Mohon tunggu...
Jose
Jose Mohon Tunggu... Guru - Saya Hose merupakan seorang guru. Saya memiliki pengalaman mengajar masih sangat mudah, kurang lebih empat tahun. Dan saya memiliki kesempatan menulis kolaborasi serta memiliki karya pribadi.

Saya Hose merupakan seorang guru. Saya memiliki pengalaman mengajar masih sangat mudah, kurang lebih empat tahun. Dan saya memiliki kesempatan menulis kolaborasi serta memiliki karya pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pak Boy

11 Februari 2024   22:54 Diperbarui: 11 Februari 2024   22:57 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Saya merasakan bahwa ketika saya menemukan murid yang memiliki masalah tersebut saya merasa bangga menjadi guru. Saya banyak belajar dari murid. Saya bisa mengoreksi diri. Saya dapat memahami keadaan diri mereka, apa tujuan mereka belajar. Kelima, kehadiran saya dihadapan murid adalah sebuah proses untuk memacu adrenalin bahwa menjadi guru sesungguhnya tentu harus mengalami jatuh bangun bersama murid. Guru yang banyak menjumpai masalah bersama muridnya adalah guru yang siap untuk didewasakan oleh muridnya. Kehadiran murid merupakan “emas” kehidupan bagi guru. Guru bisa belajar karena ia lebih dahulu mendapatkan pengalaman belajar bersama murid. Hubungan antara guru dan murid adalah relasi resiprokal-saling menguntungkan.  Keenam, menjadi guru harus pantang menyerah. Saya menyadari bahwa di tahun pertama menjadi guru sungguh merasakan betapa saya kaget dengan pengalaman ini. Saya begitu polos mengakui bahwa menjadi guru itu sangat menarik. Bisa menyampaikan ilmu kepada murid. Entah murid mengerti atau tidak, tentu saya bisa memberikan ilmu kepada mereka. Saya tidak memikirkan sebelumnya bahwa saya akan mengalami hal ini. Kedelapan, guru harus membangun relasi dekat dengan murid di luar jam sekolah. Keterlibatan guru dalam mengikuti aktivitas bersama murid seperti main futsal, badminton, renang, memberikan efek sangat positif dalam kehidupan guru. Dari kedekatan ini saya memiliki sapaan khusus oleh mereka, yaitu “Pak boy”.

Pak boy merupakan panggilan akrab oleh semua murid di sekolah tersebut. Gaya bergaulana sentuy,  mengikuti perkembangan zaman murid menjadi pengalaman berharga ketika saya mengawali profesi guru di tahun pertama di SMAK Mater Dei. Pak boy merupakan sapaan kebanggan tersendiri bagi saya. Dari sapaan ini, saya merasa begitu berarti. Saya tidak tahu apa makna dibalik paggilan pak boy ini. Saya bersikap positif bahwa mereka sungguh welcome dengan kehadiran saya.

Saya menyadari bahwa saya merupakan guru baru di sekolah itu. Namun, di tiga bulan pertama saya mengajar di sekolah tersebut, saya telah mendapatkan julukan nama baru ciptaan murid. Ketika bertemu di jalan, mereka selalu menyapa “Pak Boy”. Segudang makna menilik dibalik panggilan nama ini.

Saya menyadari bahwa menjadi guru adalah sebuah pengalaman jatuh bangun. Ada rasa penat, kesal, ada rasa bahagia. Tentu itu semua pengalaman manusiawi. Sadar akan hal ini, tetapi jangan berhenti untuk belajar dengan perkembangan zaman mereka. Kita harus masuk dalam ruang kehidupan mereka. Lupakan dunia kita di masa SMA masa “doeloe”.

Berkiprah dengan semangat baru di mana kita menjumpai setiap murid di sekolah. Belajarlah untuk beradaptasi dari waktu ke waktu. Sebab menjadi guru bukan semata-mata karena kepandaian tetapi panggilan hati. Hati yang tulus akan mengahsilkan cinta yang besar kepada murid. Cinta yang besar akan menghasilkan perhatian dan pelayanan yang intens kepada murid. Biarkanlah anak-anak datang kepadaku merupakan sebuah motivasi yang harus saya perjuangkan dari waktu ke waktu dalam membersamai mereka di lembaga pendidikan.

Ini adalah sebuah kisah saya menjadi guru. Saya adalah guru yang masih dibilang sangat mudah di dunia pendidikan formal. Namun kecintaan saya di dunia pendidikan telah terbentuk di dalam keluarga. Sosok ayah mengajarkan banyak hal membuat saya terpikat dengan wejangan hidup sebagai guru. Begitu pula, semasa kuliah saya belajar mengasah hati, mengasuh murid di lembaga bimbingan belajar. Di lembaga tersebut bagaimana saya harus belajar banyak hal. Kesabaran adalah tolok ukur utama yang harus dibangun untuk menjadi guru. Bangkitlah semangat menjadi guru, jangan berhenti untuk berefleksi, belajar tanpa henti kembangkan cinta yang besar untuk murid. Mereka adalah permata bangsa kebanggan-Mu dikemudian hari. Berkiprahlah sebagi guru berdaya, ditengah revolusi zaman. Wujudkan niat, kembangkan human skill dalam menghadapi revolusi pendidikan di era 4.0 menuju Indonesia emas. Bersama murid saya melangkah, bersama murid saya semakin mencintai profesi guru. Tumbuhkan iman yang kokoh luangkan waktu untuk memberdayakan murid Indonesia saat ini.

Saya menjadi mengerti bahwa sapaan “Pak Boy” menjadi tergiang dibenakku. Saya hanya berkata dalam sanubari: saya sungguh hadir bersama mereka, saya peduli, saya ikut merasakan apa yang mereka rasakan. Pak Boy rangkuman kisahku bersama murid di awal permula menjadi guru. Terima kasih mantan muridku. Kalian semua “mutiara hidupku”. Gratias Ago!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun