Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

3 Langkah Sederhana Membuat Video Pembelajaran bagi Guru

4 Oktober 2020   16:53 Diperbarui: 27 Mei 2021   09:08 11985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3 Langkah membuat video pembelajaran. | Ilustrasi Diolah Pribadi

Video Pembelajaran merupakan media pembelajaran yang mengkombinasikan visual dan audio untuk menyampaikan pesan-pesan pembelajaran baik berupa konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan.

Video Pembelajaran sering digunakan guru untuk membantu peserta didik memahami materi pembelajaran, memperjelas dan mempermudah penyampaian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.

Setiap orang dapat belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan indranya dalam mengolah informasi yang didapat. Beberapa orang bisa belajar dengan baik melalui kegiatan literasi membaca buku. Beberapa yang lain lagi bisa belajar dengan lebih baik dari media berupa gambar dan suara.

Dalam masa pembelajaran daring saat ini, video pembelajaran menjadi pilihan baik untuk mengatasi keterbatasan waktu dan ruang. Melalui video pembelajaran yang dibuat guru, peserta didik seolah-olah merasakan kehadiran guru walaupun secara virtual.

Video pembelajaran dipilih karena keunggulan karakteristiknya yaitu adanya kejelasan pesan dan mudah digunakan secara individual. Inilah yang membuat akhir-akhir ini banyak guru menjadi YouTuber dadakan dengan mengisi konten video pembelajaran.

Ilustrasi Diolah Pribadi
Ilustrasi Diolah Pribadi
Pada dasarnya, ada 3 langkah utama dalam membuat video pembelajaran, yaitu menulis naskah, melakukan rekaman dan editing video. Tentu saja ketiga langkah ini terkait keterampilan dan pembiasaan, makin sering kita membuat video pembelajaran, maka video yang dihasilkan akan makin baik.

Baca juga: Inovasi Guru Saat Pandemi dengan Membuat Video Pembelajaran

#1 Menulis Naskah Video Pembelajaran
Pengembangan konten media video pembelajaran sudah selayaknya diawali dengan penyusunan naskah. Naskah adalah tahapan rancangan atau pedoman dalam pengembangan konten media video pembelajaran, berisi urutan visual adegan, materi pembelajaran, serta kombinasi audio narasi, music, dan sound effect.   

Membuat naskah video pembelajaran diawali dengan mengidentifikasi siapa sasaran dan topik apa yang akan diangkat, kemudian menuliskan garis besar naskah ke dalam sebuah sinopsis dengan menguraikan alurnya secara terperinci.

Langkah pertama untuk menyusun naskah video pembelajaran adalah melakukan analisa kurikulum. Kegiatan ini dilakukan untuk menjabarkan Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai menjadi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang lebih terukur.

Selanjutnya, IPK yang telah disusun dikembangkan menjadi Tujuan Pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik. Tujuan Pembelajaran inilah yang kemudian dikembangkan menjadi materi pembelajaran yang akan menjadi sinopsis video pembelajaran.

Sinopsis merupakan ringkasan cerita yang diperlukan untuk memberikan gambaran secara ringkas dan padat tentang topik atau materi yang disampaikan secara keseluruhan dalam naskah video pembelajaran.

Dari sinopsis yang telah dibuat, selanjutnya dirancang skrip video yang merupakan uraian alur penyajian sebuah naskah video pembelajaran. Dengan sinopsis dan skrip inilah kita dapat mulai menulis naskah video pembelajaran.

Ilustrasi Diolah Pribadi
Ilustrasi Diolah Pribadi
Naskah video pembelajaran dapat disajikan dengan membuat tabel minimal tiga kolom berisi penjelasan visual dan audio yang akan ditampilkan. Kolom virual bisa berupa gambar, animasi atau cuplikan rekaman video. Sedangkan audio bisa berisi rekaman suara atau narasi, serta kombinasi musik dan sound effect.

Di atas tabel naskah, perlu juga dibuat identitas video pembelajaran. Minimal identitas video ini berisi judul, tujuan pembelajaran, materi pokok materi, penulis naskah dan durasi video yang akan dibuat.

Naskah video pembelajaran dapat dibagi menjadi 3 kegiatan utama, yaitu kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup, sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun.

Pada kegiatan pembuka, dapat berisi judul video pembelajaran yang dilengkapi identitas penyaji serta visualisasi awal yang menggambarkan keseluruhan video. Di bagian audio, dapat ditambahkan musik dan narasi pembuka yang menarik.

Baca juga: Video Pembelajaran sebagai Pendukung Proses Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid -19

Pada kegiatan inti, disajikan urutan materi pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran yang telah disusun. Urutan kegiatan inti harus dibuat terperinci, untuk memudahkan proses rekaman.

Narasi setiap rincian materi kegiatan dituliskan dalam kalimat yang jelas sesuai dengan kaidah penulisan EYD yang baik dan benar. Sebelum proses rekaman, perlu dilakukan latihan pengucapan narasi agar menghasilkan intonasi yang baik dan artikulasi yang jelas.

Kegiatan latihan ini dapat dilakukan di depan cermin, untuk menemukan mimik wajah yang tepat depan menarik.

Pada kegiatan penutup, dapat dituliskan naskah berupa kesimpulan dari video pembelajaran yang telah disajikan. Karena merupakan skrip akhir dari video, perlu dituliskan naskah terkait rekaman visual yang akan diambil dan narasi salam penutup yang akan disampaikan.

#2 Proses Rekaman Video
Idealnya, dalam proses rekaman diperlukan peralatan-peralatan seperti kamera, mic condenser atau audio recorder, tripod untuk meletakkan kamera agar tidak goyang, serta lighting untuk pencahayaan.

Untuk proses rekaman ini, guru dapat dibantu oleh seorang rekan yang akan menolong mengoperasikan peralatan rekaman yang akan digunakan. Jika proses ini akan dilakukan sendiri oleh guru, maka butuh effort tinggi untuk konsentrasi pada hal teknis pengoperasian peralatan dan perekaman video serta penyampaian narasi.

Saat ini, dengan menggunakan smartphone berkemampuan tinggi, proses rekaman ini dapat dilakukan tanpa harus menyediakan kamera dan voice recorder. Namun tentu saja, hasil pengambilan gambar dan rekaman audio dengan menggunakan smartphone tidak akan sebaik dengan peralatan-peralatan tadi.

Ilustrasi Diolah Pribadi
Ilustrasi Diolah Pribadi
Selain menggunakan peralatan-peralatan tadi, saat ini sebenarnya telah tersedia berbagai software rekam layar seperti Filmora dan Bandicam. Proses rekaman dengan teknik rekam layar ini akan jauh lebih mudah karena materi pembelajaran telah disajikan secara tertulis melalui slide powerpoint.

Jika menggunkan metode rekam layar ini, kualitas kamera laptop harus cukup baik. Untuk menyiasati kualitas rekaman suara dapat dibantu dengan mikropon headset yang baik atau dapat juga dengan mic condenser.

#3 Proses Editing Video
Proses Editing Video adalah proses memadukan penggalan-penggalan rekaman video dan audio menjadi satu kesatuan video yang utuh. Proses editing ini juga dilakukan untuk menambahkan gambar, animasi maupun teks keterangan yang disebut dengan caption.

Untuk melakukan proses editing video harus menggunakan aplikasi atau software video editor. Beberapa software yang dapat digunakan di antaranya adalah Movie Maker, Kinemaster, VideoPad, Filmora, dan lain sebagainya.

Ilustrasi Diolah Pribadi
Ilustrasi Diolah Pribadi
Aplikasi atau Software video editor ini dapat diperoleh secara gratis. Namun biasanya, software versi gratisan ini menampilkan watermark dari nama software yang digunakan.

Dari aspek estetika, munculnya watermark ini tentu akan sedikit mengganggu. Karenanya, beberapa orang memilih untuk mendapatkan versi berbayar untuk menghasilkan video tanpa watermark. Atau jika bisa sedikit kreatif, watermark ini dapat diakali dengan beberapa cara, namun tidak etis jika saya sampaikan melalui tulisan ini.

Penyajian caption harus jelas sesuai dengan kaidah penulisan yang benar. Caption berupa teks ini akan makin melengkapi dan memperkuat dalam penyampaian pesan-pesan pembelajaran dari gambar dan suara. Dengan demikian, akan dihasilkan kombinasi video yang lengkap berupa video, audio dan teks.

Baca juga: Teknologi Vs Guru, Apakah Teknologi Dapat Menggantikan Peran Guru?

Kualitas sajian video juga tergantung kreatifitas guru sebagai editornya. Proses editing yang baik akan menghasilkan kesatuan video yang sangat menarik namun tidak mengabaikan fungsinya dalam penyampaian pesan pembelajaran.

Jika kemampuan guru dalam melakukan editing ini dirasa belum cukup, proses ini bisa dibantu oleh seorang editor yang lebih profesional. Hanya saja, guru perlu sedikit merogoh kantong untuk keperluan bantuan ini.

Bagi saya, tidak ada salahnya untuk mencoba. Tentu saja tidak serta merta akan dihasilkan video yang sangat memuaskan. Namun dari proses belajar ini, guru akan mengalami proses pembelajan agar lebih baik di kemudian hari.

Selanjutnya, jika diperlukan, hasil kemasan akhir video pembelajaran yang telah melalui proses editing, dapat di unggah pada channel YouTube milik guru. Dengan mengunggah ke YouTube sebenarnya akan memudahkan pengiriman video ke peserta didik hanya melalui link video YouTube.

Pengiriman dengan menggunakan link YouTube ini akan lebih efisien karena biasanya video akhir akan membutuhkan kapasitas penyimpanan yang besar. Mengirim langsung video kepada peserta didik tentu akan membutuhkan ruang penyimpanan file yang besar.

Demikian 3 langkah utama dan beberapa tips yang bisa saya berikan. Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menjadi saran dan masukan bagi rekan-rekan guru yang akan membuat video pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun