Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kondisi WNI di Luar Negeri dan Kewaspadaan "Second Wave" Covid-19

24 Juni 2020   23:33 Diperbarui: 26 Juni 2020   09:31 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi WNI yang terjangkit covid-19. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Badan kesehatan dunia WHO telah menyatakan kasus Covid-19 sebagai pandemi. Tak kurang dari 217 negara telah terkonfirmasi terjangkit virus corona hingga kini.

Data yang dilansir dari Worldometers hingga hari ini rabu (24/06/2020), dilaporkan sebanyak 9.394.048 kasus dengan angka kematian mencapai 480.590 jiwa.

Hari ini, 5 negara yang melaporkan jumlah kasus baru tertinggi adalah Russia (7.176 kasus), Meksiko (6.288 kasus), India (5.713 kasus), Pakistan (3.892 kasus) dan Bangladesh (3.462 kasus). 3 Negara yang melaporkan angka kematian tertinggi hari ini adalah Mexico 793 jiwa, Russia 154 jiwa, dan Iran 133 jiwa.

Beberapa negara di kawasan Asia Tenggara juga melaporkan penambahan kasus baru yang cukup signifikan. Singapore hari ini melaporkan penambahan 191 kasus baru. 

Filipina melaporkan penambahan 470 kasus baru. Sementara Malaysia, Vietnam dan Thailand masing-masing melaporkan 6 kasus, 3 kasus dan 2 kasus baru covid-19.

Bagaimana kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di luar negeri?

Dari data yang dihimpun Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, hingga pukul 08.00 WIB Rabu (23/06/2020), sebanyak 1087 WNI yang tersebar di 44 negara dilaporkan positif tertular virus corona.

Di Malaysia sebanyak 167 WNI dilaporkan terinfeksi dengan angka kematian sebanyak 2 jiwa. Sementara di Amerika Serikat, dari 81 WNI yang terinfeksi, sebanyak 16 orang dilaporkan meninggal dunia.

www.euronews.com
www.euronews.com

Kasus kematian tertinggi terjadi di Arab Saudi, dari 156 WNI yang dilaporkan positif virus corona sebanyak 28 jiwa dilaporkan meninggal dunia. Total tidak kurang dari 71 WNI telah meninggal dunia, termasuk 5 WNI yang meninggal dalam kasus kapal pesiar yang banyak dibicarakan beberapa waktu lalu.

Saat ini sebanyak 303 WNI masih dalam perawatan di luar negeri. Jumlah terbanyak berada di Malaysia sebanyak 125 WNI, Arab Saudi sebanyak 83 WNI dan Amerika Serikat sebanyak 17 WNI. 

Selebihnya tersebar di UEA, Qatar, Kuwait, Korea Selatan, Singapore dan beberapa negara di Asia lainnya, serta negara-negara di benua Eropa, Amerika, Afrika dan Australia.

Bagaimanapun juga, Kemenlu perlu terus memantau kondisi WNI yang masih dirawat tersebut. Bersama WHO, Kemenlu harus dapat memberikan perlindungan bagi WNI terutama bagaimana mereka mendapat jaminan perawatan terbaik agar segera sembuh dari virus corona.

Apakah "Second Wave" Virus Corona mulai terjadi?

Harian Media Indonesia (23/06/2020) menuliskan "Korea Selatan untuk pertama kalinya menyatakan bahwa mereka berada di tengah-tengah 'gelombang kedua' virus corona baru yang berfokus di Seoul.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan menyebutkan bahwa liburan akhir pekan pada awal mei lalu menandai awal gelombang kedua kasus penyebaran virus corona yang berpusat di Seoul.

Sementara, otoritas kota Beijing melaporkan kasus pertama dalam gelombang terbaru terjadi pada 11 juni. Munculnya kasus baru positif covid-19 di Beijing dikaitkan dengan pusat makanan grosir di kota tersebut.

Beberapa negara bagian di Australia juga dilaporkan kembali memperketat pembatasan di tengah kekawatiran gelombang kedua wabah virus corona. Negara bagian Victoria melaporkan lebih dari 110 kasus baru virus corona dalam satu minggu ini, sebagian besar kasus terjadi di Melbourne. Para pejabat di Victoria telah menghentikan rencana yang mengizinkan adanya peningkatan jumlah pengunjung di restoran dan kafe.

Gelombang kedua Covid-19 di Indonesia?

Dari data yang dirilis Kementerian Kesehatan RI, Indonesia hari ini melaporkan kasus baru penambahan positif covid-19 sebanyak 1.113 kasus dengan angka kematian yang dilaporkan hari ini sebanyak 38 kasus.

Jawa Timur mencatat kasus baru terbanyak dengan jumlah penambahan 183 kasus. Di urutan kedua, DKI Jakarta dengan penambahan 157 kasus baru. Dan di urutan ketiga, Sulawesi Selatan dengan 132 kasus baru.

Jika memperhatikan grafik kasus harian pada info grafis yang dirilis Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Nasional, jumlah kasus aktif masih menunjukkan tren naik.

Jumlah kasus aktif pada awal mei lalu belum menyentuh angka 10.000. Di awal juni, jumlah kasus aktif meningkat mendekati angka 20.000 kasus. Dan menjelang akhir juni ini, jumlah kasus aktif telah mencapai 25.000 pasien covid-19 yang saat ini masih dirawat di seluruh daerah di Indonesia.

Jika diperhatikan dari perluasan penyebaran covid-19, dari data per 23 juni 2020 terjadi penambahan 2 daerah kabupaten/kota dari hari sebelumnya, sehingga jumlah total daerah yang terjangkit adalah 442 kabupaten/kota.

Jika memperhatikan beberapa negara sedang mewaspadai gelombang kedua covid-19, Indonesia sebenarnya belum mengalami kurva landai yang menunjukkan perlambatan kasus covid-19. Meskipun beberapa waktu lalu, ada daerah telah masuk zona hijau dan memulai era new normal, namun sesungguhnya penyebaran covid-19 masih sangat mengkuatirkan.

Mewaspadai Munculnya Klaster Baru dari Ruang Publik

Awal juni lalu, pemerintah telah mengeluarkan protokol new normal sebagai upaya mengatur kembali kehidupan normal baru dengan tujuan agar masyarakat kembali aman beraktivitas di tengah pandemi yang masih berlangsung. Upaya ini dilakukan untuk kembali menggerakkan roda ekonomi yang sempat terpuruk.

Beberapa kantor pemerintahan kembali beroperasi seperti sedia kala, tentunya dengan keyakinan telah menerapkan protokol kesehatan yang ada. Namun ternyata, di beberapa daerah justru terjadi klaster baru dari kantor pelayanan masyarakat.

Di Pekanbaru misalnya, kantor camat Bukit Raya yang terletak di Jalan Kaharuddin Nasution kembali ditutup setelah 3 orang pegawainya dilaporkan positif covid-19 senin (22/06/2020) lalu. Dari kejadian ini akhirnya seluruh pegawai kantor tersebut harus dites SWAB.

Sebelumnya, kasus serupa juga terjadi di salah satu kantor cabang Bank BUMN di Pekanbaru. Setelah beberapa pegawainya dilaporkan positif covid-19, kantor tersebut akhirnya juga ditutup dan dilakukan test SWAB untuk seluruh karyawannya.

Dalam tiga hari terakhir ini, Riau memang mengalami lonjakan tertinggi kasus baru covid-19. Total telah terjadi 75 kasus baru selama 3 hari ini, yaitu 24 kasus pada senin (22/06/2020), 27 kasus pada selasa (23/06/2020) dan 24 kasus pada hari ini rabu (24/06/2020).

Di Kota Dumai Provinsi Riau, hari ini dilaporkan terjadi penambahan 3 kasus baru dari klaster pasar. Ketiganya merupakan hasil skrinning PCR test massal di pasar Kampung Baru dan Pasar Pulai Kota Dumai. Menariknya, ketiga orang yang dinyatakan positif tersebut merupakan orang tanpa gejala (OTG).

Mencermati klaster baru yang terjadi ini, menyadarkan kita bahwa sesungguhnya penerapan protokol kesehatan di era new normal belum sepenuhnya diterapkan dengan maksimal. Masyarakat masih belum disiplin dalam menerapkan protokol jaga jarak, penggunaan masker dan sering mencuci tangan saat berada di ruang publik.

Kekuatiran kita justru akan semakin bertambah ketika dalam waktu dekat, beberapa ruang publik akan kembali dibuka menyambut kenormalan baru. 

Pembukaan kembali rumah ibadah secara massal, juga pembukaan sekolah dalam rangka proses penerimaan peserta didik baru yang sekarang sedang berlangsung, akan berpotensi memunculkan klaster baru jika masyarakat tidak benar-benar disiplin berada di ruang-ruang publik ini.

Belum lagi soal pembukaan kembali tempat wisata dalam rangka menggerakkan roda ekonomi dari sektor pariwisata. Seperti diketahui bersama, minggu ini adalah minggu terakhir sekolah akan membagikan rapor kepada peserta didik. 

Artinya, pekan depan adalah masa libur sekolah anak-anak. Rencana berlibur ke tempat-tempat wisata dapat menjadi klaster baru apabila masyarakat yang berlibur tidak menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Yang jelas, pemerintah daerah dan pengusaha pariwisata harus benar-benar menempatkan kesehatan masyarakat sebagai prioritas utama, dan bukan hanya memperhatikan aspek ekonomi semata untuk menarik keuntungan. 

Kita sangat tidak berharap kasus baru covid-19 terus melonjak seiring kembali dibukanya ruang-ruang publik di era normal baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun