Aya mengambil layang-layang buatan bapaknya itu. Tepatnya layang-layang mainan Mas Dimas. Lalu dibawa ke luar rumah dan diletakkan di atas kursi kayu depan rumah.
"Hai, Aya!"
Momon, teman Aya, memanggilnya dari arah jalan. Aya menjawab sapaan itu.
"Apa itu, Ya?"
Momon mendekati Aya. Pandangannya tertuju pada layang-layang biru yang baru saja dibawa Aya.
"Layang-layang Mas Dimas, Mon."
"Ah, yang bener?"
Momon mengamati benda itu.Â
"Tapi memang layang-layangnya kelihatan tua," selorohnya.
Layang-layang itu dipegang dan diangkat Momon. Semua bagian layang-layang diperhatikan dengan baik.
"Gimana kalau kita main layang-layang ini?"