Mohon tunggu...
Mawar Hitam
Mawar Hitam Mohon Tunggu... Pujangga dari Tepi Danau Sentani

Jika Tidak Bisa Menjadi yang Terbaik, Jadilah yang Berbeda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Literasi dan Tantangan menuju Indonesia Maju 2045

9 Juli 2024   13:19 Diperbarui: 9 Juli 2024   13:38 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com

Abstrak

Menjelang Indonesia Emas 2045, rendahnya budaya literasi menjadi tantangan besar yang harus diatasi. Budaya literasi yang kuat merupakan kunci kemajuan bangsa, membuka cakrawala pengetahuan, dan melahirkan SDM unggul. Perbandingan dengan negara maju seperti Finlandia dan Jepang menunjukkan korelasi erat antara budaya literasi dan kemajuan bangsa. Upaya meningkatkan literasi harus dilakukan secara komprehensif, melibatkan pemerintah, orang tua, pendidik, dan generasi muda.

Pendahuluan

Memasuki era globalisasi dan menuju Indonesia Emas 2045, budaya literasi menjadi pilar fundamental bagi kemajuan bangsa. Budaya literasi yang kuat membuka gerbang pengetahuan, melahirkan generasi yang cerdas dan berdaya saing, serta berperan penting dalam mewujudkan visi Indonesia Maju. Namun, realita menunjukkan bahwa budaya literasi di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara maju. Hal ini menjadi keprihatinan dan tantangan besar yang harus diatasi.

Tantangan Rendahnya Budaya Literasi

Rendahnya budaya literasi di Indonesia tergambar dari minimnya minat baca masyarakat, terutama di kalangan generasi muda. Perpustakaan yang sepi, keramaian justru di kafe dan warung kopi, serta peringkat rendah Indonesia dalam tes literasi internasional menjadi indikator yang memprihatinkan. Kondisi ini dapat menghambat pencapaian cita-cita Indonesia Emas 2045, di mana generasi muda diharapkan menjadi pemimpin bangsa.

  • Peringkat Literasi Rendah: Data UNESCO tahun 2019 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-62 dari 70 negara dalam hal literasi. Artinya, minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah.
  • Minat Baca Generasi Muda Menurun: Survei Asosiasi Perpustakaan Sekolah Indonesia (APSI) tahun 2020 menunjukkan bahwa hanya 13,6% siswa SMA yang memiliki minat baca tinggi. Hal ini memprihatinkan mengingat generasi muda adalah harapan bangsa di masa depan.
  • Akses Buku Terbatas: Data Perpustakaan Nasional tahun 2021 menunjukkan bahwa rasio jumlah buku per penduduk di Indonesia hanya 0,06. Artinya, satu buku harus dibaca oleh 16 orang. Akses yang terbatas ini menjadi penghambat bagi masyarakat untuk membaca.

Dampak Rendahnya Budaya Literasi

Kurangnya budaya literasi berakibat fatal bagi kemajuan bangsa. Masyarakat yang tidak terbiasa membaca akan kesulitan mengakses informasi dan pengetahuan baru, sehingga tertinggal dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapat menghambat daya saing bangsa di kancah internasional.

  • Keterampilan Literasi Rendah: Hasil tes PISA 2018 menunjukkan bahwa skor literasi membaca siswa Indonesia berada di bawah rata-rata negara OECD. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan literasi siswa Indonesia masih rendah.
  • Kurangnya Keterampilan Berpikir Kritis: Rendahnya budaya literasi dapat menyebabkan kurangnya keterampilan berpikir kritis dan kemampuan menganalisis informasi. Hal ini dapat berakibat pada mudahnya terpapar hoaks dan informasi yang menyesatkan.
  • Kemampuan Kompetitif Terhambat: Di era globalisasi, kemampuan literasi menjadi salah satu faktor penting untuk meningkatkan daya saing bangsa. Rendahnya budaya literasi dapat menghambat kemampuan bangsa Indonesia untuk bersaing di kancah internasional.

Upaya Meningkatkan Budaya Literasi

Meningkatkan budaya literasi membutuhkan upaya kolektif dan berkelanjutan dari berbagai pihak. Berikut beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan:

  1. Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini: Orang tua dan pendidik perlu menanamkan kecintaan membaca pada anak sejak usia dini. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan buku-buku menarik, membacakan cerita sebelum tidur, dan mengajak anak mengunjungi perpustakaan.
  2. Meningkatkan Akses Buku: Pemerintah perlu meningkatkan akses buku bagi seluruh masyarakat, terutama di daerah pelosok. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun perpustakaan umum, mengadakan program keliling perpustakaan, dan mendorong penerbitan buku berkualitas dengan harga terjangkau.
  3. Membuat Program Literasi yang Kreatif: Pemerintah dan komunitas perlu menyelenggarakan program literasi yang menarik dan kreatif untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Contohnya, lomba baca puisi, festival buku, dan diskusi buku.
  4. Menjadikan Membaca sebagai Kebiasaan: Membaca perlu dijadikan kebiasaan sehari-hari. Gunakan waktu luang untuk membaca buku, artikel, atau jurnal online. Ajak keluarga dan teman untuk membaca bersama.
  5. Memaksimalkan Teknologi: Manfaatkan teknologi untuk meningkatkan budaya membaca. Gunakan e-reader, audiobook, dan aplikasi membaca untuk memudahkan akses buku dan informasi.

Peran Pemerintah

Pemerintah memiliki peran krusial dalam meningkatkan budaya literasi. Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah, antara lain:

  • Membangun infrastruktur literasi: Membangun perpustakaan umum di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah pelosok.
  • Meningkatkan anggaran untuk program literasi: Mengalokasikan dana yang memadai untuk program literasi, seperti pengadaan buku, pelatihan pustakawan, dan penyelenggaraan kegiatan literasi.
  • Mengembangkan program literasi digital: Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menjangkau masyarakat luas, seperti melalui e-book, audiobook, dan aplikasi baca online.
  • Menerapkan kebijakan yang mendukung literasi: Menetapkan kebijakan wajib baca untuk anak-anak sekolah dan mewajibkan perusahaan untuk menyediakan akses buku bagi karyawannya.

Negara-Negara Teladan dalam Meningkatkan Budaya Membaca: Inspirasi bagi Indonesia

Membangun budaya membaca yang kuat merupakan kunci kemajuan bangsa. Hal ini dibuktikan oleh negara-negara maju seperti Finlandia, Jepang, dan Korea Selatan yang memiliki budaya literasi tinggi dan tingkat literasi yang mumpuni. Berikut beberapa contoh negara yang bisa dijadikan acuan dalam meningkatkan budaya membaca di Indonesia:

1. Finlandia:

  • Negara dengan Literasi Tertinggi di Dunia: Finlandia menduduki peringkat pertama dalam indeks literasi PISA 2018. Hal ini menunjukkan bahwa budaya membaca di Finlandia sangatlah tinggi.
  • Kebiasaan Membaca Sejak Dini: Di Finlandia, anak-anak sudah dibiasakan membaca sejak usia dini. Orang tua dan pendidik menanamkan kecintaan membaca pada anak melalui berbagai cara, seperti membacakan cerita sebelum tidur, menyediakan buku-buku menarik, dan mengajak anak mengunjungi perpustakaan.
  • Perpustakaan yang Nyaman dan Mudah Diakses: Finlandia memiliki banyak perpustakaan umum yang nyaman dan mudah diakses oleh masyarakat. Perpustakaan ini dilengkapi dengan berbagai koleksi buku, akses internet, dan ruang baca yang nyaman.
  • Pemerintah yang Mendukung: Pemerintah Finlandia berkomitmen untuk meningkatkan budaya literasi di negaranya. Hal ini dibuktikan dengan berbagai kebijakan yang mendukung, seperti program wajib baca untuk anak-anak sekolah, pelatihan pustakawan, dan penyelenggaraan kegiatan literasi.

2. Jepang:

  • Negara dengan Budaya Membaca yang Tinggi: Jepang memiliki budaya membaca yang tinggi. Hal ini terlihat dari banyaknya toko buku dan perpustakaan di Jepang.
  • Membaca sebagai Kebiasaan Sehari-hari: Membaca di Jepang merupakan kebiasaan sehari-hari. Orang Jepang sering menghabiskan waktu luang mereka untuk membaca buku, majalah, atau koran.
  • Kecintaan Membaca Ditanamkan Sejak Dini: Orang tua dan pendidik di Jepang menanamkan kecintaan membaca pada anak sejak usia dini. Hal ini dilakukan dengan berbagai cara, seperti membacakan cerita sebelum tidur, menyediakan buku-buku menarik, dan mengajak anak mengunjungi perpustakaan.
  • Pemerintah yang Mendukung: Pemerintah Jepang juga mendukung budaya literasi di negaranya. Hal ini dibuktikan dengan berbagai kebijakan yang mendukung, seperti program wajib baca untuk anak-anak sekolah, pelatihan pustakawan, dan penyelenggaraan kegiatan literasi.

3. Korea Selatan:

  • Negara dengan Tingkat Literasi yang Tinggi: Korea Selatan memiliki tingkat literasi yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya orang Korea Selatan yang gemar membaca.
  • Membaca sebagai Bagian dari Gaya Hidup: Membaca di Korea Selatan merupakan bagian dari gaya hidup. Orang Korea Selatan sering menghabiskan waktu luang mereka untuk membaca buku, majalah, atau webtoon.
  • Akses Buku yang Mudah: Akses buku di Korea Selatan sangatlah mudah. Terdapat banyak toko buku dan perpustakaan di Korea Selatan. Selain itu, buku-buku juga mudah dibeli secara online.
  • Pemerintah yang Mendukung: Pemerintah Korea Selatan mendukung budaya literasi di negaranya. Hal ini dibuktikan dengan berbagai kebijakan yang mendukung, seperti program wajib baca untuk anak-anak sekolah, pelatihan pustakawan, dan penyelenggaraan kegiatan literasi.

Pelajaran bagi Indonesia

Negara-negara di atas menunjukkan bahwa budaya membaca dapat ditingkatkan melalui berbagai upaya, seperti menumbuhkan minat baca sejak dini, meningkatkan akses buku, dan membuat program literasi yang kreatif. Indonesia dapat belajar dari negara-negara tersebut dan menerapkan strategi yang tepat untuk meningkatkan budaya membaca di negaranya.

Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat dari semua pihak, Indonesia dapat membangun budaya literasi yang mumpuni dan melahirkan generasi yang cerdas, berdaya saing, dan siap membawa bangsa ini menuju masa depan yang gemilang.

Kesimpulan

Budaya literasi merupakan kunci kemajuan bangsa dan menjadi fondasi penting dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Upaya meningkatkan literasi harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan, dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, orang tua, pendidik, hingga generasi muda. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, Indonesia dapat membangun budaya literasi yang mumpuni dan melahirkan generasi yang cerdas, berdaya saing, dan siap membawa bangsa ini menuju masa depan yang gemilang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun