Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Raya Kurban dan Ujian bagi Hamba yang Taat

30 Juli 2020   22:40 Diperbarui: 1 Agustus 2020   20:43 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, hal itu tidak dilakukan oleh Abraham. Keesokan harinya, bangunlah Abraham lalu memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya. Kemudian, ia membelah kayu sebagai bahan bakar dan berangkat ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.

Entah apa yang dipikirkan oleh Abraham saat itu, mungkin saja masih ada seribu tanda tanya dibenaknya mengapa Allah menyuruhnya melakukan itu semua. Namun, ketika membaca apa yang dilakukan Abraham ini, kita sampai pada kesimpulan bahwa meskipun di tengah kondisi yang sulit dimengerti, Abraham menunjukkan kualitasnya sebagai seorang hamba Allah yang taat dan setia pada apa yang diperintahkan Allah kepadanya.

Apa yang dialami Abraham ini, mungkin saja pernah, sedang atau akan mungkin juga kita alami. Ada suatu masa, dimana kita merasa sepertinya Tuhan sedang tidak berpihak atau sedang tidak memahami isi hati kita. Mungkin saja kita merasa sepertinya Tuhan sedang memberikan pilihan yang sulit, mengikuti perintahnya meski harus mengorbankan kenyamanan dan apa yang kita miliki, atau mempertahankannya dan tidak memilih untuk mematuhi perintah Tuhan.

Melalui bagian ini, sebagai umat Allah kita diingatkan apakah kita adalah hambaNya yang taat, yang bersedia menuruti segala perintahNya secara total tanpa syarat. Atau kita adalah hamba yang tidak setia, yang lebih memilih dunia ketimbang ketaatan dan ketundukan pada perintahNya.

Setelah tiga hari perjalanan, Abraham dan rombongan itupun tiba tidak jauh dari tempat yang dimaksud oleh Allah. Abraham lalu meminta kedua bujangnya itu untuk tinggal disitu dengan keledai miliknya, sementara ia dan Ishak akan pergi ke atas gunung untuk sembahyang disana.

Kemudian Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak. Sedangkan di tangannya, ia membawa api dan sebilah pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama menuju gunung tempat pengorbanan itu.

Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham di tengah ketidak mengertiannya pada apa yang akan dilakukan ayahnya itu. Dengan polos ia bertanya, "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?". Sungguh suatu pertanyaan yang menyayat hati Abraham.

Dengan imannya, Abraham pun menjawab, "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku". Entah bagaimana perasaan Abraham ketika mengatakan itu, yang jelas sedikitpun ia tidak ingin berubah pikiran, dengan taat ia akan mematuhi perintah Allah itu sampai tuntas.

Ketika keduanya tiba di tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham, ia kemudian mendirikan mezbah, menyusun kayu, mengikat Ishak, dan meletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Kemudian Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih Ishak. 

Namun tiba-tiba, berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham dan memerintahkannya supaya jangan membunuh Ishak, " ... jangan kau apa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu  yang tunggal kepada-Ku." (Kej 22 : 12).

Kemudian Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Abraham lalu menamai tempat itu "TUHAN menyediakan", sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun