Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

PDP Tewas karena Lompat, Waspada Depresi akibat Corona

17 Mei 2020   22:14 Diperbarui: 18 Mei 2020   00:42 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : morrisonclinic.com

Selain itu, faktor stress yang bertumpuk-tumpuk akibat kehilangan pekerjaan atau kesulitan ekonomi dapat pula menimbulkan perasaan frustasi dan kecewa. Kekuatiran bagaimana nasib keluarga yang ditinggalkan di rumah, turut menambah tekanan hingga akhirnya depresi tak terhindarkan.

Dalam kondisi demikian, kedewasaan spiritual berperan penting menolong orang yang depresi akibat tekanan-tekanan seperti ini. Sebagai keluarga, kita harusnya menolong supaya yang bersangkutan banyak melakukan ibadah, entahkah melalui berdoa atau kontemplasi pada Tuhan.

Harus ada orang-orang yang mengambil peran sebagai penolong spiritual, baik itu dari keluarga dekat atau paramedis di rumah sakit. Orang yang mengalami depresi akibat tekanan seperti ini, harus ditolong mengakui kekuatiran dan ketakutannya secara jujur kepada sang pencipta. 

Ia tak perlu menyembunyikan perasaannya, karena justru hal itu akan membuat semakin tertekan. Yang bersangkutan perlu ditolong untuk dapat menerima kenyataan dan selanjutnya berserah kepada pertolongan dari yang Maha Kuasa.

Orang yg mengambil peran sebagai penolong spiritual, harus mampu menjadi konselor yang baik. Memberikan telinga untuk mendengarkan dan menunjukkan perasaan empati yang tulus. Selanjutnya, membantu mengarahkan si pasien agar fokus melakukan ibadah dan menikmati relasi yang intim dengan Tuhan.

Semoga sharing ini menolong kita dan para pasien corona, sehingga tidak ada lagi korban jiwa akibat depresi di tengah pandemi covid-19.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun