Lahir dan Masa Muda yang Menempa Kepemimpinan
Barnabas Suebu, atau akrab disapa Kakak Bas Suebu, lahir di Sentani, Papua, pada tanggal 29 April 1946. Sejak kecil, kecerdasan dan jiwa kepemimpinannya sudah terlihat. Beliau menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Sentani dan melanjutkan pendidikannya di SMA Advent Doyo Baru. Rasa ingin maju dan membangun tanah kelahirannya mendorong Barnabas Suebu untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Cenderawasih dan meraih gelar Sarjana Hukum (SH).
Pengabdian dan Gebrakan: Membangun Papua dengan Dedikasi dan Inovasi
Barnabas Suebu memulai karirnya sebagai pegawai negeri sipil di pemerintahan Papua. Dedikasi dan kinerjanya yang luar biasa mengantarkannya ke berbagai posisi penting, termasuk Kepala Kantor Wilayah Departemen Sosial Papua dan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua. Puncak pengabdiannya terekam ketika beliau dilantik sebagai Gubernur Papua periode 1988-1993.
Masa kepemimpinannya diwarnai dengan berbagai gebrakan dan kontribusi monumental yang membawa perubahan signifikan bagi masyarakat Papua. Beliau mempelopori program-program inovatif seperti:
- Tunjangan Terpencil PNS, TNI, dan Polri di Papua: Meningkatkan kesejahteraan para pelayan negara di daerah terpencil Papua.
- TURDES: Mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat di pelosok Papua.
- RESPEK: Memulihkan ekonomi dan sosial masyarakat korban konflik Papua.
- GERBANGSADU: Membangun desa secara bersama-sama.
- Gedung Otonom Kotaraja: Membangun gedung perkantoran otonom di Jayapura.
- Jalan Ring Road Hamadi - Sky Line: Mengatasi kemacetan di Jayapura.
Dedikasi Barnabas Suebu tak berhenti di situ. Beliau ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia untuk Meksiko pada tahun 1999. Namun, panggilan untuk membangun Papua membawanya kembali pada tahun 2003. Pada tahun 2006, beliau kembali terpilih sebagai Gubernur Papua periode 2006-2011.
Pengakuan Internasional dan Dedikasi Luar Biasa: Konsep TURKAM Mendunia dan Pengorbanan untuk Papua
Salah satu pencapaian luar biasa Barnabas Suebu adalah konsep TURKAM (Turun ke Masyarakat) ciptaannya yang diadopsi oleh PBB dan diterapkan di negara-negara berkembang di dunia. Konsep ini diakui PBB sebagai strategi efektif dalam melayani masyarakat tertinggal di berbagai penjuru dunia.
Dedikasi luar biasa Barnabas Suebu juga terlihat ketika beliau meninggalkan jabatan Duta Besar Indonesia di Meksiko demi mencalonkan diri kembali sebagai Gubernur Papua pada tahun 2006. Pengorbanan dan kegigihannya menunjukkan komitmennya yang kuat untuk membangun Papua.
Kontroversi dan Penjara: Sisi Kelam dalam Kisah Inspiratif
Pada tahun 2015, Barnabas Suebu dihukum 4,5 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta atas kasus korupsi terkait proyek Detail Engineering Design (DED) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Papua. Hukumannya kemudian diperberat menjadi 8 tahun penjara oleh Mahkamah Agung pada tahun 2016. Beliau menjalani masa hukumannya di Lapas Sukamiskin, Bandung, dan bebas bersyarat pada tanggal 17 Juli 2022.
Kasus ini menjadi catatan kelam dalam perjalanan hidup Barnabas Suebu. Namun, penting untuk diingat bahwa beliau telah menjalani hukumannya dan saat ini telah bebas.
Warisan dan Kontribusi: Sosok Kompleks yang Meninggalkan Jejak Mendalam
Barnabas Suebu merupakan sosok pemimpin yang kompleks dengan sisi inspiratif dan kontroversial. Dedikasi dan karyanya selama memimpin Papua patut dikenang dan diteladani, meskipun masa lalunya diwarnai dengan kasus hukum.
Beliau telah meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah Papua. Kepemimpinannya yang visioner dan inovatif membawa perubahan signifikan bagi masyarakat Papua. Konsep TURKAM-nya menjadi bukti dedikasi dan pemikirannya yang berorientasi pada kemajuan.
Kesimpulan: Inspirasi dan Kontroversi yang Berkelanjutan
Barnabas Suebu adalah salah satu putra terbaik Papua yang telah memberikan kontribusi besar bagi kemajuan tanah kelahirannya. Kisah hidupnya menjadi inspirasi bagi generasi muda Papua untuk terus berjuang dan membangun tanah Papua yang lebih sejahtera dan maju.
Meskipun tercoreng dengan kasus hukum, dedikasi dan karyanya selama memimpin Papua tidak dapat dihapuskan. Beliau tetaplah sosok inspiratif yang telah meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H