Pornpawee masih menyisakan 1 laga kontra PV Sindhu yang di atas kertas tak akan memengaruhi tiketnya menuju babak semifinal. Apapun hasil yang dicapainya ketika berhadapan dengan PV Sindhu, Pornpawee minimal akan menjadi runner up grup B. Namun jika Pornpawee berhasil menang atas Shindu, maka akan makin mengokohkan posisinya di puncak klasmen grup B.
Kemenangan 2 kali beruntun melawan Ratchanok Intanon dan Tai Tzu Ying pasti akan menjadi modal dan membuatnya makin percaya diri ketika berhadapan dengan PV Sindhu. Apalagi pasca ditinggalkan pelatihnya, permainan PV Shindu terlihat tak sebaik sebelumnya.
Satu tiket menuju semifinal tunggal putri akan diperebutkan antara Ratchanok Intanon dan Tai Tzu Ying. Siapapun pemenang di antara keduanya dalam laga nanti, akan mendampingi Pornpawee sebagai wakil grup B di babak semifinal.
Kemungkinan besar, 2 wakil grup A yang akan melaju ke babak semifinal adalah Carolina Marin dan An Se Young, tunggal putri berusia muda asal Korea Selatan. Keduanya akan saling berhadapan di laga pamungkas untuk memastikan diri sebagai juara grup A, Jumat.
Pada pelaksanaan World Tour Finals di tahun-tahun sebelumnya, 4 pemain terbaik dari fase grup akan berlaga di partai semifinal. Biasanya, dua pemain runner up dari grup A dan grup B akan diundi untuk menantang masing-masing juara grup.
Ambisi Pornpawee untuk terus melaju dan memenangkan gelar juara World Tour Finals tentu saja tidak sekadar isapan jempol. Jika terus konsisten dengan bermain baik, bukan tidak mungkin Pornpawee akan mempersembahkan gelar prestisius tunggal putri bagi Thailand jika berhasil mengadang Carolina Marin dan An Se Young.
Thailand memang cukup istimewa di sektor tunggal putri dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya, termasuk Indonesia. Konsistensi negara gajah putih itu untuk melahirkan pemain tunggal putri berbakat perlu diapresiasi.Â
Lantas apa kabar tunggal putri Indonesia? Sepertinya Badminton Lover tanah air sudah sangat rindu mengharapkan pemain tunggal putri Indonesia bersaing di level atas bulutangkis dunia.Â
Padahal, jika bicara sektor tunggal putri di mana kita pernah punya nama besar seperti Susi Susanti, Indonesia jauh lebih dulu memiliki pemain-pemain besar dibandingkan Thailand. Apalagi kita punya Gregoria Mariska Tunjung yang beberapa tahun lalu berhasil menjadi juara dunia sektor tunggal putri di level junior.
Namun kini apa hendak dikata, tampaknya permainan Gregoria dan tunggal-tunggal putri kita belum berkembang dengan baik dan bersaing di level atas. Harus diakui bahwa tunggal-tunggal putri asal Thailand jauh lebih berkembang dibandingkan tunggal-tunggal putri tanah air.
Semoga kejutan yang dihadirkan Pornpawee di World Tour Finals kali ini, serta konsistensi Thailand melahirkan pemain-pemain tunggal putri kelas dunia, menjadi motivasi kuat bagi tim tunggal putri Indonesia untuk menunjukkan kelasnya di level dunia.