Bukannya menjawab pertanyaan itu, kelinci itu malah semakin tersedu. Pak Harimau pun menemani kelinci.
"Aku Cici, Pak Harimau," ucap kelinci itu, setelah tangisnya mulai berhenti.
"Aku boleh cerita nggak, Pak?"
"Tentu boleh. Cerita saja."
Cici pun akhirnya bercerita kalau dia diolok-olok teman sekolahnya karena tidak memiliki alat tulis yang bagus.
"Ini alat tulisku, Pak."
Cici menunjukkan alat-alat tulisnya. Sebenarnya alat tulis itu bagus.
"Alat tulismu kan bagus."
"Punya temanku bisa bersuara."
"Bersuara?"
Cici mengangguk dan menceritakan ciri-ciri alat tulis yang dimaksud.