Setelah puas, mereka minta diturunkan di sisi gunung dan beristirahat. Saat asyik beristirahat, tiba-tiba cuaca mendung. Mereka mencari tempat berlindung. Apalagi mereka harus mengamankan layang-layang tua milik Aya.
Mereka agak kesusahan mencari tempat istirahat yang aman dari hujan.
"Lihatlah di balik pohon besar itu! Di sana ada gua. Tapi tidak terlalu luas," ucap Layang-layang.
Anak-anak itu mengikuti petunjuk Layang-layang. Alangkah kagetnya saat melihat gua itu. Sempit dan hanya bisa ditinggali dua orang.Â
Akhirnya mereka berebut untuk berteduh di sana. Masing-masing tak mau kehujanan. Mereka sadar kalau tak membawa baju untuk ganti.
"Sebaiknya Aya dan Aqila saja yang berteduh di gua ini," usul Momon.
"Tapi, nggak adil dong, Mon!" seru Aya.
"Iya, harusnya kita semua berteduh bareng. Wong tadi saja kita senang-senang bareng," protes Aqila.
"Tapi kalian lihat. Guanya sempit. Cuma cukup untuk dua orang. Lagi pula, ada anak perempuan, maka mereka harus lebih diutamakan," terang Momon.
Akhirnya Aya dan Aqila terteduh di gua itu. Sedangkan Momon berjaga di sekitarnya.
Mendekati malam, suasana sekitar gua itu menjadi lebih sepi. Namun ada Manusia Permen yang terlihat beda dari ketiga anak itu.Â