Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Penjual Pot Pinggir Jalan, Meraup Rezeki dari Tren "Menanam Bunga"

14 Agustus 2020   22:29 Diperbarui: 15 Agustus 2020   09:23 1906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penjual Pot di Jalan Kaharuddin Nst Pekanbaru | Dokpri

Belakangan ini, lini masa Medsos banyak dibanjiri dengan postingan foto berbagai macam bunga hias dan pernak-perniknya. Bak kontes virtual 'menanam bunga', masing-masing warga dumay berlomba-lomba unjuk keindahan bunga-bunga hasil tanamannya dalam bingkai potret kamera.

Sepertinya, banyak orang kini punya hobi baru 'menanam bunga', kemungkinan karena banyak di rumah saja dalam masa pandemi ini. Beberapa waktu lalu pun, kompasiana memang sempat mengangkat topik pilihan 'hobi baru' karena pemberlakuan work from home.

Bunga yang dipamerkan dalam beranda facebook dan instagram ini pun cukup beragam. Mulai dari yang harganya fantastis karena dihitung per lembar daun, hingga bunga-bunga kampung yang dulu banyak dibiarkan menyemak.

Aglaonema | dokpri
Aglaonema | dokpri
Salah satu bunga yang cukup banyak berseliweran adalah jenis aglaonema. Bunga jenis ini memang tidak hanya sedang tren saat ini saja, sudah lama bunga ini menjadi pilihan banyak orang untuk menghiasi teras-teras rumah.

Aglaonema dulunya lebih banyak di kenal dengan nama Sri Rezeki. Tanaman hias ini termasuk dalam keluarga talas-talasan. Salah satu karakteristik tanaman ini adalah berdaun lebar dan dapat tumbuh baik pada tempat dengan intensitas penyinaran rendah dan kelembaban tinggi.

Namun bukan pecinta bunga namanya, jika tidak cari akal bagaimana agar di kota-kota besar yang panasnya luar biasa sekalipun, tanaman jenis ini tetap dapat tumbuh subur dan menghiasi teras rumah.

Bagi pencinta fanatik aglaonema, halaman rumah siap disulap agar menjadi habitat yang nyaman bagi tanaman ini. Mulai dari mengurangi intensitas panas matahari yang masuk dengan memasang paranet hitam hingga membuat green house skala rumahan.

Aglaonema memang memiliki pesona sendiri bagi pecintanya. Tanaman ini bukanlah jenis tanaman yang mempesona karena keindahan bunganya, melainkan dari warna-warni dan motif yang menarik dari daunnya.

Dulu, tanaman Sri Rezeki memang hanya identik dengan daun-daunan hijau yang menyegarkan. Namun kini, tanaman hias ini telah banyak dilakukan penyilangan hingga jenisnya pun telah melebihi 30 macam.

Di Pekanbaru, beberapa jenis aglaonema yang sedang populer saat ini di antaranya adalah jenis Pride of Sumatera, Moonlight, Legacy, Widuri, Siam Aurora, Kochin dan Tiara. Jenis-jenis ini memang terlihat tampil sangat eksotis dan memanjakan mata.

Saking populernya, penjual bunga membandrol harganya dengan harga yang bisa bikin kita terkaget-kaget. Jenis Kochin misalnya, di pasaran harganya bisa mencapai satu jutaan, tergantung banyak lembar daun ada.

Salah satu hal unik yang saya perhatikan banyak terjadi belakangan ini dan turut mendongkrak popularitas menanam aglaonema adalah sistem barter. Jika diperlakukan dengan baik, aglaonema memang cukup mudah bermultiplikasi dengan cara bertunas.

Pecinta aglaonema bertangan dingin biasanya hanya bermodal 1 pot dari hasil perburuan dari penjual bunga. Karena ketekunan dalam merawat, dalam beberapa bulan saja biasanya telah bertambah pot-pot baru hasil budidaya sendiri.

Karena tren posting-posting tadi, biasanya akan terjadi barter antara sesama pecinta aglaonema. Orang yang punya jenis lainnya biasanya akan bernegosiasi untuk tukar-tukaran demi saling menambah jenis koleksi di rumah.

Barter memang menjadi win win solution. Meminta dari yang empunya tentulah bukan hal yang bijaksana mengingat harga bunga ini sangat mahal. Sehingga dengan saling tukar menukar, maka dianggap tidak ada pihak yang dirugikan.

Tak jarang pula, bagi mereka yang cukup percaya diri, berani menawarkan koleksi aglaonemanya untuk dijual melalui media sosial. Orang-orang demikian memang terbilang kreatif, selain menyalurkan hobi tapi juga dapat menambah pundi-pundi. Lumayan kan, di masa ekonomi yang sulit seperti sekarang ini, hobi dan kreatifitas dapat turut membantu keuangan keluarga.

Kaktus Mini | Dokpri
Kaktus Mini | Dokpri
Selain jenis aglaonema, tanaman hias jenis kaktus juga banyak dicintai orang saat ini. Tanaman jenis ini jika dilihat dari segi ukuran, kini tampil sangat mencolok. Mulai dari yang berukuran sangat mini hingga yang besar setinggi badan orang dewasa.

Kaktus mini mamang memiliki pesonanya sendiri. Tanaman hias imut-imut ini memang terbilang tahan banting dan tidak butuh perhatian ekstra dalam merawatnya seperti halnya merawat aglaonema.

Beberapa oranag yang merasa tidak punya banyak waktu untuk mengurus tanaman, banyak mimilih untuk menanam bermacam-macam kaktus pada pot mini yang unik-unik pula. Dari segi harga, kaktus memang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan si ratu daun aglaonema.

Kaktus mini yang masih anakan bisa didapat dengan harga Rp 10.000 saja per polibag kecil. Dengan merogoh kantong lebih dalam sedikit, di kisaran harga Rp 100.000, kita sudah bisa mengoleksi jenis terbaru yang sedang tren saat ini seperti jenis kaktus koboi atau belimbing.

Kaktus koboi saat ini memang seperti sedang terangkat. Tingginya yang bisa mencapai ukuran orang dewasa, menimbulkan keunikan dan kekaguman tersendiri. Di tanam di tanam atau pun dalam pot, pesonanya sama saja membuat banyak orang jatuh cinta padanya.

Sansevieria | Dokpri
Sansevieria | Dokpri
Selain itu, tanaman hias jenis sansevieria juga banyak dikoleksi saat ini. Tanaman ini banyak dikenal dengan nama lidah mertua. Mungkin karena bentuknya yang menjulur panjang, tanaman ini disebut dengan lidah mertua, hahaha ....

Seperti halnya aglaonema dan kaktus, salah satu alasan banyak orang senang mengoleksi sansevieria adalah karena jenisnya yang juga beragam.

Jenis yang paling banyak di koleksi saat ini adalah sanseviera trifasciata. Bentuk daunnya tipis dan panjang dengan motif daun kombinasi warna hijau, kuning dan bercak abu-abu.

Sansevieria yang berukuran lebih kecil dengan daun berkelompok juga banyak menjadi pilihan kolektor tanaman hias. Salah satunya jenis sansevieria pagoda. Selain bentuknya unik yang memang menyerupai pagoda, jika ditanam pada pot keramik yang indah, akan menjadi ornamen menarik untuk menghiasi meja di rumah hingga meja kantor.

Yang cukup menarik adalah kemunculan si krokot. Di kampung saya, orang-orang banyak menyebutnya dengan bunga pukul sembilan. Bunga ini memang mekar semarak di pagi hari sesuai namanya, yaitu di antara pukul 9 - 10.

Orang-orang di kampung saya, dulu banyak menanam bunga ini di pinggir jalan atau pagar rumah. Namun kini seolah sedang naik daun, tanaman ini banyak dibudidayakan dalam pot.

Si krokot memang menjadi pilihan paling ekonomis jika ingin ikut-ikutan punya hobi baru bertanam bunga. Terkadang memang tak perlu merogoh kantong untuk mendapatkannya. Karena harganya bisa dibilang murah, dan sangat mudah dibudidayakan, banyak orang yang berbaik hati memberikan bibitnya kepada kenalan.

Namun krokot tentu saja bukanlah bunga murahan. Jika bisa dikemas sedemikian rupa, dengan kombinasi corak dan warna yang sangat beragam, koleksi krokot di halaman rumah dapat memberikan keindahan yang sangat menarik mata.

Menjamurnya Penjual Pot dan Rak Bunga di Pinggir Jalan

Penjual Pot di Jalan Kaharuddin Nst Pekanbaru | Dokpri
Penjual Pot di Jalan Kaharuddin Nst Pekanbaru | Dokpri
Dalam seminggu ini, ada yang berbeda saat saya melewati jalan-jalan menuju dan pulang dari tempat kerja. Di pinggir-pinggir jalan, menjamur orang-orang yang mencoba meraup rezeki dengan berjualan pot bunga.

Seolah peka melihat peluang yang ada, dimana banyak orang sedang senang-senangnya menanam bunga, mereka yang berjiwa bisnispun menyambutnya dengan menjajakan bermacam-macam pot bunga bagi para kolektor bunga dari pinggir jalan.

Tak tanggung-tangung, di jalan-jalan tertentu di kota Pekanbaru, penjual-penjual pot dadakan ini banyak terlihat hanya dalam radius tak lebih dari 500 meter saja. Di jalan Kaharuddin Nasution atau di jalan Arifin Ahmad misalnya, tidak sulit kita menemukan para penjual pot bunga ini.

Jumlah pot yang ditawarkan beragam dari segi harga, bentuk dan warna. Namun yang cukup menonjol adalah pot-pot berwarna putih.

Menanam bunga di pot berwarna putih memang cukup booming sekarang. Selama ini menanam bunga yang banyak mengharuskan bersentuhan dengan tanah, memang memberikan kesan kotor pada aktivitas tanam menanam ini.

Berbeda halnya saat tanaman hias di tanam di pot berwarna putih. Justru kesan bersih muncul karena balutan warna putih tadi.

Dari segi jenis, pot putih dengan motif tawon paling banyak dikoleksi. Pot tawon putih pun hadir dengan berbagai ukuran diameter lingkar atas. Terkecil berukuran 10 cm, biasanya banyak dipilih orang untuk menanam jenis kaktus mini. Ukuran diameter yang lebih besar mulai dari 20 hingga 35 cm, biasanya untuk menanam aglaonema.

Pot bunga putih tawon tirus juga sangat banyak diburu saat ini. Bentuknya yang tinggi dengan diameter yang sedang antara 18 - 21 cm, menjadi pilihan untuk memperindah tanaman sansevieria. Karakter sanseviera yang menjulang ke atas, ditambah dengan tampilan pot tirus yang tinggi langsing, membuatnya makin indah untuk dilihat.

Selain berbagai pot bunga, di pinggir-pinggir jalan juga mulai bermunculan penjual rak untuk meletakkan pot bunga. Sebagian besar rak ini berbahan besi yang dilas dan dirancang sedemikian rupa hingga bentuknya menarik.

Orang-orang dengan konsep rumah minimalis, memilih rak bunga dengan konsep minimalis pula. Biasanya rak-rak model ini bentuknya menyerupai meja bertingkat-tingkat, dengan dudukan plat untuk tempat meletakkan pot bunga.

Bagi yang senang dengan konsep klasik, tersedia pula berbagai jenis rak bunga mulai dari berbentuk sepeda hingga melingkar dengan multilayer. Uniknya, rak-rak ini juga lebih banyak dicat berwarna putih.

Klop lah rasanya. Mengoleksi berbagai jenis bunga yang berwarna warni, ditanam pada pot tawon putih bersih, dan ditata pada rak besi dengan berbagai bentuk, akan membuat kita betah berlama-lama di teras rumah sambil menyeruput secangkir kopi panas.

Seakan-akan membuat kita lupa sejenak pada pandemi covid-19 yang terjadi dan memberikan energi baru untuk siap produktif di masa-masa sulit.

Bagaimana dengan anda? Siap meraup rezeki dari tren baru "menanam bunga" ini? Selamat berkreativitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun