Ketika peserta didik bisa menjawab atau mengemukakan pendapat tentang materi yang dibahas, mereka akan sangat senang dan lebih bersemangat belajar. Rasa percaya diri mereka lebih meningkat. Mereka akan bangga pada kemampuannya dan terus mengasahnya.
Keempat, anak belajar dengan kecepatannya sendiri dan lebih efektif belajar dalam kelompok dengan kondisi yang setara.
Dalam hal ini berlaku jika peserta didik ada yang sudah lancar berbahasa Indonesia dan masih banyak menggunakan bahasa daerah.
Jika ditemukan kelas seperti itu, maka pembelajaran bisa menggunakan prinsip pembelajaran berdiferensiasi bahasa. Tujuannya agar peserta didik nyaman belajar, tanpa harus merasa tertekan dan malu akan kemampuannya.
Kelima, penggunaan bahasa daerah dalam pembelajaran bersifat sementara.
Seperti yang sudah dipaparkan di depan, seiring perkembangan maka di tingkat lebih atas, penggunaan bahasa daerah harus dikurangi. Para siswa mulai belajar dengan bahasa Indonesia sedikit demi sedikit agar mereka tidak kaget dan mudah memahami pembelajaran.
Keenam, bila semua peserta didik sudah cukup menguasai bahasa Indonesia maka pembelajaran dapat menggunakan bahasa Indonesia.
Apalagi jika peserta didik merupakan pembelajar di kelas atas (kelas IV-VI), kosakata bahasa Indonesia lebih banyak daripada peserta didik di kelas awal atau kelas bawah.
Nah, ketika menemukan kemampuan anak yang masih sulit, maka orang tua tidak perlu risau karena para guru akan menggunakan bahasa daerah terlebih dahulu agar peserta didik lancar belajarnya.
Kelak di kelas-kelas berikutnya, kemampuan dan penguasaan bahasa Indonesia akan semakin baik.