Ketiga, sesuai dengan isi cerita. Saya kira semua karya fiksi maupun non fiksi sepakat dengan kriteria ini. Semua karya yang ditulis harus sesuai atau menggambarkan isi cerita. Akan sangat lucu dan mengecewakan kalau antara judul dengan isi tidak ada kaitan sama sekali alias tidak nyambung.Â
Judul cerita anak jangan sampai menyesatkan dan mengundang ekspektasi yang jauh berbeda dengan isi cerita. Tujuannya agar anak-anak merasa puas dengan cerita yang dibacanya.
Keempat, cerita anak akan menarik jika menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Penulis harus jeli dan teliti untuk memilih kata-kata yang sederhana dan familiar bagi anak-anak. Biar mereka bisa langsung memahami arti judul.Â
Jika penulis menggunakan kata-kata yang rumit, anak-anak akan malas atau tidak tertarik untuk membaca cerita tersebut, sekalipun isinya sangat menarik dan banyak pesan moral di dalamnya. Mereka bisa berpikir kalau cerita tersebut bukanlah cerita yang ditulis untuk kalangan mereka kalau terlalu rumit atau sulit judulnya.Â
Dalam hal ini tingkat kesulitan memahami kata-katanya bisa berbeda, tergantung segmen cerita anak itu ditujukan untuk siswa kelas awal (kelas I sampai kelas III) atau kelas atas (kelas IV sampai kelas VI). Jadi judul yang tidak menarik bagi siswa kelas awal, bukan berarti tidak menarik pula bagi siswa kelas atas.
Kelima, menggambarkan tokoh atau setting cerita. Maksudnya di sini adalah menulis judul yang mencantumkan atau menyertakan nama tokoh atau latar belakang cerita. Judul yang pernah saya buat yang berkaitan dengan penulisan nama tokoh misalnya "Si Kiko dan Perpustakaan Kuno yang Ajaib". Judul ini sekaligus menerapkan kriteria kedua dan kelima.
Keenam, mengandung unsur emosi atau nilai moral yang positif, contohnya dengan menggunakan unsur dari kata "perjuangan", "persahabatan" atau "keberanian". Judul yang saya tulis contohnya "Persahabatan di Dunia Rusa". Kisah ini saya tulis dengan model cerita bersambung, sampai 30 bagian. Ada juga cerita anak dengan judul "Puspus yang Baik dan Pemberani".
Dari judul seperti ini, maka akan mencerminkan nilai positif dan akan membuat sebuah cerita anak menjadi lebih hangat dan inspiratif bagi anak-anak.
Ketujuh, penulis bisa membuat judul dengan pilihan kata yang berima atau irama. Dari pemilihan judul seperti ini maka akan membuat anak-anak lebih mudah mengingat judul dan ceritanya. Contoh judul cerita anak yang saya buat sesuai kriteria ini misalnya "Max, si Jago Kecil yang Jagoan".
Kurang lebih itu kriteria yang bisa diterapkan penulis yang akan menulis sebuah cerita anak, baik fabel, dongeng, cerita fantasi maupun jenis cerita anak lainnya. Semoga bermanfaat.
Salam literasi.