Mohon tunggu...
Jose
Jose Mohon Tunggu... Guru - Saya Hose merupakan seorang guru. Saya memiliki pengalaman mengajar masih sangat mudah, kurang lebih empat tahun. Dan saya memiliki kesempatan menulis kolaborasi serta memiliki karya pribadi.

Saya Hose merupakan seorang guru. Saya memiliki pengalaman mengajar masih sangat mudah, kurang lebih empat tahun. Dan saya memiliki kesempatan menulis kolaborasi serta memiliki karya pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

"Time Flies So Fast"

10 Februari 2024   01:35 Diperbarui: 14 Februari 2024   07:51 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: merenungi hidup dan waktu yang begitu cepat berlalu. (Sumber: juanjodda via kompas.com)

Realitas diri manusia terapiti oleh kesombongan sehingga ia sungguh-sungguh mengagumi bahwa dirinya mampu memanage segala hal yang ia hadapi. 

Kesombongan selalu menciptakan realitas baru untuk menutupi wajah bertopeng.  Seseorang yang sombong lebih pandai menciptakan realitas yang menutupi kelemahan sesungguhnya di dalam dirinya. 

Waspadalah hal ini sedini mungkin, agar kebaikan siapa pun yang telah kamu alami selama ini kamu persembahkan di mezbah Sang Khalik sebagai ucapan syukurmu.

Ada orang lebih pintar, dari kita. Akuilah keterbatasan sebagai bentuk bahwa kamu sedang humble dengan dirimu. 

Ketika kamu humble, kamu semakin masuk dalam suasana kontemplasi, kamu merasakan bahwa dari segala aktivitas belajar yang kamu lakukan selama ini, sebanrnya bukan berasal dari dirimu sendiri. 

Dan kamu mengakui bahwa ada hal ilahi yang menghantarkan dirimu untuk tunduk dan taat pada-Nya.

Apakah hal ilahi datang dari kesombongan? Tidak. Ia datang kepada mereka yang memiliki hati yang tulus, selalu siap menerima segala tantangan serta tidak pernah menyerah sebelum melakukan sesuatu. Alkisah ini, kita menyebutnya passion. Passion selalu menemani sesorang dalam segala suka duka tanpa menyerah dengan keadaan. Seperti tidak terlarut dalam mengeluh, menyerah dengan keadaan begitu dalam.

Apa gunanya jika kamu terlarut didalamnya begitu lama? Sebenarnya kamu membuang banyak energi, termasuk kamu menguras pikiranmu untuk memikirkan tentang hal itu. Apakah ini suatu hal yang masuk akal?

Hidup glamor terkadang kita dihipnotis untuk menghadirkan diri kita yang sesungguhnya.  Kita sulit untuk mengakui kelemahan diri pada diri sendiri dan kepada orang lain.

Mereka yang mengirim uang kuliah, uang jajan yang selama ini kamu konsumsi telah kamu rasakan sedikit saja. Mugkin saja kamu sedang menciptakan sikap apatis untuk mengartikan kehadiran orang lain selama proses studimu, dalam pekerjaanmu tiada arti sama sekali. Kamu memilih mengakui bahwa apa yang aku lakukan ini semua karena dirimu bisa.

Disaat kamu lemah, doa ibumu, ayahmu yang menghantarkan kamu untuk memiliki kekuatan sehingga perjuangan sampai batas akhir. Percayalah bahwa alam semesta akan menjadi saksi dalam hidupmu. Mereka akan menyuarakan kebenaran bila kamu tulus untuk melakukan sesuatu sebagai cita-cita dalam hidupmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun