Mohon tunggu...
Jordan Baros
Jordan Baros Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Olahraga Body Weight Training terhadap Penderita Diabetes Melitus

3 Desember 2021   10:35 Diperbarui: 5 Desember 2021   10:47 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diabetes merupakan penyakit umum yang sering kita jumpai di Indonesia. Diabetes melitus sendiri merupakan penyakit dimana pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang mengakibatkan glukosa tidak dapat berubah menjadi energi. Lalu body weight training sendiri merupakan suatu Gerakan olahraga yang menggunakan massa tubuh sebagai beban. Dalam jurnal ini saya akan membahas bagaimana olahraga body weight training dapat membantu menurunkan kadar glukosa dalam darah dengan metode penelitian membandingkan dan menggabungkan data. Saya juga akan tips untuk terhindar dari diabetes melitus dengan pola hidup dan pola makan yang sehat.

Kata Kunci : Diabetes, diabetes melitus, diabetes melitus tipe 2, body weight training, sistem sirkulasi, sistem pernapasan, sistem ekskresi, sistem pencernaan, insulin, gula, glukosa.

Manusia telah diciptakan Tuhan dengan sempurna, diciptakan pankreas yang menghasilkan insulin sehingga dapat mengubah glukosa menjadi energi yang diperlukan tubuh. Diabetes Melitus adalah suatu gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi insulin. Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sedangkan tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi[1],[2]. Pada 2021, International Diabetes Federation (IDF) mencatat 537 juta orang dewasa (umur 20 - 79 tahun) atau 1 dari 10 orang hidup dengan diabetes di seluruh dunia. Diabetes juga menyebabkan 6,7 juta kematian atau 1 tiap 5 detik[3]. Faktor banyaknya junk food dan pola hidup yang tidak sehat menjadi faktor utama tingkat diabetes di dunia.

Kondisi gula darah normal Manusia >12 tahun sekitar < 100mg/dL, gula darah puasa 70-130 mg/dL, < 180 mg/dL (setelah makan) dan 100-140 mg/dL (sebelum tidur)[4]. Oleh karena itu saya akan membahas tentang latihan body weight training yang bisa dilakukan setiap orang (tanpa alat) serta dapat membantu menurunkan kadar gula darah bagi penderita diabetes dengan menghubungkan

dengan 4 sistem organ yakni, sistem sirkulasi, sistem pencernaan, sistem pernapasan dan sistem ekskresi. Kita akan melihat keterkaitan dari 4 sistem organ ini terhadap penyakit diabetes melitus.

 Pembahasan Diabetes dengan 4 Sistem Organ

1. Sistem Sirkulasi

sistem sirkulasi adalah sistem organ yang megatur pemindahan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Sistem ini juga membantu menyeimbangkan suhu dan pH tubuh. Sistem ini memiliki media pemindahan nutrisi dan dan oksigen yaitu darah. Lalu darah ini memiliki kaitan yang erat dengan penyakit diabetes/gula darah berlebih yang dimana kondisi gula darah yang dimiliki seseorang diatas kadar gula darah normal, diamana gula darah normal >12 tahun sekitar < 100mg/dL, gula darah puasa 70-130 mg/dL, < 180 mg/dL (setelah makan) dan 100-140 mg/dL (sebelum tidur)[4]. Para penderita diabetes mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena darah tinggi, Melansir Buku "Bebas Hipertensi Tanpa Obat" (2012) oleh Lanny Lingga, PhD[5], gula merupakan antinutrisi yang merampas sejumlah mineral penting, terutama magnesium. Padahal, defisiensi (kekurangan) magnesium adalah salah satu faktor penyebab kenaikan tekanan darah.

Gula juga dapat merampas merampas cadangan komium sehingga memicu peningkatan level glukosa yang pada gilirannya menyebabkan tekanan darah tinggi. Gula berlebih juga berdampak pada sel otak sehingga dapat menggangu keseimbangan neurotransmitter. Kelebihan gula membuat triptofan yang memproduksi serotonin terganggu. Dalam serotonin terdapat hormon yang dipercaya sebagai pemberi perasaan nyaman dan senang. Selain itu, gula juga dapat menyebabkan peningkatan hormon stres. Peningkatan kortisol dan kortikotropin yang dibarengi dengan penurunan serotonin tersebut dapat memicu kenaikan tekanan darah[6].

2. Sistem Pencernaan

            Sistem pencernaan merupakan sebuah sistem organ yang mengatur proses mencerna makanan & menyerap nutrisinya. Proses pencernaan bisa dilakukan dengan mekanik atau pun kimiawi. Pada penderita diabetes, mereka akan lebih rentan untuk terkena infeksi di usus yang diakibatkan oleh bakteri jahat. Karena Penelitian dari Oregon State University di Amerika Serikat pada tahun 2013 menunjukkan bahwa bakteri jahat di dalam usus akan berkembang biak dengan pesat apabila terus menerus diberi asupan gula. Kondisi ini akan mengancam bakteri baik di dalam usus sehingga menganggu kinerjanya menjaga kesehatan pencernaan[7] dan bila bakteri jahat terus berkembang biak, maka akan ada kemungkinan terjadinya infeksi usus.

3. Sistem Ekskresi

Sistem Ekskresi merupakan sistem organ yang mengatur pembuangan zat-zat sisa yang mengandung nitrogen, mungkin selama ini kita mengira bahwa diabetes melitus tidak ada hubungannya dengan sistem ekskresi, tetapi sebenarnya semua sistem organ itu saling berhubungan. Pada penderita diabetes melitus dapat terkena Nefropatik Diabetik yang merupakan Komplikasi penyakit diabetes mellitus yang termasuk dalam komplikasi mikrovaskular yaitu komplikasi yang terjadi pada pembuluh darah halus (kecil). Hal ini dikarenakan terjadi kerusakan pada pembuluh darah halus di ginjal. Kerusakan pembuluh darah menimbulkan kerusakan   glomerulus yang berfungsi sebagai penyaring darah. Tingginya  kadar gula dalam darah akan membuat struktur ginjal berubah sehingga fungsinya pun terganggu. Dalam keadaan normal protein tidak tersaring dan tidak melewati glomerolus karena ukuran protein yang besar tidak dapat melewati lubang-lubang glomerulus yang kecil. Namun, karena kerusakan glomerolus, protein (albumin) dapat melewati glomerolus sehingga dapat ditemukan dalam urin yang disebut dengan mikroalbuminuria[8].

4. Sistem Pernapasan

            Sistem Pernapasan merupakan sistem organ yang mengatur petukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada proses pernapasan manusia menggunakan paru-paru dimana terjadi pertukaran gas antara oksigen dan karbon dioksida di alveolus. Sedangkan pada penderita Diabetes ada kemungkinan pertahanan paru akan melemah sehingga lebih rentan untuk terkena infeksi. Paru pada penderita DM akan mengalami perubahan patologis, seperti penebalan epitel alveolar dan lamina basalis kapiler paru yang merupakan akibat sekunder dari komplikasi mikroangopati. Selain itu juga dapat terjadi penurunan elastisitas rekoil paru, penurunan kapasitas difusi karbon monoksida, dan peningkatan endogen produksi karbondioksida. Ketika terjadinya peningkatan endogen produksi karbondioksida dalam tubuh, maka tubuh dalam kondisi mempunyai Co2 lebih banyak. Berlebih nya Co2 dalam tubuh berdampak bagi darah, Kondisi ini bisa menyebabkan oksigen dalam darah sulit untuk dilepaskan ke dalam sel tubuh, sehingga tubuh kekurangan oksigen[9]. Di dalam darah, senyawa penyangga ini ada dalam bentuk H2CO3 dan HCO3- . Kalau kita perhatikan, kedua senyawa tersebut punya sifat yang berbeda, H2CO3 bersifat asam, sementara HCO3- adalah basa konjugasi. Sistem penyangga adalah campuran larutan dua senyawa kimia yang meminimalkan perubahan pH ketika asam atau basa ditambahkan atau dikeluarkan dari larutan tersebut. Terdiri atas asam karbonat (H2CO3 ) yang bersifat asam lemah dan bikarbonat (HCO3 - ) yang bersifat basa lemah * CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3 - NaHCO3 Na+ + HCO3 - H2CO3 CO2 + H2O Merupakan sistem buffer terbanyak di cairan ekstra sel. Kadar HCO3 dan CO2 diatur oleh ginjal dan paru-paru[10]--[12]. Kejadian infeksi paru pada penderita DM merupakan akibat kegagalan sistem pertahanan tubuh, dalam hal ini paru mengalami gangguan fungsi pada epitel pernapasan dan juga motilitas silia.Gangguan fungsi dari endotel kapiler vaskular paru, kekakuan korpus sel darah merah, perubahan kurva disosiasi oksigen akibat kondisi hiperglikemia yang lama menjadi faktor kegagalan mekanisme pertahanan melawan infeksi[13].

Metode Penelitian

   Metode penelitian yang saya pakai adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan triangulasi. Saya akan membandingkan 3 sumber berbeda yakni dari video wawancara, data hasil praktikum dan jurnal ilmiah. Saya akan menggabungkan ketiga sumber ini lalu akan saya gabungkan menjadi satu konklusi.

1. Hasil Praktikum 

   Dalam hasil praktikum pengujian olaharaga rutin dan diet sehat terhadap menurunan kadar gula darah oleh diabetes care(2010)[14]. Menunjukan adanya penurunan dari kadar gula darah pada orang yang melakukan diet sehat dan olahrga rutin selama 16 minggu.

energy-restricted standard carbohydrate, low-protein, low-fat diet alone + resistance exercise training (CON + RT) 

isocaloric higher-protein, low-fat diet alone + resistance exercise training (HP+RT) 

Plasma glucose (mmol/l)

CON + RT

HP + RT

week 0

8.7 3.2

8.2 2.1

week 16

6.8   1.5

6.3 1.0

change

-1.9  2.3

-1.9 1.6

Glycosylated hemoglobin (%)

 

CON + RT

HP + RT

week 0

7.3  +- 1.4

6.8 +- 1.0

week 16

6.2 +- 1.0

5.6 +- 0.6

change

-1.1  +- 0.7

-1.1 +- 0.7

Serum insulin (mU/l)

CON + RT

HP + RT

week 0

12.3 +- 4.8

15.2 +- 8.3

week 16

8.8 +- 3.4

7.2 +-3.6

change

-3.4 +- 4.0

-7.9 +-8.1

Dari total 17 orang yang mengikuti program (CON + RT) yaitu adalah Karbohidrat standar yang dibatasi energi, diet rendah protein, diet rendah lemak saja + pelatihan latihan ketahanan. Rata-rata peserta berhasil menurunkan rata-rata glukosa plasma 1.9 +-  2.3 lalu Hemoglobin Glikat  -1.1 +- 0.7 dan serum insulin turun sebanyak -3.4 +- 4.0.

Dari total 14 orang yang mengikuti program (HP + RT) yaitu adalah diet tinggi protein, rendah lemak isocaloric saja + pelatihan latihan ketahanan. Rata-rata peserta berhasil menurunkan rata-rata glukosa plasma 1.9+- 1.6 lalu Hemoglobin Glikat  1.1 +- 0.7 dan serum insulin turun sebanyak 7.9 +- 8.1.

2. Jurnal Ilmiah

            

            Menurut jurnal yang diternitkan oleh Annals Nutrition & metabolism (2019), sejumlah besar uji coba terkontrol secara acak telah menunjukkan bahwa olahraga dapat mengatur gangguan metabolisme glikolipid pada pasien DMT2 secara efektif, apakah latihan aerobik atau latihan resistensi, atau kombinasi keduanya, yang menguntungkan untuk lebih mengontrol perkembangan diabetes. Sebuah survei cross-sectional multicenter di Cina telah menemukan bahwa metabolisme glukosa, metabolisme lemak, tekanan darah, dan indeks massa tubuh (BMI) menjadi lebih baik secara signifikan setelah olahraga teratur pada pasien dengan DMT2. Demikian pula, penurunan prevalensi komplikasi kronis terkait diabetes seperti nefropati diabetik, retinopati, neuropati perifer, penyakit pembuluh darah perifer, dan kaki diabetik dilaporkan pada pasien yang memiliki kepatuhan penuh untuk berolahraga. Olahraga teratur memainkan peran penting dalam pencegahan dan pengobatan DMT2[15].

            Jaringan otot adalah jaringan target utama untuk kerja insulin. Penelitian menemukan bahwa latihan resistensi (latihan kekuatan) secara signifikan dapat meningkatkan kekuatan otot rangka yang mengakibatkan peningkatan jumlah reseptor insulin dan peningkatan sensitivitas insulin. Selain itu, efek menguntungkan dari latihan juga dipelajari dengan memperkuat pensinyalan insulin dan meningkatkan transduksi jalur pensinyalan intraseluler. Pada pasien DMT2, glukosa diambil oleh otot rangka melalui 2 jalur utama: tergantung insulin dan tidak tergantung insulin. T2DM sebagian besar terkait dengan berbagai tingkat resistensi insulin dan hipoinsulinisme, yang menyebabkan gangguan penyerapan glukosa tergantung insulin di otot rangka. Karena pengambilan glukosa normal dapat diperoleh melalui jalur non-insulin-dependent yang diaktifkan oleh latihan, jalur ini menjadi cara penting lain untuk regulasi glukosa dalam keadaan resistensi insulin [15].

T2DM= tipe 2 Diabetes Melitus

3. Video Wawancara

            Berdasarkan video wawancara yang saya ambil dari youtube, link : https://www.youtube.com/watch?v=LK5g_lEY0fE (2012) [16]. Dari video ini dapat diambil bahwa, saul merupakan seorang penderita diabetes tipe 2, ia terdiagnosa dokter menderita diabetes melitus tipe 2. Ia memulai terapi pengobatannya dengan menginstal aplikasi untuk menghitung detak jantungnya dan mencatat makanannya (berapa karbohidrat dan berapa kalori yang masuk). Saul juga memulai untuk melakukan olahraga rutin dan ia memulai nya dengan perlahan, ia melakukan aktifitas fisik yaitu berjalan. Dokter menyarankan saul untuk berjalan sebanyak 21 kali sebulan agar kegiatan berjalan yang saul lakukan dapat menjadi kebiasaan barunya. Jika sudah terbiasa doketer menyarankannya untuk melakukan olahraga yang lebih berat seperti jogging atau beban. Saul juga masih mengalami kesulitan untuk mengendalikan napsu makannya karena ia sangat meyukai pizza. Saul bertekad untuk melakukan memakan makanan yang lebih sehat dan berolahraga. Sekarang saul telah merasa lebih baik dan merasakan dampak dari apa yang sudah ia lakukan.

Hasil Pembahasan

  1. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari data yang sudah saya kumpulkan baik dari hasil penelitian, jurnal dan video wawancara, ketiga nya pembahas tentang pengaruh olahraga terhadap penurunan kadar gula dalam darah. Dari hasil analisis saya melalui 3 sumber ini olahraga sangat berpengaruh terhadap penderita diabetes melitus karena Jaringan otot adalah jaringan target utama untuk kerja insulin [15]. Lalu bisa dilihat dari hasil praktikum juga orang-orang yang melakukan diet dibarengi dengan olahraga selama 16 minggu, kadar gula dalah darah mereka pun turun sehingga kadar pemakaian serum insulin/suntik insulin mereka juga berkurang [14].

Hasil praktikum ini juga didukung oleh jurnal yang saya dapatkan dari Annals Nutrition & metabolism (2019) [15] yang berkata bahwa latihan resistensi (latihan kekuatan) secara signifikan dapat meningkatkan kekuatan otot rangka yang mengakibatkan peningkatan jumlah reseptor insulin dan peningkatan sensitivitas insulin. Selain itu, efek menguntungkan dari latihan juga dipelajari dengan memperkuat pensinyalan insulin dan meningkatkan transduksi jalur pensinyalan intraseluler.

Selain itu dari video wawancara yang saya temukan di youtube [16] juga mendukung statement olahraga beperngaruh terhadap penderita diabetes melitus tipe 2, karena dalam video tersebut dikatakan bahwa pola makan dan olahraga rutin 21x/bulan dapat membantu menurunkan kadar gula darah yang dialami pasien tersebut.

  2. Pembahasan Body Weight Training

              Mengapa saya menyarankan body weight training terhadap orang dengan kadar gula darah yang berlebih? Karena Ketika kita mengkonsumsi tepung, goreng-gorengan dan karbohidrat yang banyak, maka tubuh akan mengalami resistensi insulin, kondisi dimana tubuh sulit menkonversi glukosa menjadi energi yang diperlukan tubuh, sehingga gula darah akan naik. Body weight training akan baik untuk menurunkan gula darah karena Ketika kita melakukan body weight training maka kita akan melatih otot rangka kita, yang dimana latihan beban adalah yang paling efektif dan paling singkat untuk membakar gula darah[17],[18]. Lalu pada saat otot kita rusak disitulah otot membutuhkan glukosa, dan Jaringan otot adalah jaringan target utama untuk kerja insulin [15], [18].

3. Saran Jenis dan Metode Olahraga

            Latihan body weight training sistem latihan kekuatan dengan sistem set. Melakukan Gerakan body weight training sebanyak 8-12 reps (tergantung kemampuan) dan dilakukan sebanyak 3 set. Gerakan body weight training yang saya sarankan adalah seluruh tubuh yang meliputi Gerakan : pushup, pullup, abs, squat, latihan betis. Karena kita melatih strength istirahat nya 1:1-3. Misal kita gerak 30 detik maka restnya sekitar 30 detik sampai 1 menit 30 detik. Latihan ini saya sarankan untuk menurunkan kadar gula dalam darah, jika anda penderita diabetes dan ingin melakukan Gerakan yang saya sarankan, saya sarankan anda untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter terkait kondisi tubuh anda, dan apakah anda bisa melakukan Gerakan yang saya sarankan. Contoh Gerakan yang saya buat sendiri : https://youtu.be/86TvW8iNctU

Konklusi

  • Berdasarkan data penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan :
  • Olahraga berpengaruh terhadap tingkat gula darah.
  • Body weight training merupakan cara terefektif dan tercepat untuk membakar gula.
  • Penderita diabetes yang melakukan diet sehat dan dibarengi olahraga pasti kadar gula dalam darahnya akan turun.
  • Jaringan otot adalah jaringan target utama untuk kerja insulin.
  • Melakukan Gerakan body weight training dengan sistem set akan berpengaruh terhadap kadar gula dalam darah.

            

DAFTAR PUSTAKA [REFERENCES]

 

[1]       "Pengertian Penyakit Diabetes, Faktor Risiko, dan Cara Pencegahannya." https://rsudkajen.id/pengertian-penyakit-diabetes-faktor-risiko-dan-cara-pencegahannya/ (accessed Nov. 25, 2021).

[2]       A. M. Egan and S. F. Dinneen, "What is diabetes?," Medicine (United Kingdom), vol. 47, no. 1. 2019. doi: 10.1016/j.mpmed.2018.10.002.

[3]       "jumlah-penderita-diabetes-indonesia-terbesar-kelima-di-dunia".

[4]       "Kenali Kadar Gula Darah Normal Berdasarkan Usia." https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/kenali-kadar-gula-darah-normal-berdasarkan-usia (accessed Nov. 27, 2021).

[5]       "Bebas Hipertensi Tanpa Obat - Lanny Lingga, PhD - Google Buku." https://books.google.co.id/books?id=GWvjAwAAQBAJ&pg=PA84&hl=id&source=gbs_selected_pages&cad=2#v=onepage&q&f=false (accessed Nov. 27, 2021).

[6]       "Bukan Hanya Diabetes, Gula Juga Bisa Sebabkan Darah Tinggi Halaman all - Kompas.com." https://health.kompas.com/read/2020/08/13/060000068/bukan-hanya-diabetes-gula-juga-bisa-sebabkan-darah-tinggi?page=all (accessed Nov. 27, 2021).

[7]       "Bahaya Gula untuk Kesehatan Pencernaan | Republika Online." https://www.republika.co.id/berita/q46gwp414/bahaya-gula-untuk-kesehatan-pencernaan (accessed Nov. 27, 2021).

[8]       E. Probosari ABSTRAK, "FAKTOR RISIKO GAGAL GINJAL PADA DIABETES MELITUS".

[9]       "Peran dan Dampak Karbon Dioksida terhadap Tubuh Manusia - Alodokter." https://www.alodokter.com/mari-telusuri-seluk-beluk-karbon-dioksida-di-dalam-tubuh-kita#:~:text=Terlalu%20tingginya%20kadar%20karbon%20dioksida,tubuh%2C%20sehingga%20tubuh%20kekurangan%20oksigen. (accessed Dec. 03, 2021).

[10]     "Bagaimana Cara Larutan Penyangga Menstabilkan pH di Tubuh Kita?" https://www.ruangguru.com/blog/larutan-penyangga (accessed Dec. 03, 2021).

[11]     "LAPORAN PRAKTIKUM 2".

[12]     "SISTEM BUFFER DALAM TUBUH".

[13]     D. Retno Wulandari and Y. Jane Sugiri, "Diabetes Melitus dan Permasalahannya pada Infeksi Tuberkulosis Diabetes Mellitus and Its Problems in Tuberculosis Infection".

[14]     T. P. Wycherley, M. Noakes, P. M. Clifton, X. Cleanthous, J. B. Keogh, and G. D. Brinkworth, "A high-protein diet with resistance exercise training improves weight loss and body composition in overweight and obese patients with type 2 diabetes," Diabetes Care, vol. 33, no. 5, pp. 969--976, May 2010, doi: 10.2337/dc09-1974.

[15]     D. Yang, Y. Yang, Y. Li, and R. Han, "Physical Exercise as Therapy for Type 2 Diabetes Mellitus: From Mechanism to Orientation," Annals of Nutrition and Metabolism, vol. 74, no. 4. S. Karger AG, pp. 313--321, May 01, 2019. doi: 10.1159/000500110.

[16]     "Living with Type 2 Diabetes - Saul's Story - The Nebraska Medical Center - YouTube." https://www.youtube.com/watch?v=LK5g_lEY0fE (accessed Nov. 27, 2021).

[17]     "Ade Rai 10 ways improve GULA DARAH - YouTube." https://www.youtube.com/watch?v=GmzAC3tB0uo (accessed Nov. 28, 2021).

[18]     "Why You Should Be Lifting Weights if You Have Type 2 Diabetes | Everyday Health." https://www.everydayhealth.com/type-2-diabetes/living-with/weight-lifting-get-strong/ (accessed Nov. 28, 2021).

sumber gambar : 

https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-diabetes-8122020.jpg

https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2021/09/20/301312907.png

https://cdnwpedutorenews.gramedia.net/wp-content/uploads/2021/05/19113528/sistem-pernapasan-manusia.jpg

https://www.gurupendidikan.co.id/wp-content/uploads/2019/10/sistem-ekskresi-pada-manusia.jpg

https://asset.kompas.com/crops/bdlW9M0EadXtvq-j98vX1a2de94=/0x0:1300x867/750x500/data/photo/2020/10/19/5f8cfb4de1c09.jpg

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun