Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Workshop Literasi, Salah Satu Upaya Peningkatan Kemampuan Literasi Siswa

27 Oktober 2023   04:57 Diperbarui: 27 Oktober 2023   05:03 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Workshop Literasi dan Numerasi di Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul. Dokpri

Mengapa Dilaksanakan Workshop Literasi?

Minggu-minggu ini, jadwal kegiatan sekolah terasa padat. Para siswa kelas V melaksanakan ANBK(Asesmen Nasional Berbasis Komputer). Sementara bulan Oktober ini merupakan Bulan Bahasa yang biasa diisi dengan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan literasi.

Ternyata oh ternyata, tepat di Bulan Bahasa ini, sekolah mendapatkan undangan dari Dinas Pendidikan Kabupaten untuk mengikuti Workshop Literasi dan Numerasi. Workshop ini diperuntukkan bagi guru kelas bawah (guru kelas I-III). Berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 23 sampai 25 Oktober 2023. Jumlah peserta yang diundang adalah salah satu guru yang mengampu di kelas bawah.

Berkaitan dengan pelaksanaan ANBK tahun ini, guru kelas I bertugas menjadi pengawas di sekolah lain. Sedangkan guru kelas II menjadi proktor ANBK. Akhirnya Kepala Sekolah menunjuk saya menjadi perwakilannya. Kebetulan untuk tahun ini saya mengampu kelas III.

Saat hari pertama pelaksanaan workshop, para peserta yang menerima undangan tersebut berkelakar dan mempertanyakan kenapa guru-guru kelas bawah harus mengikuti workshop tadi. Ini karena para peserta mengetahui bahwa workshop ini dilaksanakan karena nilai literasi para siswa kelas V yang mengikuti ANBK tahun ajaran kemarin kurang baik.

Tentu peserta workshop menyadari bahwa memang para siswa kelas V ini termasuk generasi yang belajar di masa Corona, di mana mereka belajar bukan di sekolah. Namun belajar secara daring atau pembelajaran jarak jauh.

Siswa dibersamai guru setiap hari saja terkadang sulit diajak untuk belajar, apalagi belajar di rumah kurang lebih dua tahun. Sudah barang tentu mereka tidak maksimal dalam menyerap dan mengeksplorasi ilmu. Dampaknya nilai ANBK kurang maksimal dan nilai rapor sekolah juga di ambang nilai merah. 

Melihat prestasi tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul menginisiasi untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa kelas bawah. Peningkatan literasi para siswa kelas bawah tersebut tidak mungkin dilatihkan secara langsung kepada siswa. Karenanya, guru kelas bawah yang diberi bimbingan teknis agar bisa memberikan pembelajaran yang disenangi dan mereka tertarik dalam dunia literasi.

Pemaparan Materi Workshop 

Guru merupakan model yang baik bagi siswa. Dan ketugasan untuk mengikuti workshop tak perlu dinilai sebagai beban. Workshop diadakan untuk menyenangkan guru dan pada akhirnya guru bisa menyenangkan siswa dalam pembelajaran. Itu yang ditekankan oleh pemateri.

Pembelajaran yang menyenangkan sudah barang tentu menuntut guru kreatif di kelas. Teks multimodal menjadi salah satu yang bisa diusahakan guru.

Jika ada mindset bahwa pembelajaran hanya dengan membaca buku saja, sudah waktunya diubah. Ada banyak hal yang ada di lingkungan dan bisa digunakan untuk belajar para siswa.

Cakupan teks multimodal sangat luas. Para siswa tidak hanya dihadapkan pada teks bacaan, tetapi juga media lain seperti video, cerita bergambar, bahasa tubuh, sumberdaya alam, sumber daya buatan di sekitar dan sebagainya. Kesemuanya jika dimodifikasi untuk pembelajaran akan membuat para siswa menyenangi bacaan.

Workshop ini dalam jangka pendek diharapkan bisa meningkatkan nilai rapor. Namun jangka panjangnya, para siswa ke depannya akan lebih senang dalam belajar dengan media apapun.

Ketika memanfaatkan teks multimodal sendiri, guru bisa menyesuaikan dengan keadaan sekolah dan lingkungannya. Cara penyampaian pun dikemas semenarik mungkin. Apalagi yang disasar adalah siswa kelas bawah.

Dalam memanfaatkan buku gambar bercerita misalnya. Buku tersebut bisa digunakan untuk kesenangan dan pengantar untuk ke materi pelajaran.

Dalam membawakan buku cerita bergambar ini, guru bisa dengan membaca nyaring. Membaca nyaring tentu sering dilakukan para guru kelas bawah. Namun, ternyata kurang mengena dan kurang menarik. 

Dari pemateri, para peserta workshop diberikan pengetahuan tentang pengaturan posisi duduk guru dan siswa. Posisi guru dan siswa bukan sama-sama duduk. Guru bukan berdiri dan siswa duduk. Namun guru, sebagai pembaca nyaring dalam posisi duduk di kursi. 

Praktik membaca nyaring untuk pembelajaran. Dokpri 
Praktik membaca nyaring untuk pembelajaran. Dokpri 

Sementara para siswa duduk di lantai dengan posisi membentuk setengah lingkaran di depan guru. Tujuannya agar guru bisa dilihat utuh oleh siswa. Buku yang dibawa pun bisa terlihat jelas bagi semua siswa. 

Kemudian buku dipegang dengan posisi sampul buku menghadap ke depan. Guru memancing para siswa untuk memerhatikan sampul buku dan mulai melakukan aktivitas membaca nyaring.

Nama dan ilustrator harus dibacakan guru ketika mengenalkan identitas buku. Barulah guru bisa memulai membaca ringan secara pelan dengan menunjukkan setiap halaman ke arah seluruh siswa. 

Karena posisi buku menghadap ke depan dan agar bisa menyampaikan cerita secara menarik, maka guru harus membaca dan menguasai buku tersebut terlebih dahulu.

Jika siswa yang diajak membaca nyaring adalah siswa kelas bawah, maka penekanannya adalah agar siswa senang membaca. Belum sampai ajakan dan pengantar ke materi pelajaran.

Namun jika yang dihadapi adalah siswa kelas atas, maka tujuannya tak lagi agar siswa senang membaca. Siswa harus bisa menganalisa dan mengikuti alur ke arah materi pelajaran. Jadi membaca nyaring berfungsi sebagai jembatan untuk ke materi pelajaran.

Membaca nyaring seolah mudah, namun bisa dikatakan sulit. Karena guru harus bisa mencari buku-buku cerita bermutu yang akan disampaikan kepada siswa.

Praktik seperti ini memang terlihat menyenangkan. Siswa bisa bersuka hati dalam belajar. Bahkan mereka tidak menyadari kalau sedang belajar. Namun kesan dari aktivitas membaca nyaring tersebut bisa terbawa sampai siswa dewasa.

Tentu saja hasil belajar seperti ini tidak serta merta menyebabkan nilai rapor sekolah langsung baik. Membutuhkan proses yang tidak sebentar. Harapannya di masa dua atau tiga tahun mendatang, daya baca siswa semakin membaik.

Foto bersama para peserta workshop. Dokumentasi Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul.
Foto bersama para peserta workshop. Dokumentasi Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul.

Workshop Literasi memang sangat dibutuhkan para guru, demi kemajuan literasi para siswa. Guru harus membangun semangat yang lebih tinggi untuk melayani kebutuhan siswa dalam pembelajaran di sekolah.

___

Branjang, 27 Oktober 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun