Mas Mahardika hanya tersenyum. Diingatnya saat pertama kali melihat rambutku, dia begitu takjub. Maklum, dia tahu penampilanku tanpa jilbab saat sudah menikah.
***
"Rambut Rema dipotong pendek saja, Yah!" usulku.Â
Aku bisa merasakan kekesalan ibu saat aku kutuan di masa kecil.
"No way! Nggak boleh!"
"Kasihan Rema. Rambutnya lengket dan jelek gitu".
"Halah, biarin saja. Nanti aku yang metani kutu Rema," ucap suamiku.
Tak berapa lama, Mas Mahardika memanggil Rema. Dia asyik metani atau membersihkan kutu dan telurnya dari rambut putri tercintanya. Sesekali mereka tertawa bersama.
___
Branjang, 3 Oktober 2023
Cerpen masuk dalam buku dengan judul Rema.