Lalu, sebenarnya apa sih pentingnya cerita anak, hingga ada penulis yang mau belajar atau mengembangkan diri untuk menulis cerita anak atau sering disebut cernak?
Secara umum, cernak merupakan sarana untuk membangun karakteristik anak yang masih banyak belajar bersosial di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. Nilai kejujuran, kerjasama, empati dan nilai-nilai positif lainnya diajarkan melalui sebuah cerita yang menarik.Â
Kedua, melalui cernak maka akan membantu daya kembang bahasa dan imajinasi anak. Kosakata anak akan lebih kaya jika anak sering membaca atau dibacakan buku yang sesuai dengan perkembangan usia mereka.
Lihat saja di sekeliling kita, seorang balita yang tiba-tiba memiliki kosa kata yang tak terpikirkan oleh orang tuanya. Itu bisa didapatkan melalui cerita baik melalui film atau buku cerita. Imajinasi anak pun akan lebih terangsang karena bacaan yang mereka dapatkan.
Ketiga, bagi pendidik, cerita anak menjadi salah satu media belajar yang menyenangkan. Kita bisa melihat di sekeliling kita, untuk mendongkrak rendahnya literasi anak-anak, digaungkan Read Aloud atau membaca nyaring menjadi media pembelajaran.
Tak hanya untuk anak PAUD lho ya. Read Aloud bisa diterapkan bagi siswa SMP. Dulu saya pernah menuliskan juga pengalaman seorang guru Seni Musik yang menggunakan Read Aloud untuk pembelajaran dan sangat bermanfaat bagi siswa yang belajar menyanyi.
Bagaimana Menulis Cerita Anak?
Ketika mendengar istilah cerita tentang anak dan cerita anak, seolah-olah sama artinya. Padahal kedua istilah itu sangat berbeda. Banyak penulis yang terjebak dengan cerita tentang anak ketika berniat menulis cerita anak.
Ada banyak tulisan yang membahas tentang kedua istilah ini. Saya belajar banyak dari tulisan Pak Bambang Trim, seorang editor yang sangat mumpuni.
Mudahnya, cerita tentang anak merupakan cerita yang sengaja ditulis dengan mengisahkan seorang tokoh, tentu saja seorang anak, yang menghadapi berbagai peristiwa manis pahit.Â
Di sini, cerita tentang anak ditujukan kepada pembaca dewasa karena alur dan ceritanya yang sulit dan berat diikuti anak-anak usia SD. Bahkan bisa saja unsur kekerasan fisik dan kata-kata kasar muncul di dalam cerita. Cerita seperti ini tentu tidak ramah bagi anak-anak SD.