Dear sahabatku…
Saat malam ini aku menyelesaikan tulisan ini mungkin kamu sedang berlatih mengucapkan ijab qobul dengan maksimal, entah berapa kali yah aku tak tau lah. Yang jelas betapa perlunya kamu belajar menggucapkan, adalah bukti betapa kamu serius memulai cerita bahagia itu. Yah sudah anggap aja cerita dengan kajian teoritis yang tak dapat dipercaya ini sebagai pelengkap, cerita bahagiamu.
Kita memang pertama kali bercakap-cakap baru beberapa bulan lalu ditemani cuaca Surabaya yang malam itu tidak begitu menyenangkan, berangin dikala malam setelah sesiang penuh panas begitu semena-mena merajang kulitku yang tak terlalu terang ini.
Sedikit cerita tentang pasangan mengantar kita memulai percakapan “Ngalor ngidul” malam itu, sisanya filosofi sepakbola tim kesayangan kita yang kita bahas, lengkap dengan statistik dan alasan kenapa kita begitu fanatik dan sepakat, bahwa kita memang pantas buat jargon “Not Arogant Just Better”. Tapi dari sedikitnya porsentase cerita kita tentang pasangan hidup, cukuplah untuk membuatku mengambil kesimpulan, bahwa aku semakin perlu banyak belajar dan menjadikanmu salah satu panutan untuk semakin dalam dengan sebuah kata menjengkelkan bagi para lelaki “komitmen”.
Lewat kamu juga aku semakin setuju bahwa pepatah “Dunia terlalu sempit” benar adanya, calonmu ternyata orang yang sama-sama denganku mengumpulkan rupiah, dalam satu payung perusahaan. Beberapa bulan kemudian aku punya kesempatan untuk bertemu langsung dengan calon pasangan hidup yang begitu kamu sayangi itu.
Sama seperti saat kita ngobrol, aku tidak punya banyak waktu, bercerita dengan wanita yang membuatmu rela melepaskan kesenangan masa mudamu, dan sekali lagi lewat obrolan yang cenderung garing dan agak aneh itu akupun menangkap satu hal, diapun bahagia dan rela melepas masa mudanya untuk masuk kedalam cerita “perkawinan” yang buat sebagian orang membosankan dan menakutkan, denganmu lelaki yang ia pilih. Bagaimana ia sambil sedikit malu-malu bercerita tentang planning masa depan kalian, aiihhh luar biasa.
Sebagai ganti aku yang tak bisa hadir disana, untuk sekedar ikut berbahagia atau menemanimu bermain PES meredakan ketegangan, ijinkan aku bercerita tentang sesuatu. Jangan takut ataupun bingung, aku tak akan bercerita tentang pernikahan, aku bahkan belum cukup nyali untuk sampai kesana atau juga belum cukup beruntung punya kesempatan untuk belajar banyak sebelum bisa menjalaninya, apalagi menceritakannya. Andaikan aku bercerita tentang tema itu, maka semua itu tak lebih dari cerita wagu dari makhluk gaib sepertiku.
Tapi setidaknya sebagai sahabat yang baik dan supaya terkesan mboiiisssss, ijinkan aku mengkutip sebuah musik dari legenda hebat rockstar untuk berorasi tentang tentang apa itu berumah tangga dari sudut pandang kejujuran inteletualku, lambemuuuu cepppp. Yah Jangan berharap ceritaku diawali dari kutipan buku-buku sarat makna atau puisi cinta nan luar biasa dari Kahlil Gibran atau Sapardi Djoko Darmono yang ngehitz lewat Dian Sastro cs (Bro ayooo ngetwit #DianSastroForRI1 #SaveIndonesia, abaikan) aku cuman manusia kebanyakan gaya yang doyan bercerita segalanya lewat musik, lewat cerita-cerita para rockstar yang mereka puisikan lewat lirik dan alunan musik.
Sekarang ijinkan aku buat memilih salah satu lagu favoritku untuk mengantar cerita bahagiamu. Kenapa harus lagu dari manusia ini, yah dia adalah gambaran rockstar, yang menjalaninya hidupnya dengan Rock n Roll, tapi selalu pulang ke pelukan wanita yang sama, yang ia jaga kesetiannya sejak SMA, seperti kata om-om Dance Company “Rockstar sayang istri”, Jon Bon Jovi.
Dari sekian lagunya yang luar biasa, aku pilihkan satu lagu dengan makna luar biasa ini sebagai pengantar hari bahagiamu kawan. Thank You For Loving Me. Lagu yang mereka lempar ke pasar (bukan pasar Remu atau pasar Entrop) di tahun 2000, tahun dimana kita sedang senang-senangnya ngunyah coklat jago atau wafer Supermen, sambil menikmati masa-masa awal "Reformasi", saat jaman "Gimana masih enak jamanku to?, sudah berlalu hampir dua tahun.
Aku berharap kalian bisa duduk bersama menikmati lagu ini cukup dengan handphone dan satu headset yang kalian pakai berdua, sambil membaca ocehanku ini bersama-sama. Iya satu headset saja cukup, supaya kalian bisa duduk begitu erat dan berbagi alunan nada sebelum sama-sama duduk di sebuah kursi pelaminan, menerima ucapan selamat dari para tamu, di hari bahagia.
…
Mari Mulai
Bon Jovi memulai lagu ini dengan nuansa sweet ala rockstar yang aduh mak inyong arep mewek disik. Diawali dentingan piano David Bryan dan lentingan suara gitar Richie, Jhon memulai part awal lagu ini dengan lambat dan mendayu-dayu, entah apa yang dia bayangkan, bagi kalian berdua cukup bayangkan wajah satu sama lain yang akan sama-sama tersenyum bahagia di hari bersejarah kalian.
It's hard for me to say the things
I want to say sometimes
There's no one here but you and me
And that broken old street light
Lock the doors
We'll leave the world outside
All I've got to give to you
Are these five words tonight
Akhirnya kalian kalian memilih sama-sama menjalani hidup, saling menjaga dan mendoakan, sama-sama bersyukur dan merasa cukup untuk melengkapi satu sama lain. Akan ada sejuta gangguan dan kegaduhan yang harus kalian hadapi, ingat satu hal berisiknya manusia diluar sana hanya pelengkap sebuah perjalanan panjang, apalagi jika kelak kalian diberkahi tetangga yang doyan bergosip sambil sesekali sok manis didepan kalian, tapi masih tidak tahu malu buat meminta gula atau garam, yah just Lock the doors We'll leave the world outside.
Thank you for loving me
For being my eyes when I couldn't see for
Parting my lips when I couldn't breathe
Thank you for loving me
Thank you for loving me
Sampailah di chorus pertama bagian “mahal” di lagu ini. Masih dengan nada pelan yang ahhhh aku menuliskannya sambil setengah terharu malam ini.
Jangan pernah lupa ucapkan syukur untuk kehadiran satu sama lain, ucapkan terima kasih untuk “kerelaan” masing-masing merendahkan ego agar segalanya menjadi cukup, untuk turut berbagi dalam kalimat paling absurd di dunia bernama “Cinta”. Tak perlu aku jelaskan kenapa sebegitu absurdnya kata ini, kita sama-sama sering berdiskusi sebagai lelaki, tentang betapa uniknya arti kata ini, Cinta.
I never knew I had a dream
Until that dream was you
When I look into your eyes
The sky's a different blue
Part ini dimulai dengan tabuhan drum Tico Tores, dan format instrument lengkap, dengan suara string yang menegaskan nada dan lirik di lagu ini, nada dan lirik yang menegaskan betapa lagu ini punya kekuatan, betapa cinta kalian punya kekuatan.
Mungkin jatuh cinta dan bertemu hanya sekedar hal biasa tentang hidup, menghidupi dan menghidup-hidupkan. Tapi saat kalian dipertemukan dalam sebuah perjalanan panjang dengan tema “pernikahan” itu adalah mimpi bahagia yang sama-sama kalian pupuk. Ada hitung-hitungan rumit semesta, bagaimana manusia bersuku Jawa dan Bugis justru bertemu di tanah surga bernama Papua, dan memulai segalanya disana bukankah itu mimpi indah yang menjadi nyata.
Cross my heart
I wear no disguise
If I tried, you'd make believe
That you believed my lies
Nikmati lagi bait ini baik-baik, baru saja aku ceritakan tentang absurdnya cinta dan akhirnya dipart ini John kembali menegaskan betapa absurdnya cinta itu, betapa dalamnya makna cinta dalam sebuah keabsurdan. “Lintasi hatiku, aku tidak akan mencoba bersembunyi dan andaikan aku melakukan itu, kamupun tetap percaya akan kebohonganku”, menggelikan, tapi inilah cinta kawan.
Thank you for loving me
For being my eyes when I couldn't see
For parting my lips when I couldn't breathe
Thank you for loving me
Sesapi lebih dalam lagi bagian lirik ini, resapi pelan-pelan dan maknai dengan damai… dengan damai. Bagian chorus kedua ini semakin dilengkapi dengan nada yang tegas jika dibandingkan dengan bagian pertama chorus saat suara serak Jhon hanya diantar dengan Piano dan lengkingan gitar. Nikmati bagian ini dan rasakan bahwa bagian ini adalah penegas tentang “syukur” atas kehadiran satu sama lain.
Jadilah Pelengkap bagi satu sama lain kawan. “Menjadi mata saat aku akan melihat, jadilah bibir saat aku akan bernafas. Apa yang lebih bahagia saat pasangan kita melengkapi bagian hidup kita yang kurang bukan?.
You pick me up when I fall down
You ring the bell before they count me out
If I was drowning you would part the sea
And risk your own life to rescue me, yeah
Ahhh iya ini bagian dimana kalian harus saling memahami dan menopang saat salah satu dari kalian sedang terpuruk, sedang jatuh atau hancur. Bukankah itu makna manusia menjadi satu, karena satu manusia sempurna hanya “mitos”, akhirnya kita hanya perlu mencari manusia setengah sempurna untuk menyempurnakan kita. Untuk membahagiakan kita dalam sebuah perjalan panjang.
Lock the doors
Leave the world outside
All I've got to give to you
Are these five words tonight
Thank you for loving me
For being my eyes oh, when I couldn't see
You parted my lips when I couldn't breathe
Thank you for loving me
When I couldn't fly
Oh, you gave me wings
You parted my lips when I couldn't breathe
Thank you for loving me
Thank you for loving me
Thank you for loving me
Oh for loving me
Nikmati bagian ini dengan senikmat mungkin kawan, ini hanya bagian pengulangan yang semakin mempertegas “Rasa Syukur” Atas hadirnya satu sama lain. Sampai akhirnya suara pelan John mengkahiri lirik dan diakhiri lengkingan gitar sebagai penutup cerita yang bahagia.
Bayangkan bagaimana kalian akan menikmati sebuah cerita lucu dan sama-sama berpikir solusinya saat uang belanja kurang, atau harga susu dan bahan pokok yang semakin naik tidak terkontrol, atau ketika kalian sama-sama memutuskan untuk “mengkredit rumah” dari sebagian penghasilan.
Atau bayangkan bagaimana tangis seorang bayi yang pecah dirumah dan kalian kebingungan untuk menenangkannya, lalu mereka mulai tumbuh dewasa, dan kalian kebingungan melerai saat mereka berebut mainan.
Bagian-bagian yang dengan haqul yakin pasti akan datang, dan tidak ada cara lain selain turut serta memainkan peran sebagai sepasang manusia dewasa yang menikah, sepasang manusia dewasa yang akhirnya disematkan status sebagai orang tua.
Semoga di jaman saat super Junior semakin ngehitz dan dollar makin naik serta Tiongkok mulai melebarkan sayapnya menggeser Amerika sebagai negara super power, keluarga kalian akan tetap menjadi terang dan berkat bagi sesama, sesulit apapun keadaannya.
Sampai menua dan renta bersama, saat anak-anak kalian telah memulai cerita bahagia dengan keluarga yang baru mereka mulai, sama seperti saat ini yang kalian lakukan, Sampai segala tugas kalian di dunia selesai.
…
Maafkan jika sepanjang tulisan ini kalian tidak menemukan sebuah pesan penuh makna sebagai cerita hidup yang bisa kalian jadikan bahan inspirasi, maaf jika aku gagal menjaga konsistensi untuk tidak “melawak dan nyeleneh” dalam tulisan ini, tapi jika tidak seperti ini maka aku baru saja memakai “topeng sok bijak” yang sekarang terlalu murah dijual, saat mencoba berbagi dengan kalian, sahabat luar biasaku.
Apapun itu, niatku hanya satu mendoakan kalian dengan cara paling maksimal agar perjalanan panjang kalian menjadi manusia baru, menjadi lebih bermakna, dan buatmu Ken sahabatku, jaga baik-baik istri dan kelak anakmu sebagai wujud rasa syukur yang tidak berkesudahan.
Oh iya… Tolong bungkus (atau minimal fotokan) sayur sop dan ayam yang ada di resepsi pernikahan kalian, nasi gampanglah aku cari nanti. Paling tidak aku bisa ikut bersyukur lewat makanan itu. Dan iya… kalau ada acara lempar bunga seperti di film-film Hollywood itu, tolong diurungkan, simpan saja buat aku, atau jika prosesi itu terlalu Kebarat-baratan, tolong simpankan bunga pernak-pernik di mempelai wanita yang selalu berusaha dicuri tamu pria supaya segera ketularan rejeki “menikah’.
Dan yang terakhir jangan lupa berdoa sebelum Malam Pertama #ehhhh…
Semangat Ken dan Linda… #GGMU
Tabe'…
Salam dari sahabatmu, Rockstar (Gagal) Ganteng Berkharisma… Oceph...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H