Mohon tunggu...
Jose Hasibuan
Jose Hasibuan Mohon Tunggu... Guru - Seorang abdi bangsa

Tertarik pada dunia pendidikan, matematika finansial, life style, kehidupan sosial dan budaya. Sesekali menyoroti soal pemerintahan. Penikmat kuliner dan jalan-jalan. Senang nonton badminton dan bola voli.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Urgensi Pendidikan Karakter dan Merdeka Belajar

5 Mei 2020   13:56 Diperbarui: 31 Mei 2020   18:09 1313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari belakang, seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan, di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide, dan di depan, seorang guru harus memberi teladan atau contoh tindakan. Pendidikan karakter di sekolah tidak mungkin bisa berhasil, jika guru sebagai ujung tombaknya tidak menghayati tiga peran ini dengan baik. 

Bagaimana mungkin guru bisa mengajarkan soal kerja keras, jika gurunya sendiri tidak sungguh-sungguh menyiapkan pembelajaran di kelas dengan yang terbaik, materi ajar yang disampaikan sudah usang, tidak menarik dan tidak relevan dengan kondisi. 

Bagaimana mungkin guru bisa mengajarkan soal kedisiplinan, jika masuk kelas saja gurunya sering terlambat, keluar kelas sebelum waktunya, atau bahkan sibuk dengan gadget selama di kelas. 

Bagaimana mungkin guru bisa mengajarkan soal peduli dengan sesama, jika gurunya tidak pernah punya waktu cerita kepada setiap siswa dari hati ke hati. 

Parahnya lagi, bagaimana mungkin sebagai guru kita bisa menuntun siswa untuk mengalami perubahan sikap yang lebih baik, jika soal lepas dari kebiasaan merokok pun adalah sulit kita lakukan.

Bapak dan ibu guru, kita ini adalah role model bagi anak-anak didik kita. Tangan kita harus lebih lambat untuk menuding kesalahan orang lain dan telinga kita harus lebih banyak kita gunakan untuk mendengar dari pada menggunakan mulut untuk berkata-kata. 

Anak-anak didik kita saat ini sedang mencari jati dirinya. Bagaimana mereka kelak setelah dewasa, sesungguhnya tidak terlepas dari peran kita sebagai gurunya saat ini. Sebagai guru, tugas kita adalah menabur hal-hal yang baik bagi mereka.

Memang tidak ada jaminan, bahwa apa yang baik yang telah kita tabur, kelak akan kita tuai yang baik pula. Masih ada faktor lingkungan, termasuk keluarga yang memberikan andil. 

Tetapi harus ingat, selain kita sebagai guru dan anak-anak sebagai siswa, serta faktor lingkungan, masih ada sosok sentral yang tidak boleh kita lupakan, yaitu Tuhan yang dapat melakukan jauh dari apa yang dapat kita pikirkan dan lakukan. 

Tugas kita adalah fokus menabur yang baik, lalu berdoa kepada Tuhan agar Ia memberikan pertumbuhan yang baik atas apa yang kita tabur. Semoga pada masanya nanti, kita dapat menuai yang baik pula dari apa yang kita tabur.

Hasil refleksi dan perenungan penulis selama work from home Pandemi Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun