Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Nekad Menulis Cerita Anak di Tengah Mewahnya Kompasiana

20 Oktober 2024   01:40 Diperbarui: 20 Oktober 2024   01:44 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: halozakat.org

Kami bertiga dengan bangga menyebut diri sebagai Emak-emak yang identik dengan wanita desa yang sederhana dan suka mendongeng. Karena itu ada pembagian tugas untuk proyek buku tersebut. Mulailah saya menulis cerita anak. Dengan segala keterbatasan dan keseruannya, buku pun terwujud.

Kembali ke masalah jadwal menulis di Kompasiana. Saya menyadari kalau peran saya sebagai pengajar dan ibu rumah tangga, maka tak mungkin setiap hari mempublikasikan tulisan di Kompasiana. Namun karena kerinduan dengan suasana kehangatan di Kompasiana, baik Kompasianer senior maupun sesama newbie, maka saya berusaha menyambangi rumah menulis saya lagi. Terbitlah banyak cerpen daripada artikel yang memotret aktivitas saya sebagai pengajar atau ibu. Namun sesekali artikel edukasi maupun kearifan lokal tetap saya tulis. Dari sekian banyak genre tulisan, hanya cerita anak yang rutin saya tulis setiap hari Sabtu atau Minggu. 

Masukan demi masukan bagaimana menulis yang tepat pun masuk. Sebagai contoh masukan dari Ayah Tuah yang mencermati tanda baca dan penggunaan huruf kapital yang kurang tepat, sangat berharga untuk kemajuan tulisan saya. Memang penggunaan huruf kapital yang kurang tepat dan tanda baca itu menjadi hal yang perlu banyak dipelajari dan dibenahi pada tulisan-tulisan saya.

Sebenarnya saat menulis dan mempublikasikan cerita anak baik dengan tokoh anak-anak, fabel maupun cerita fantasi, saya kadang berpikir kalau saya itu terlalu nekad. Di saat membaca cerpen-cerpen berkualitas di Kompasiana, perasaan itu muncul. 

Kalau sudah merasa seperti itu, saya mencoba untuk bertanya pada diri saya, sebenarnya apa yang saya cari ketika menulis. Menulis itu sebagai hobi saya. Dalam perjalanannya, saya fokus untuk kemanfaatan tulisan bagi pembaca. 

Kembali lagi saya merasa lebih tersesat. Dalam benak dan pikiran saya bertanya, bukankah Kompasiana itu lebih ditujukan untuk pangsa usia dewasa? Untuk apa saya publikasikan cerita anak di Kompasiana?

Ketika melihat anak-anak yang kurang dalam hal literasi non teks di sekolah, barulah tekad saya dalam menulis cerita anak kembali menyala. Biar saja cerita untuk anak masuk di Kompasiana. Hehe.

Ternyata dari nekadnya saya dalam menulis cerita anak, ada Kompasianer yang sering menyimak kanal Fiksiana dan mengusulkan nama saya sebagai calon nominator Best in Fiction untuk tahun ini. Siapapun yang sudah mengusulkan akun saya dan sampai akhirnya menjadi nominator Best in Fiction, saya berterima kasih atas kepercayaannya. 

Perjalanan yang panjang di dunia penulisan, saya tak tahu bagaimana muaranya. Saya hanya berharap tulisan saya membawa kebaikan untuk orang banyak, terutama anak-anak. 

Sekelumit cerita saya yang merasa sangat terkejut dengan kabar jadi nominator ini tentu akan membekas bagi saya yang tinggal dan mengajar di sekolah dasar di lingkungan pedesaan, di kawasan Gunungkidul.

Pada akhirnya saya ucapkan selamat ulang tahun, Kompasiana! Sukses selalu para Kompasianer! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun