Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nilai Raporku

13 Desember 2024   19:37 Diperbarui: 13 Desember 2024   19:37 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini aku tidak berangkat ke sekolah karena ada penyerahan rapor. Aku dan teman-teman cukup menunggu hasil belajar di rumah. Orang tua kami yang menerima rapornya.

Pagi-pagi aku sudah deg-degan. Khawatir kalau nilaiku akan membuat kecewa Bunda dan Ayah. Tapi aku ingat kalau selama sekolah, aku jarang mendapatkan nilai jelek. Hanya sesekali saja aku mendapatkan nilai merah. Alhamdulillah Bunda tidak marah padaku.

"Lain kali kamu belajar yang lebih rajin. Jangan banyak bermain. Lihat sendiri kan kalau kamu terlalu banyak bermain, nilai kamu seperti ini," kata Bunda, menasehatiku saat ulanganku hanya mendapatkan nilai bebek dan telurnya, yaitu dua puluh. Gambar bebek mewakili angka dua, telur untuk menunjukkan angka nol.

Pukul tujuh lebih lima belas menit Bunda berangkat ke sekolah. Aku menatap kepergian Bunda dengan perasaan tak menentu.

Hampir satu jam aku menunggu Bunda di rumah. Meski pegang HP, aku masih memikirkan nilai di raporku. Di grup bersama teman-teman, semua merasakan hal yang sama.

"Mamaku sudah sampai rumah! Nilaiku ini!" Nadia mengabari lewat grup. Lengkap dengan foto nilai rapornya.

Aku dan teman-teman lain jadi ingin segera mengetahui nilai kami.

"Nilaiku pasti jelek. Kemarin banyak mata pelajaran yang perbaikan," chat dari Dodo. Ada emoticon menangis di belakang kalimat itu.

Akhirnya aku meletakkan HP, biar tidak kepikiran dengan nilai raporku. Aku merapikan teras rumah yang penuh barang bekas yang kemarin kugunakan untuk berlatih membuat mainan.

Tak lama kemudian, Bunda sampai rumah. Tak ada senyum di wajahnya. Aku jadi merasa bersalah karena pasti nilaiku mengecewakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun