Kura-kura kecil bernama Ramut terlihat sedih. Dia sering diejek oleh teman-temannya sekelas karena kalau pelajaran olahraga, dan diajak berlari mengelilingi lapangan pasti akan tiba di garis finish paling akhir.
Tertawaan teman-temannya membuatnya mengurung diri. Dia tak mau bermain dengan teman-teman karena khawatir kalau akan ditertawakan lagi.
"Kenapa aku diciptakan dengan berjalan lambat?" keluh Ramut.
Kini Ramut menatap sebuah poster yang dipasang di papan pengumuman sekolah. Dalam menyambut hari kemerdekaan, sekolah akan mengadakan lomba. Lombanya macam-macam.Â
Teman-teman Ramut menyambut acara lomba itu dengan riang gembira. Salah satu lomba yang diselenggarakan adalah lomba lari estafet. Lomba lari estafet ini diikuti seluruh siswa di sekolah.Â
Setiap regu lomba terdiri dari lima peserta yang ditentukan secara acak dengan pencocokan nomor undian yang sama.
"Kalian boleh ambil nomor undian masing-masing, anak-anak! Nanti setiap nomor yang sama maka akan jadi satu regu."
"Siap, Bu Guru!" seru para siswa.
Bu Guru memasukkan nomor undian yang digulung ke dalam wadah. Wadah itu dipegang Bu Guru dan diedarkan. Setiap siswa mengambil gulungan undian.
"Nanti buka undiannya bareng-bareng ya!" pesan Bu Guru.