Tentu saja pelayanan perjamuan kudus ini dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik. Gelas anggur yang digunakan untuk perjamuan kudus adalah personal, tidak dipakai secara bergantian antar jemaat dan langsung dibuang setelah digunakan.
Saat masuk ke lingkungan gereja, tim Kepolisian berjaga-jaga di sekitar parkiran untuk memastikan keamanan di sekitar lingkungan gereja dan selama ibadah natal berlangsung. Panitia gereja memastikan jemaat yang hadir untuk tetap menggunakan masker.
Sebelum masuk ke gereja, dilakukan pengukuran suhu dengan thermogun oleh petugas gereja dan jemaat diminta untuk mencuci tangan di kran cuci tangan yang di sediakan di depan pintu masuk.
Tempat duduk telah diberi jarak kira-kira 1 meter antara satu jemaat dengan jemaat lainnya. Pembatasan kursi di dalam gedung kemudian diantisipasi dengan membuat tenda di luar gedung demi mengakomodir besarnya kehadiran jemaat. Ibadah natal pun dilaksanakan dalam 5 kali yaitu pukul 06.00, 08.00, 10.00, 11.30 dan 17.00 WIB.
Di bagian luar gedung gereja juga, tepatnya sebelum pintu masuk, juga dipasang spanduk besar yang berisi Surat Edaran dari Pemerintah Kota Pekanbaru terkait pelaksanaan ibadah natal di gereja. Saya memperhatikan, seluruh aturan yang disarankan oleh pemerintah, telah dilaksanakan pengurus gereja dengan sebaik-baiknya.
Acara ibadah dilaksanakan seperti liturgi pada umumnya secara lengkap. Untuk membatasi durasi ibadah, lagu-lagu pujian dinyanyikan satu kali atau satu ayat saja, yang biasanya dinyanyikan hingga beberapa ayat.
Juga tidak ada ditampilkan paduan suara dari kategorial. Khotbah pun disajikan lebih ringkas agar durasi ibadah tidak lebih dari 1 jam 15 menit sesuai aturan yang ditetapkan.
Dalam khotbah yang disampaikan, Pendeta mengingatkan soal pandemi covid-19 yang masih berlangsung dan sikap disiplin yang tetap harus dijalankan warga gereja. Natal yang merupakan perayaan kelahiran Yesus sebagai Juru Selamat dimaknai sebagai kehadiran Allah di tengah-tengah dunia.
Kehadiran Yesus lebih dari 2000 tahun lalu di Betlehem, merupakan perwujudan janji Allah untuk memberikan keselamatan akibat dosa-dosa dang pelanggaran yang dilakukan manusia di hadapan Allah. Dosa dan pelanggaran digambarkan sebagai kegelapan dan kesulitan bagi manusia.