Di sisi lain, adanya aktivitas jual-beli online juga membawa peluang berbisnis bagi mahasiswa. Untuk membuka toko secara konvensional, dibutuhkan modal yang besar, misalnya untuk menyewa lapak, membayar sewa, membayar karyawan, dll. Dibutuhkan juga waktu yang banyak. Toko harus dijaga selama toko tersebut buka. Mahasiswa tidak akan mampu melakukan hal ini akibat keterbatasan biaya atau keterbatasan waktu karena harus belajar.Â
Adanya online shopping sebagai peluang bisnis membawa dampak positif bagi mahasiswa yang ingin menambah penghasilan atau ingin sekedar menambah pengalaman berwirausaha. Dewasa ini, dengan banyaknya opsi media sosial, untuk membuka toko online bukan hal yang sulit. Modal yang besar juga tidak dibutuhkan. Penjual bisa berjualan dari rumah mereka masing-masing sembari melakukan pekerjaan pokok mereka.
PENUTUP
Perubahan era dari konvensional ke digital berdampak pada perubahan gaya hidup masyarakat dari berbagai lapisan. Salah satunya adalah gaya berbelanja mereka. Dengan hadirnya teknologi, tercipta sebuah cara berbelanja baru, yaitu belanja online. Kegiatan belanja secara daring (online shopping) adalah kegiatan transaksi jual-beli yang dapat dilakukan menggunakan gawai yang terkoneksi internet, tanpa harus bertatap muka.Â
Tren belanja online belakangan ini berkembang pesat di kalangan masyarakat, khususnya mahasiswa, akibat kenyamanan dan kepraktisan yang ditawarkannya: efisiensi waktu, penghematan biaya transportasi, fleksibilitas akses yang tinggi, luasnya jangkauan sehingga pilihan produk yang tersedia lebih banyak.Â
Online shopping juga dapat menjadi peluang bisnis sembari mahasiswa menempuh studi karena modal yang dibutuhkan cenderung lebih sedikit dan toko tidak perlu dijaga selama buka sebagaimana toko konvensional. Akan tetapi, dampak positif bukan satu-satunya dampak yang diakibatkan aktivitas belanja daring. Ramainya kegiatan belanja online berbanding lurus dengan bertambahnya penipuan yang dilakukan oleh toko-toko online yang tidak bertanggung jawab.Â
Selain itu, mudahnya akses berbelanja dan banyaknya promosi kreatif yang dilakukan di internet memicu mahasiswa untuk membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang tidak perlu dan terkadang cenderung mahal. Online shopping juga mendorong konsumerisme mahasiswa. Sengitnya pertarungan sosial yang mengatasnamakan merek semakin menjadi-jadi. Kemudahan akses ke portal belanja online juga dapat menjadi poin negatif. Banyak godaan yang timbul hanya dengan melihat-lihat katalog barang.
REFERENSI
Dewi, Olvy Nanda & Hanifa, Fanni Husnul. (2015). Analisis perilaku konsumen yang berbelanja secara online melalui marketplace kaskus. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora, 5(1), 65.
Fatmawati, Noor. (2020). Gaya Hidup Mahasiswa Akibat Adanya Online Shop. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 29(1), 30. https://dx/doi/org/10.17509/jpis.v29i1.23722
Jatmiko, Leo Dwi. (2020). APJII: 196,7 Juta Warga Indonesia Sudah Melek Internet. Diakses pada 19 Januari 2021 dari https://teknologi.bisnis.com/read/20201110/101/1315765/apjii-1967-juta-warga-indonesia-sudah-melek-internet