Cita-cita itu telah ditetapkan oleh Sang Pemanah itu. Tuhan telah menetapkan rancangan masa depan bagi setiap anak-anak kita. Tugas kita sebagai seorang ayah adalah mempersiapkan dan membimbing mereka, bukan memaksakan kehendak.
Seorang ayah harus membimbing anak-anak untuk mengenal Tuhan yang empunya hidup dan cita-cita mereka. Suatu saat, akan ada masanya anak-anak akan berpisah dengan kita ayahnya. Namun, mengenalkan Tuhan kepada anak-anak, akan meyakinkan kita bahwa mereka telah aman karena telah mengenal Ayah yang Abadi dan Penolong Sejati bagi mereka.
Namun, tugas ini tidak mungkin bisa kita lakukan, jika sebagai seorang ayah kita tidak memiliki pengenalan yang baik pada Tuhan, yang juga empunya hidup kita dan seluruh ciptaan lainnya di muka bumi ini.
Maka tepatlah seperti nasehat kuno yang saya tuliskan di awal tadi, betapa beruntungnya anak-anak yang mempunyai ayah yang baik dan hidup lurus. Karena seorang ayah yang baik dan hidupnya lurus di hadapan Tuhan, akan dapat mengantarkan anak-anaknya pada Tuhan, mengajarkan bagaimana bergantung hidup sepenuhnya hanya pada Tuhan dan mengantarkan mereka terbang melesat sesuai dengan kehendak Tuhan.
Selamat Hari Ayah!
Semoga kita dapat menghayati peran kita sebagai busur bagi anak-anak kita. Menyerahkan hidup kita sepenuhnya untuk dipakai oleh Tuhan Sang Pemanah, untuk melesatkan anak-anak Panah kepunyaanNya sesuai dengan kehendakNya.
Terinspirasi dari Buku "3D of Parenting" (Ichwan S. Chahyadi).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H