Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Burung Unta yang Membenamkan Kepalanya

7 Januari 2021   23:19 Diperbarui: 7 Januari 2021   23:24 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita Fabel Si Uun, Burung Unta yang Bijaksana dan Si Uus, Rusa yang Cekatan.

Di sebuah padang rumput yang luas, hiduplah dua sahabat. Uun, burung unta si pelari cepat dan Uus si rusa bertanduk indah.

Dua sahabat ini tak lagi punya kerabat. Burung unta kerap diburu oleh para pemburu liar untuk dimakan dagingnya. Telurnya yang besar hingga mencapai bobot 2 kilogram juga banyak diincar sebagai makanan yang lezat.

Demikian pula keluarga rusa yang kerap diburu karena dagingnya yang sedap dimakan. Pun tanduknya yang menawan, selalu diincar oleh para pemburu liar.

"Un", sapa si Uus memulai percakapan dengan burung unta sahabatnya. "Betapa beruntungnya engkau karena punya badan yang tinggi besar, kaki yang kokoh panjang, serta mata yang amat besar".

"Pastilah itu semua membuatmu aman saat ada pemburu yang datang. Engkau bisa lari dengan sekencang-kencangnya, atau jika dalam keadaan terpaksa, kaki mu yang kokoh bisa kau gunakan untuk menyerang para pemburu", lanjut Uus si rusa.

"Aku memang memiliki tubuh yang besar dan kaki yang panjang untuk berlari cepat, tapi tahukah kamu jika mataku yang besar ini memiliki kemampuan melihat yang sangat terbatas", jawab Uun kepada Uus sahabatnya.

"Jika matamu bisa melihat dari jauh arah datangnya bahaya, aku hanya mengandalkan telingaku untuk mendeteksi gelombang suara agar bisa mengetahui arah dan jarak bahaya yang akan muncul", lanjut Uun.

Rusa adalah hewan yang istimewa. Ia memiliki mata yang berada di sisi kepala, sehingga mereka memiliki pandangan 310 derajat.

Selain itu, rusa juga memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mencium bau. Mereka bisa mencium sesuatu dari jarak yang jauh, sehingga kemampuan ini bisa digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan untuk mendeteksi sumber bahaya yang mungkin muncul.

"Beberapa waktu lalu, saat kita sedang menghadapi pemburu liar, aku melihatmu menyembunyikan kepalamu ke dalam pasir dan tidak segera berlari kencang bersamaku. Bukankah yang engkau lakukan itu akan membahayakan dirimu jika si pemburu segera datang mendekat?", tanya Uus kepada Uun.

"Begitulah caraku mendeteksi arah dan jarak si pemburu. Dengan membenamkan kepala ke dalam pasir, aku dapat mendeteksi bahaya lebih tepat melalui gelombang suara yang merambat di pasir sehingga aku tahu ke arah mana aku harus berlari", jawab Uun.

"Oh begitu. Masing-masing kita memang telah diberikan keunikan masing-masing oleh sang pencipta ya, Un. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing, kita bisa bertahan hidup dan terhindar dari bahaya yang mengancam", tambah Uus.

Tiba-tiba, dari kejauhan terdengar langkah kaki para pemburu. Dengan cekatan, mata Rusa tertuju pada arah sumber bahaya itu.

"Lari Un!", teriak Uus mengajak sahabatnya menghindar arah datangnya bahaya. Dengan kakinya yang lincah, Uus si rusa berlari sekencang-kencangnya menjauh dari para pemburu liar.

Mendengar teriakan Uus sahabatnya, Uun segera bermanuver dengan membenamkan kepalanya ke dalam pasir. Setelah beberapa detik, ia dapat mendeteksi arah dan jarak sumber bahaya dan segera berlari dengan kecepatan tinggi menyusul Uus sahabatnya.

Demikianlah kedua sabahat itu selalu aman, bisa menghindari bahaya dengan caranya masing-masing. Mereka tahu benar apa kelebihan dan kekurangannya, dan tahu bagaimana menyikapinya untuk tetap bertahan dan terus hidup bersama berdampingan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun