Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cuti Bersama dan Larangan Keluar Kota, Apa yang Bisa Dilakukan?

20 Agustus 2020   15:32 Diperbarui: 20 Agustus 2020   15:35 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion Utama Riau | Dokpri

Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, hari Jumat esok (21/8/2020) ditetapkan sebagai cuti bersama Tahun Baru Islam 1442 Hijriyah.

Keputusan ini ditetapkan sehubungan dengan adanya kebijakan pemerintah dalam rangka pencegahan dan penanganan penyebaran Covid-19 berupa pelarangan mudik Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah lalu sehingga perlu menetapkan perubahan hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2020.

Seyogyanya, cuti bersama kali ini terbilang cukup panjang. Dimulai hari kamis (20/8/2020) yang bertepatan dengan libur Tahun Baru Islam 2020, ditambah cuti bersama esok jumat, dan tentu saja berlanjut hari off kerja sabtu dan minggu, libur akhir pekan ini tentu sangat sayang dilewatkan begitu saja.

Sebagian besar teman-teman kantor cukup antusias menyambut libur panjang ini dengan rencana jalan-jalan keluar kota bersama keluarga. Ini memang cukup masuk akal untuk dilakukan, mengingat pemberlakuan PSBB selama ini telah memaksa banyak kita harus berdiam di rumah saja. Ditambah lagi pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) telah membuat anak-anak merasakan kebosanan.

Namun rencana berpesiar keluar kota ini harus segera dihapus, paling tidak untuk kami se keluarga sehubungan Surat Edaran yang dikeluarkan Walikota Pekanbaru. SE Nomor 293 tahun 2020 ini berisi tentang larangan bepergian keluar kota dalam rangka pencegahan dan pengendalian Covid-19 di kota Pekanbaru.

Saat ini, kasus warga kota Pekanbaru yang terkonfirmasi virus Covid-19 terus meningkat. Wilayah kota Pekanbaru pun kembali ditetapkan masuk zona merah.

Respon beragam muncul di tengah masyarakat. Sebagian tidak merasa perlu untuk mengindahkan larangan Walikota tersebut karena merasa telah cukup sabar menahan diri tidak kemana-mana selama ini.

Sebagian lain, terutama ASN cukup was-was perihal larangan ini. Namun karena keinginan jalan-jalan keluar kota mungkin tak terbendung lagi, pergi diam-diam pun jadi pilihan.

Saya sendiri memilih untuk tidak kemana-mana. Selain belajar untuk menjadi warga yang taat pada imbauan pemerintah, ada beban khusus sebagai seorang ASN. Jika sebagai seorang ASN saya tidak belajar untuk menghormati keputusan pemerintah, bagaimana mungkin bisa menjadi panutan bagi masyarakat awam.

Selain itu, saya sendiri memang masih mengkuatirkan tingkat penularan virus Covid-19. Berada di luar kota yang tidak saya kenal persis situasi dan kondisinya, bukan tidak mungkin beresiko pada penularan virus corona bagi saya dan keluarga. Di tambah lagi hari senin saat masuk kantor, alangkah bersalahnya jika saya justru membawa virus dan menularkannya pada rekan-rekan kantor lainnya.

Namun tentu saja setiap orang punya pandangan berbeda. Pada dasarnya jika keberanian untuk tetap bepergian keluar kota dibarengi dengan keyakinan tetap mematuhi protokoler kesehatan yang berlaku, khususnya saat berada di fasilitas umum, maka tidak ada yang bisa melarang hak setiap orang untuk menikmati rekreasi.

Apalagi sebagaian besar tempat wisata saat ini telah dibuka kembali. Pemerintah pun terus mendorong pertumbuhan ekonomi lewat sektor pariwisata dan penerbangan meski baru untuk turis domestik.

Penerapan protokol kesehatan yang ketat dan tingkat partisipatif yang baik pula dari masyarakat yang berlibur, diharapkan dapat mencegah penyebaran Covid-19 di lokasi wisata. Seluruh stakeholder baik pengunjung, pemilik usaha di lokasi wisata, penyedia jasa, dan lain-lain harus sama-sama saling menjaga agar hasrat berwisata tak berujung munculnya klaster baru dari tempat wisata.

Kembali ke soal cuti bersama dan larangan bepergian keluar kota tadi, memang akan sangat disayangkan jika libur panjang ini tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk rekreasi keluarga terutama bagi yang memilih untuk tetap di dalam kota.

Empat hari libur ini, saya dan keluarga pun mencoba menemukan aktivitas menarik yang dapat kami lakukan bersama untuk mengisi momen cuti bersama ini. Pilihan pertama adalah melakukan kegiatan bersepeda bersama.

Akhir-akhir ini, kegiatan bersepeda memang telah menjadi tren baru. Banyak masyarakat menjadikan bersepeda sebagai hobi baru. Beberapa titik di kota pekanbaru kerap diramaikan oleh masyarakat dengan aktivitas bersepeda. Salah satunya spot yang cukup favorit adalah kawasan Stadion Utama Riau.

Dulunya, Stadion Utama Riau merupakan tempat pembukaan PON 2012 Riau. Namun setelah pelaksanaan PON tersebut, stadion yang cukup megah ini hampir terlantar, tak pernah lagi digunakan untuk even apapun.

Stadion Utama Riau | Dokpri
Stadion Utama Riau | Dokpri

Kawasan Stadion Utama Riau ini bisa terbilang sangat besar. Terletak di kawasan kecamatan Tampan yang tak jauh dari Universitas Riau, kawasan ini terbilang masih asri dengan lebatnya pepohonan di sekitar stadion. Sehingga pilihan untuk bersepeda di kawasan ini akan menjadi kegiatan yang sangat mengasikkan.

Beberapa waktu lalu, saat pertama kali mengajak putri kami bersepeda kesana, ia pun terlihat sangat senang sekali. Jalan utama masuk ke kawasan stadion memang ditutup, sehingga mobil harus diparkirkan di pinggir jalan utama.

Dari gerbang utama menuju titik sentral stadion kira-kira dibutuhkan 2 km perjalanan jauhnya. Kondisi jalan yang masih sangat bagus dan tidak ada berseliweran kendaraan bermotor, membuat putri kami kegirangan mengayuhkan pedal sepedanya sebebas-bebasnya.

Bersama seorang teman yang hampir seumuran dengannya, mereka berdua bak berlomba-lomba mengayuhkan sepeda masing-masing sekencang-kencangnya. Karena situasi disana saya nilai cukup aman, saya pun membiarkan mereka menikmati euforia bersepeda sambil mengawasinya dari jauh.

Di lokasi utama stadion, ternyata sudah banyak masyarakat yang bersepeda bersama mengelilingi gedung utama stadion yang megah itu. Wah, ternyata kami terlalu banyak mengurung diri di rumah saja selama ini, sehingga seolah-olah kamipun merasa paling ketinggalan menemukan surga bersepeda disana.

Pilihan kedua adalah menikmati layangan di langit pekanbaru. Awalnya kami hanya bermain layangan di kompleks perumahan. Ternyata, tak jauh dari lokasi kompleks, hanya beradius tak sampai 1 km, ada lapangan hijau terbuka yang telah berubah menjadi tempat bermain layang-layang.

Menikmati Layangan | Dokpri
Menikmati Layangan | Dokpri

Saat pertama kali kesana, terlihat tidak lebih 10 orang yang bermain layang. Namun belakangan ini jumlahnya meningkat sangat tajam. Tanah lapang yang kira-kira seluas 2 kali lapangan sepakbola itu pun berubah menjadi tempat yang penuh sesah. Kini tak kurang dari 20 layang-layang dimainkan setiap hari disana.

Layang-layang yang diterbangkan pun cukup beragam. Mulai dari yang berukuran kecil hingga lebarnya hampir 2 meter. Warna-warni dan bentuk yang beragam turut memberikan daya tarik tersendiri, sehingga anak saya pun betah berlama-lama disana menyaksikan layang-layang yang menghiasi langit.

Pernah suatu kali kami disana hingga langit telah gelap. Ia masih enggan diajak pulang karena masih ada beberapa orang yang belum menurunkan layangannya. Ternyata layang-layang itu dilengkapi dengan lampu warna-warni. Sehingga pemandangan langit yang mulai gelappun terlihat makin indah karena lampu-lampu kecil dari layang-layang tersebut.

Pilihan ketiga yang akan kami lakukan untuk mengisi libur panjang ini adalah berkebun di halaman rumah yang tak seberapa itu, hahaha .... Bukan berkebun sih, tepatnya bongkar-bongkar pot bunga.

Menanam Bunga | Dokpri
Menanam Bunga | Dokpri

Aktivitas berkotor-kotor ini adalah hal yang cukup asyik dilakukan bersama keluarga. Saya sendiri memang sangat senang melakukannya.

Kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, membuat perhatian pada hobi berkebun ini cukup terabaikan. Apalagi sekarang, menanam bunga serta mengoleksi berbagai jenis bunga seolah telah menjadi tren baru di tengah masyarakat.

Bukan tidak beralasan, kehadiran bunga-bunga dengan berbagai bentuk dan rupa, serta warna warni yang menarik akan membuat suasana rumah khususnya teras rumah menjadi lebih indah. Bersantai disana menikmati bunga-bunga yang sedap dipandang dengan ditemani secangkir kopi hangat akan membuat kepuasan tersendiri.

Rekreasi memang tidak selamanya harus dilakukan dengan keluar kota. Bersepeda bersama, menikmati langit-langit yang dipenuhi beragam layang-layang, serta bersantai di teras rumah yang asri, jika diatur sedemikian rupa akan menjadi pilihan menarik untuk mengisi libur panjang ini dan tetap mematuhi aturan dan larangan pemerintah.

Yang perlu diingat, jangan karena keinginan yang tak terbendung untuk keluar kota, justru akan mengorbankan kesehatan keluarga.

Selamat berlibur bersama keluarga! Jangan lupa tetap jaga kesehatan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun