"Belajar sabar untuk mendapatkan hasil yang bagus. Juga belajar bekerja sama satu sama lain," terangku.
***
Rasanya lelah sekali setelah bermain dan belajar bersama anak-anak. Mereka sudah pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan aku dan kau masih di gubuk. Membereskan alat-alat dan bunga yang sudah terangkai di dalam vas bunga.
"Kamu nggak capek bermain sama anak-anak itu, Rik?" tanyamu, memecah keheningan.
Aku tersenyum. Tak ada yang perlu kukatakan padamu.
"Mmmm, Rik... terima kasih ya," ucapmu.
"Terima kasih? Untuk apa?" tanyaku. Aku kurang paham akan maksudmu.
"Kamu mengajariku banyak hal di hari spesialku ini."
Kau menceritakan kalau baru pertama kali berhadapan dengan anak dan kegiatan mengolah barang bekas. Aku maklum, papa-mamamu adalah orang kaya. Apa saja yang kau dapatkan adalah barang bermerk dan mahal.
"Ini adalah kado teristimewa yang kudapatkan tahun ini. Kudapatkan kado itu darimu, perempuan yang juga istimewa bagiku. Seperti kota Yogyakarta," lanjutmu sambil tersenyum.
___