Kami menyewa tempat penyimpanan tas untuk menaruh barang-barang yang tidak dibutuhkan saat bermain di curug seperti baju ganti, alat mandi, dll, tetapi untuk barang-barang berharga seperti Handphone dan dompet tetap kami bawa dengan menggunakan satu tas bersama. Tidak lupa kami juga membawa kompor dan gas kecil, serta bahan-bahan untuk memasak di sekitar bantaran Curug Pangeran.
Setelah persiapan dirasa cukup, kami segera turun ke Curug Pangeran. Belum membasahi badan dengan air saja kami sudah mulai merasa dingin walaupun baru telapak kaki yang menyentuh dinginnya air di Curug Pangeran ini. "Ya Namanya juga air terjun dibawah kaki Gunung Salak ya pasti dingin, jadi kuat-kuatin aja ya guys" Ucap Kennu, salah satu sahabat kami.
Memang benar ucapan Kennu karena air disana seperti air yang baru keluar dari lemari pendingin, ditambah udara dingin yang berhembusan menambah dinginnya suasana dan air di Curug Pangeran.Â
Karena merasa angin bertiup cukup keras dan membuat kami kedinginan, maka sebelum melanjutkan menghabiskan waktu di Curug Pangeran, kami membuat indomie yang dicampur dengan telur dan sosis, "Wah makan indomie sambil lihat pemandangan dan merasakan dinginnya air curug emang gaada yang bisa ngalahin sih!" Seru Medira, salah satu sahabat kami.
Setelah mengisi energi dan menghangatkan tubuh dengan semangkuk indomie, akhirnya kami mulai menelusuri dan bermain di Curug Pangeran.Â
Di curug ini ada beberapa tingkat aliran air, mulai dari tingkat pertama dimana terdapat air terjun terbesar yang mengalir dari ketinggal 10 meter, ditingkat pertama ini bisa digunakan bagi siapa saja yang ingin memicu adrenalin dengan melompat dari ketinggian 10 meter dan kedalaman kolam dibawahnya mencapai 5 meter.Â
Mungkin bagi kalian yang merasa tertantang dan berani untuk melompat dari ketinggian 10 meter bersamaan dengan derasnya air terjun bisa mencoba Curug Pangeran. Di tingkat yang kedua ada aliran kecil dan kolam yang biasa digunakan untuk bersantai-santai karena memiliki kedalaman air tidak mencapai 1 meter.Â
Di tingkat ini, kami gunakan untuk sekedar berfoto dan menikmati pemandangan yang terpampang nyata. Sebenarnya ada satu tingkat lagi, tetapi kami memutuskan tidak bermain disana karena terlalu jauh dari tempat kami menaruh tas dan kompor.
Setelah cukup lama bermain di Curug Pangeran, kami memutuskan untuk menyudahinya karena langit mulai gelap dan hujan kembali membasahi bebatuan yang ada disekitar curug, lalu kami mulai membersihkan alat-alat yang tadi digunakan untuk memasak dan segera pergi mandi.Â
Setelah selesai membersihkan diri, terdengar suara sirine dari pos rescue, hal tersebut membuat kami bingung dan bertanya-tanya untuk apa suara tersebut, "Itu suara penanda teh, biasanya kalo hujan aliran air disini mulai deras dari atas air terjun dan sirine penanda dibunyikan jika sudah ada sinyal aliran deras dari radius 1 kilometer, ya jadi pengunjung udah gaboleh berenang lagi karena nanti bisa terseret air dan bisa jadi banjir tinggi di curug ini" Jawab Teteh Lia, salah satu penjaga di tempat penitipan barang. Beruntungnya kami masih bisa menikmati Curug Pangeran dengan waktu yang cukup lama sebelum hujan menghentikan kami.
Walaupun air di Curug Pangeran bisa dibilang lebih dingin dibandingkan dengan curug-curug lainnya, tetapi kami merasa Curug Pangeran bisa menjadi salah satu tempat wisata yang patut disinggahi oleh semua kalangan masyarakat, terutama bagi masyarakat perkotaan yang jarang menemukan indahnya air terjun seperti Curug Pangeran di perkotaan, melipir sedikit dari hiruk pikuk Kota Jakarta bisa menjadi salah satu alternatif menghilangkan penat dan stress loh.Â