Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Natal 2020, Kelahiran Sang Imanuel dan Kisah yang Belum Usai

25 Desember 2020   16:47 Diperbarui: 25 Desember 2020   17:10 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perayaan Natal kali ini memang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, mulai memasuki bulan desember umat kristen dimana pun ramai-ramai hadir di gereja untuk merayakan natal bersama-sama.

Namun kali ini, di gereja kami HKBP Rajawali Pekanbaru, tidak ada perayaan natal kategorial termasuk natal sekolah minggu di gedung gereja. Perayaan natal sekolah minggu tahun ini dilakukan secara virtual melalui live streaming Youtube.

Pun demikian perayaan natal di komunitas kami di Perkantas Riau, natal juga dilaksanakan secara virtual melalui Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung melalui live streaming Youtube.

Namun demikian, perayaan natal Perkantas Riau tahun ini memberikan kesan tersendiri bagi kami semua. Para sahabat-sahabat yang telah pindah domisili di kota lain, kali ini justru bisa bergabung turut merayakan natal bersama secara virtual. Sejenak lepas kangen dengan saling bertegur sapa pun terjadi, saling bernostaligia dengan memori kebersamaan masa lalu saat melayani bersama di kota Pekanbaru.

Selain itu, natal virtual kali ini juga memberikan kesempatan kami bisa mendengarkan khotbah dari Amang Pdt Mangapul Sagala. Jika natal kali ini dilakukan secara offline, tentu akan sangat sulit untuk menghadirkan beliau yang tinggal di Jakarta dengan berbagai kesibukan pelayanan termasuk sebagai pimpinan di salah satu Sekolah Tinggi Teologi.

Meski ibadah gereja secara offline telah dilakukan di sejumlah gereja di Pekanbaru, termasuk di gereja kami di HKBP Rajawali, saya dan keluarga memang tetap memilih untuk beribadah dari rumah. Alasan ibu yang sudah lanjut usia dan anak yang masih usia balita, membuat kami melaksanakan ibadah online setiap minggu.

Termasuk malam tadi pada perayaan malam natal 2020. Kami memilih untuk tetap menjalankan ibadah malam natal dari rumah melalui siaran langsung dari Youtube gereja.

Namun pagi ini (25/12/2020), saya dan isteri memutuskan untuk mengikuti ibadah secara langsung di gedung gereja. Keputusan ini kami lakukan karena keluarga adik saya sudah ada di Pekanbaru, sehingga ibu dan anak bisa dititipkan bersama mereka di rumah.

Seperti biasanya, dalam ibadah natal 25 Desember di gereja, selalu diadakan pelayanan perjamuan kudus, makan roti dan minum anggur sebagai bentuk simbolik persekutuan umat dengan tubuh dan darah Kristus yang tercurah di bukit golgota demi menebus manusia dari dosa-dosa.

Perjamuan Kudus dengan menerapkan protokol kesehatan | dokpri
Perjamuan Kudus dengan menerapkan protokol kesehatan | dokpri

Tentu saja pelayanan perjamuan kudus ini dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik. Gelas anggur yang digunakan untuk perjamuan kudus adalah personal, tidak dipakai secara bergantian antar jemaat dan langsung dibuang setelah digunakan.

Saat masuk ke lingkungan gereja, tim Kepolisian berjaga-jaga di sekitar parkiran untuk memastikan keamanan di sekitar lingkungan gereja dan selama ibadah natal berlangsung. Panitia gereja memastikan jemaat yang hadir untuk tetap menggunakan masker.

Sebelum masuk ke gereja, dilakukan pengukuran suhu dengan thermogun oleh petugas gereja dan jemaat diminta untuk mencuci tangan di kran cuci tangan yang di sediakan di depan pintu masuk.

Kran cuci tangan di depan gereja | dokpri
Kran cuci tangan di depan gereja | dokpri

Tempat duduk telah diberi jarak kira-kira 1 meter antara satu jemaat dengan jemaat lainnya. Pembatasan kursi di dalam gedung kemudian diantisipasi dengan membuat tenda di luar gedung demi mengakomodir besarnya kehadiran jemaat. Ibadah natal pun dilaksanakan dalam 5 kali yaitu pukul 06.00, 08.00, 10.00, 11.30 dan 17.00 WIB.

Di bagian luar gedung gereja juga, tepatnya sebelum pintu masuk, juga dipasang spanduk besar yang berisi Surat Edaran dari Pemerintah Kota Pekanbaru terkait pelaksanaan ibadah natal di gereja. Saya memperhatikan, seluruh aturan yang disarankan oleh pemerintah, telah dilaksanakan pengurus gereja dengan sebaik-baiknya.

Poster edaran dari Pemkot Pekanbaru | dokpri
Poster edaran dari Pemkot Pekanbaru | dokpri

Acara ibadah dilaksanakan seperti liturgi pada umumnya secara lengkap. Untuk membatasi durasi ibadah, lagu-lagu pujian dinyanyikan satu kali atau satu ayat saja, yang biasanya dinyanyikan hingga beberapa ayat.

Juga tidak ada ditampilkan paduan suara dari kategorial. Khotbah pun disajikan lebih ringkas agar durasi ibadah tidak lebih dari 1 jam 15 menit sesuai aturan yang ditetapkan.

Dalam khotbah yang disampaikan, Pendeta mengingatkan soal pandemi covid-19 yang masih berlangsung dan sikap disiplin yang tetap harus dijalankan warga gereja. Natal yang merupakan perayaan kelahiran Yesus sebagai Juru Selamat dimaknai sebagai kehadiran Allah di tengah-tengah dunia.

Kehadiran Yesus lebih dari 2000 tahun lalu di Betlehem, merupakan perwujudan janji Allah untuk memberikan keselamatan akibat dosa-dosa dang pelanggaran yang dilakukan manusia di hadapan Allah. Dosa dan pelanggaran digambarkan sebagai kegelapan dan kesulitan bagi manusia.

Kelahiran Yesus di masa lampau sesungguhnya kisah yang belum usai hingga kini. Kesulitan manusia kini berganti bentuk dan rupa ketika virus corona hadir di tengah dunia. Melalui kelahiran Sang Imanuel, Natal menyadarkan kita bahwa Allah juga hadir bagi kita dalam kesulitan-kesulitan kita saat ini.

Saya merenungkan, bahwa kelahiran Sang Imanuel sebagai bentuh perwujudan kehadiran Allah bagi manusia, harus menjadi teladan bagi setiap umat kristen saat ini. Kita harus bisa menjadi representasi kehadiran Allah saat ini, dengan menebarkan kasih Allah di tengah dunia yang sedang kesulitan akibat pandemi covid-19.

Hal yang paling sederhana dapat kita lakukan sebagai umat kristen, tentu saja taat mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan. Dengan demikian kita berkontribusi memutus rantai penyebaran virus corona dan membantu pemerintah untuk segera mengatasi pandemi covid-19 yang berlangsung.

Selain itu, sebagai umat kristen, kita juga diminta hadir untuk menjadi berkat di tengah dunia. Menolong mereka yang kesulitan dan merawat mereka yang terbaring lemah karena virus corona yang menginveksi tubuh.

Semoga perayaan Natal 2020 ini dapat dimaknai dengan baik oleh semua umat kristen dimana pun juga, dan tidak mengurangi sukacita kita untuk merayakan Natal yang membawa damai sejahtera. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun