Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Nomine Best in Fiction Kompasiana Awards 2024 Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Angka

9 Februari 2024   06:33 Diperbarui: 9 Februari 2024   06:51 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: liputan6.com

Kini, di tengah-tengah semangat ingin segera menyusul teman-teman seangkatannya lulus, dia malah kesulitan dalam hal keuangan. Dia merasa tak mungkin meminta kiriman uang lagi. Seminggu yang lalu, orang tuanya mengirim uang saku.

"Bisa-bisa, Ibu menyetop jatah bulananku," gerutu Amira.

Dia menyadari kalau selama ini gaya hidupnya keliru. Hanya menuruti hawa nafsu, sementara orang tua banting tulang demi gelar sarjananya.

***

Sahabat-sahabat Amira datang silih berganti ke kostnya. Ada saja yang mereka bawa dari kost Amira. Jam tangan, tas, jaket dan barang-barang branded lain. Barang-barang miliknya sengaja dijual. Sebuah keputusan yang nekad, mengingat kalau dia berburu barang-barang itu hingga melalaikan kepentingan pokoknya sebagai mahasiswa.

"Apa nggak sayang kalau kamu jual, Mira?" tanya Nadira, seorang temannya, saat melihat koleksi barang-barang Amira.

"Aku sudah dikejar terus sama ibu dan bapak. Uang dari mereka harusnya buat menyelesaikan penelitian dan lulus. Malah buat hal yang tak perlu."

"Kamu kan tinggal minta," sela Nadira.

"Orang tuaku bukan orang kaya, Dira. Mereka bekerja di rumah Pak Diro," jawab Amira dengan suara pelan. Nadira tak percaya dengan ucapan sahabatnya itu. Saat Amira menunjukkan foto kedua orangtuanya, baru Nadira percaya.

___

Branjang, 9 Februari 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun