) gue mangkat, guelah yang jadi tulang punggung buat nyokap (ibu) dan kedua adik gue yang masih sekolah,"Â ujarnya lirih dalam chat app.
Keresahan itu tak berlangsung lama. Begitu saya mengajaknya menyaksikan tayangan breaking news di beberapa stasiun televisi swasta, termasuk TVRI yang dimiliki negara, muncul Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang memberikan pemaparan media secara resmi terkait implementasi Kartu Pra Kerja.Â
Melalui video konferensi, Airlangga, mewakili Presiden RI Joko Widodo, dengan mengucap basmallah, meresmikan website Kartu Pra Kerja, www.prakerja.go.id.
Seketika itu juga, saya dan Emil gercep--gerak cepat, demi mengakses situs Kartu Pra Kerja dari gawai kami masing-masing. Saya di Jakarta dan Emil di Bandung. Data-data yang perlu disiapkan telah ada di hadapan kami, sebut saja KTP.Â
Begitupun ratusan ribu milenial lainnya di seluruh Indonesia dengan berbagai latar belakang: ada yang masih mencari kerja, ada juga karyawan yang dirumahkan, belum lagi karyawan yang terkena PHK.
Saya dan Emil akan berbagi kisah harap-harap cemas kami dalam mendaftar pada program Kartu Pra Kerja ini di sini. Mari simak bersama.
Kendala saat Daftar dan Login
Pada menit-menit awal peluncurannya, trafik yang menuju ke laman resmi Kartu Pra Kerja memang melebihi dugaan saya. Jangankan saat pascaperesmian, pada saat pra-peresmian pun, menurut data yang dilansir Menko Airlangga, ada sekitar 1,3 juta kunjungan pada beberapa hari sebelum laman resmi diluncurkan.Â