Setelah saya memberikan kesempatan kepada murid untuk menulis, saya menyampaikan secara lisan hal-hal yang pernah saya alami ketika berada di kelas tersebut. Saya pun menulis di selembar kertas. Saya juga ingin mengenal pengalaman yang saya alami.
Setelah saya menulis. Saya menunggu murid mengumpulkan tulisannya di meja kelas. Semua murid mengumpulkan hasil tulisan. Saya meminta murid untuk memberikan waktu kepada saya untuk membaca tulisan mereka. Setelah saya membaca cepat, kilat, terpahami, saya mendapatkan insight dari murid tentang apa arti seorang guru di hadapan mereka.
Saya mengajak mereka untuk menuliskan di sebuah buku tulis milik saya tentang tujuan akhir yang ingin diraih ketika mengikuti pelajaran di kelas. Motivasi serta komitmen sebagai landasan dasar yang kami bangun untuk menciptakan ruang belajar dikelas sesuai dengan apa yang diharapkan murid tersebut. Saya merasa menarik dari setiap tulisan mereka. Saya tertegun, terharu dari setiap gagasan mereka.
Saya merasa terbantu untuk mengenal kebutuhan dan pengalaman murid sebagai pelajar di sekolah. Saya sungguh mengenal apa yang mereka butuhkan dalam belajar. Saya akhirnya memutuskan murid menggunakan media tersebut untuk menumbuhkan proses belajar di sekolah, di rumah, dan di mana pun.
 ***
Siang itu, saya mencoba mendatangi kelas mereka ketika pelajaran telah usai. Saya menyampaikan kepada mereka bahwa tetap melakukan praktik menulis di kertas sebagai bentuk self-healing melatih kecakapan diri. Mereka tampak begitu antusias. Mereka semua berseru, ya pak boy…ya pak boy!
Di pertemuan berikutnya, saya mencoba mempraktekkan hal yang sama bersama mereka. Mereka begitu antusias ketika saya menyampaikan hal tersebut. Ada beberapa murid menyampaikan pengalamannya ketika ia sangat serius menulis hal tersebut. Ada dampak yang ia rasakan. Ketika beberapa murid menyampaikan pengalamannya, saya memberikan kesempatan kepada murid yang lain untuk menyampikan pengalamannya.
Di sesi ini, saya meminta murid untuk menuliskan tujuan akhir dari proses belajar yang ia dapatkan hari itu pada sebuah buku kepunyaan saya. Saya mencoba membantu mereka untuk mengungkapkan gagasannya, komitmen, motivasi singkatnya hal yang ingin ia capai di bangku sekolah. Dari cara yang saya lakukan ini membuat saya sangat memahami mereka.
Hasilnya beragam, setiap pengalaman mereka. Ada yang sangat bijak, ada yang masih taraf belajar menulis gagasannya. Saya tetap memberikan motivasi kepada mereka untuk tetap semangat dalam menulis.
***
Dari pengalaman di atas saya benyak belajar dari murid. Pertama, guru harus memiliki sikap pengertian, tidak berprsangka buruk pada setiap aktivitas murid di kelas. Berpikir postif akan berdampak terhadap keberadaan guru di kelas. Kehadiran guru dikelas diapresiasi, disenangi murid dll. Kedua, guru harus berpihak kepada murid. Keberpihakkan guru terhadap murid adalah usaha untuk menyadari diri bahwa menjadi guru bukan mengukur status sosial dengan murid. Menjadi guru adalah suatu cara bagaimana kita menjadi pelayan, pendengar setia bagi mereka. Ketiga, guru harus pandai mencari cara. Mencari cara merupakan sebuah upaya yang dilakukan guru agar ia dapat mengetahui, memperoleh informasi dari murid melalui media yang digunakan. Keempat, jadilah guru yang peduli dengan apa yang dialami murid di kelas. Guru yang empati akan mencari banyak cara dalam memenuhi kebutuhan murid dalam belajar. Guru yang kurang peduli akan melihat hal tersebut sebagai hambatan.