Hari ulang tahunku hampir tiba. Aku berharap mendapatkan kado istimewa dari ibu, seperti tahun-tahun sebelumnya. Aku tak sabar menanti hari ulang tahunku.
Oh iya. Saat aku ulang tahun, ada tetanggaku yang juga ulang tahun, namanya Antik. Dia usianya satu tahun lebih muda daripada aku. Akan tetapi dia tak pernah merayakan ulang tahunnya.
"Mamak tidak bisa membelikan kado untukku, Mbak Fah," ceritanya.
Mamak Antik memang bisa dibilang kurang mampu. Setiap hari Mamaknya mencuci baju para pelanggannya. Uang yang dihasilkan juga tak banyak. Namun Antik sangat mensyukuri apapun yang diberikan mamaknya setiap hari.Â
Kadang aku mengajaknya ke rumah untuk bermain dan menemaniku kalau Bundaku sedang berada di luar kota. Bundaku sangat sibuk. Kata Bunda, dia berkunjung ke berbagai panti asuhan.Â
"Kalau kamu ulang tahun pasti mendapat kado istimewa terus dari Ayah Bundamu ya, Mbak Fah?" tanya Antik.
Aku tersenyum. Biasanya setelah menerima kado dari ayah bunda, aku cerita tentang kado itu. Antik tersenyum masam dan banyak diam.
Ketika ingat senyuman Antik itu, tiba-tiba aku ingin merayakan ulang tahun bersamanya. Biar Antik bisa merayakan ulang tahun juga sepertiku. Keinginan itu kukatakan pada Bunda.
"Wah. Ide bagus, Fah! Nanti Bunda siapkan acara kalian ya!"
Aku bahagia sekali saat Bunda sangat mendukung ideku. Di mataku terbayang senyum cantik Antik.
Bunda memesan dua kue ulang tahun dan membeli aneka bingkisan untuk teman-teman yang diundang dalam ulang tahun nanti. Selain itu, Bunda membelikan baju untukku dan Antik.
"Kita nggak usah menerima kado ya, Fah. Kita berbagi saja sama teman-temanmu," ucap Bunda.Â
***
Hari ulang tahun tiba. Dua kue ulang tahun dengan model yang sama sudah diletakkan di atas meja ruang tamu.Â
Antik sudah kuajak ke rumah setelah shalat Asar. Dengan pakaian warna peach pemberian Bunda membuatnya semakin cantik. Mamak Antik juga lebih rapi dan bersih dari biasanya.
Setelah semua temanku dan teman Antik datang, acara segera dimulai. Kue ulang tahun dipotong dan dibagikan kepada semua teman di sekitar rumah dan teman sekolah kami. Ada juga bingkisan untuk mereka.
Setelah teman-teman pulang, Bunda mengajakku, Antik dan Mamaknya membeli alat-alat sekolah dan bahan makanan untuk keperluan harian mereka.
Dengan mata berbinar, Antik memelukku dan Bunda.
"Terima kasih, Bu. Ibu memberiku hadiah ulang tahun yang istimewa."
Bunda mengusap kepala Antik.
"Makasih juga buat kamu ya, Mbak Fah." Antik menatapku dengan mata berkaca-kaca. Lalu Antik berlari mendekati Mamaknya yang berdiri tak jauh dari kami berada.
"Terima kasih ya, Bu. Kami tak bisa membalas dengan apapun. Semoga Ibu dan keluarga diberikan kesehatan dan rezeki yang barokah," ucap Mamak Antik.
___
Branjang-Melikan, 27-28 November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H