Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Celengan Panda

14 Januari 2024   20:16 Diperbarui: 14 Januari 2024   20:21 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: image creator from Microsoft Designer

Cantika menimang-nimang celengan berbentuk panda lucu. Celengan unik itu adalah hadiah dari neneknya saat ulang tahun setahun yang lalu. Dari cerita nenek, celengan itu khusus dipesan oleh nenek kepada seorang pengrajin gerabah di tempat tinggal nenek. Nenek tahu kalau Cantika sangat menyukai barang-barang berbentuk panda, mulai dari tas, bantal, boneka, dan sebagainya.

"Kamu sisihkan uang jajanmu, Cantika. Jangan boros. Dengan menabung di celengan itu, suatu saat kamu bisa membeli barang-barang yang kamu inginkan," nasehat nenek.

**

"Kenapa kamu menimang-nimang celenganmu, Cantika? Kamu mau beli sesuatu ya?" tanya Ibu yang sudah duduk di samping Cantika.

"Nggak kok, Bu. Cuma mengecek, kira-kira celenganku sudah penuh apa belum," jawab Cantika.

"Oh, Ibu kira kamu ingin sesuatu."

Cantika tersenyum manis.

***

"Bibi, ini buat Binar, ya!" ucap Cantika.

Bibi Narmi yang sedang mengepel lantai di teras rumah menghentikan kegiatannya sebentar. 

"Apa ini, Neng Cantika?"

"Tolong ini dikasih ke Binar. Buat beli sepatu. Sepatu Binar kekecilan," ucap Cantika sambil menyerahkan celengannya.

"Tapi, Neng. Sayang sama celengan Neng Cantika. Nggak usah ya, Neng. Nanti Bibi bisa belikan sepatu baru buat Binar. Bibi sudah siap kok uangnya," ucap Bibi Narmi. Bibi Narmi mengembalikan celengan kepada Cantika.

"Nggak apa-apa, Bibi. Kan Bibi baik banget sama keluarga kami."

Cantika menyerahkan kembali celengan kepada Bibi Narmi.

"Neng Cantika sudah bilang sama Ibu apa belum? Lebih baik Neng Cantika tanyakan ke Ibu dulu, ya!"

***

"Kenapa kamu ingin memberikan celenganmu kepada anak Binar, Cantika?" tanya Ibu.

Cantika menceritakan hal yang dialami Binar di sekolah.

"Kasihan Binar, Bu. Sepatunya kekecilan dan warnanya sudah pudar. Dia sering diejek teman-teman. Dia jadi menyendiri. Aku nggak tega."

"Oh, begitu. Terus kamu yakin kalau uang di celenganmu cukup untuk membeli sepatu buat Binar?" tanya Ibu.

Cantika menggelengkan kepalanya. Terus terang dia tidak tahu harga sepatu baru. Dia juga tidak tahu, berapa uang yang sudah terkumpul di celengannya.

"Lebih baik nanti kita ajak Binar ke toko sepatu, Cantika. Gimana menurutmu?"

Cantika mengangguk dan tersenyum bahagia. Ibu mau membantunya untuk membelikan sepatu baru untuk Binar.

***

"Terima kasih, Bu Diah. Terima kasih, Cantika," ucap Binar setelah dibelikan sepatu baru.

"Iya, Binar. Sama-sama," ucap Cantika.

"Kamu ingat-ingat ya, Binar. Kamu harus rajin belajar. Kasihan Ibumu yang harus merawat bapakmu dan membiayaimu sekolah," nasehat Ibu kepada Binar.

"Iya, Bu Diah."

Kemudian Binar berpamitan untuk pulang. Namun Cantika menahan Binar.

"Sebentar, Binar."

Cantika masuk ke dalam kamar. Tak berapa lama, dia kembali ke teras rumah. Di tangannya terlihat celengan panda.

"Ini buatmu, Binar."

Binar memandang ke arah Cantika dan ibunya. Ibu Cantika tersenyum dan mengangguk tanda menyetujui yang dilakukan Cantika.

___

Branjang, 14 Januari 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun