Selain itu, faktor stress yang bertumpuk-tumpuk akibat kehilangan pekerjaan atau kesulitan ekonomi dapat pula menimbulkan perasaan frustasi dan kecewa. Kekuatiran bagaimana nasib keluarga yang ditinggalkan di rumah, turut menambah tekanan hingga akhirnya depresi tak terhindarkan.
Dalam kondisi demikian, kedewasaan spiritual berperan penting menolong orang yang depresi akibat tekanan-tekanan seperti ini. Sebagai keluarga, kita harusnya menolong supaya yang bersangkutan banyak melakukan ibadah, entahkah melalui berdoa atau kontemplasi pada Tuhan.
Harus ada orang-orang yang mengambil peran sebagai penolong spiritual, baik itu dari keluarga dekat atau paramedis di rumah sakit. Orang yang mengalami depresi akibat tekanan seperti ini, harus ditolong mengakui kekuatiran dan ketakutannya secara jujur kepada sang pencipta.Â
Ia tak perlu menyembunyikan perasaannya, karena justru hal itu akan membuat semakin tertekan. Yang bersangkutan perlu ditolong untuk dapat menerima kenyataan dan selanjutnya berserah kepada pertolongan dari yang Maha Kuasa.
Orang yg mengambil peran sebagai penolong spiritual, harus mampu menjadi konselor yang baik. Memberikan telinga untuk mendengarkan dan menunjukkan perasaan empati yang tulus. Selanjutnya, membantu mengarahkan si pasien agar fokus melakukan ibadah dan menikmati relasi yang intim dengan Tuhan.
Semoga sharing ini menolong kita dan para pasien corona, sehingga tidak ada lagi korban jiwa akibat depresi di tengah pandemi covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H