Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menjadi Keluarga New Normal di Tengah Kondisi "Abnormal"

27 Mei 2020   10:47 Diperbarui: 31 Mei 2020   02:31 1312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap anggota keluarga harus memilki kelenturan dan kesediaan untuk mengalami perubahan bersama. Kebiasaan-kebiasaan yang selama ini terbangun di tengah keluarga, harus ada yang diubah jika kontra produktif terhadap kondisi saat ini.

Salah satu contoh kebiasaan yang akrab dilakukan dalam keluarga besar adalah arisan keluarga. Saat ini, arisan keluarga harus ditunda untuk dilakukan. Sesuai anjuran pemerintah, protokoler New Normal tidak berarti pelonggaran terhadap protokoler kesehatan. Karena bagaimanapun, arisan keluarga biasanya dilakukan dengan berkumpul-kumpul, dan ini dapat meningkatkan resiko penularan covid-19.

Termasuk juga soal mengadakan hajatan besar keluarga. Era New Normal tentu bukan berarti menghapus semua rencana yang telah disusun di tengah keluarga.

Poin saya adalah, bagaimana menyederhanakan hajatan. Pernikahan tetap dapat dilakukan namun menunda pesta besar-besaran yang mengundang banyak orang. Syukuran kelahiran anak juga dapat tetap dilakukan, namun bisa diarahkan pada berbagi makanan pada anak-anak di satu panti asuhan.

Dalam lingkup keluarga inti yang lebih kecil, budaya merayakan ulang tahun juga harus dibuat lebih sederhana, terutama yang melibatkan orang dari luar keluarga. Perayaan ulang tahun di tengah keluarga harus dibuat sesederhana mungkin hingga situasi ekonomi benar-benar pulih.

Saat salah satu anggota keluarga kembali ke rumah setelah melakukan aktivitas di luar, protokoler kesehatan harus tetap dilakukan sebaik-baiknya. Ayah atau ibu yang baru pulang dari bekerja, harus segera mandi dan membersihkan diri dulu sebelum bercengkrama dengan anak-anak.

Faktor risiko membawa virus dari luar masuk ke dalam rumah harus diupayakan seminimal mungkin, agar anggota keluarga yang tetap di rumah saja tidak terlular virus.

Meskipun nanti peribadahan mulai boleh dilaksanakan di rumah ibadah, keluarga juga harus tetap mempertimbangkan ibadah di rumah yang selama ini telah menjadi kebiasaan. Sesekali mungkin boleh saja membawa seluruh anggota keluarga beribadah di rumah ibadah, tetapi saya berpikir kita tetap juga melanjutkan ritual ibadah yang selama ini telah terbangun di dalam rumah.

Saat sekolah telah dibuka kembali dengan sistem shift, orang tua harus mengedukasi anak dengan hal-hal praktis terkait menjaga diri saat berasa di lingkungan sekolah. Jika sebelumnya orang tua mengingatkan anak soal buku dan alat tulis yang harus dibawa, nanti orangtua juga harus membekali anak dengan masker dan hand sanitizer.

Setiap anggota keluarga harus terbuka pada masukan dari anggota keluarga lainnya. Segala informasi yang diperoleh salah satu anggota keluarga terkait tatanan kehidupan normal baru, harus dapat dikomunikasikan sebaik-baiknya di tengah keluarga.

Keterbukaan terhadap informasi dan masukan yang ada, harus dapat menjadi pertimbangan baik demi menjaga seluruh anggota tetap sehat dan survive di tengah pandemi yang masih berlangsung. Saya yakin jika setiap keluarga survive dan menjadi Keluarga New Normal, maka bangsa ini juga akan tetap survive di tengah pandemi covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun