Negara memang menjamin semua warga negara untuk bebas berpendapat. Namun bukan berarti kita bebas mengumbar soal pilihan politik ke ranah publik.
Bagaimana pun, perbedaan pilihan politik dapat membuat kita memberikan pelayanan yang berbeda-beda kepada masyarakat, khususnya bagi mereka yang tidak satu gagasan.
Saya sangat menyayangkan seorang guru atau dosen ASN yang senang mengumbar soal pilihan politiknya di depan kelas saat mengajar. Tidak semua anak-anak yang kita layani di kelas punya pemikiran yang serupa.
Bagi mereka yang tidak satu pandangan, tentu akan merasa kecil hati dan mungkin saja berpandangan negatif dengan kita. Alih-alih akan mengagumi sosok gurunya atau dosennya yang memberikan inspirasi, justru ada benih-benih kebencian yang muncul akibat sikap tak berhikmad yang kita lakukan.
Negeri kita ini penuh dengan keberagaman. Di satu sisi, keberagaman itu adalah kekayaan, namun jika tidak dikelola dengan baik akan memicu sumber konflik. Sejarah telah banyak membuktikan, sedikit pemicu yang terjadi akan menyulut keretakan berbangsa dan bernegara.
Termasuk soal isu-isu terkait pandemi Covid-19. Tugas ASN dan Korpri adalah menetralisir berita hoaks yang berkembang, bukan sebaliknya justru memperkeruh suasana dengan turut menyebarkan berita yang tak dapat dipertanggungjawabkan.
Sebagai bagian dari pelayan bangsa, tugas dan tanggung jawab kita adalah mempersatukan bangsa. Memberikan kesejukan di tengah situasi yang hangat dan memberikan kedamaian di tengah situasi konflik yang terjadi.
Ingatlah, karena negara ini ada dan berdiri, maka kita terpanggil untuk menjadi pelayannya sebagai bagian dari Korpri. Karena itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita berkontribusi, melayani dan mempersatukan bangsa, terutama di saat bangsa ini sedang berjuang melawan pandemi Covid-19.
Selamat hari ulang tahun Korpri ke-49!
Jayalah selalu NKRI!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H