Cerita dalam buku Petualangan ke Kota Hewan itu memiliki daya magis. Rizqi merasa dirinya tertarik dalam buku, saat dia membuka buku pada ilustrasi yang menggambarkan pintu masuk ke kota hewan.
Yang menariknya ke kota hewan berupa cahaya putih, menyilaukan matanya. Di pintu itu ada lorong panjang yang sempit tetapi sangat terang.Â
Dia terus masuk melalui lorong panjang itu. Sampai akhirnya dia sampai di kota hewan. Anehnya kota hewan itu tinggalnya di perkotaan. Setiap hewan mau ke mana saja, mereka harus naik kendaraan baik mobil, motor, sepeda dan sebagainya.
Hewan-hewan di Kota Hewan itu seperti manusia. Makan minum tidak dicari di hutan, tetapi di pasar modern. Tetapi mereka tidak mengeluarkan uang untuk mendapatkan aneka makanan dan minuman. Mereka hanya masuk ke pasar modern dan tinggal ambil saja kebutuhannya.
Rizqi berpikir kalau hewan-hewan itu pasti enak. Makanan bisa diambil sesuka hati. Tak seperti di kota tempat tinggalnya.Â
Di tempat tinggal Rizqi kalau ke pasar modern maupun tradisional harus mengeluarkan uang. Harganya pun mahal. Terkadang, orang seperti orang tua Rizqi harus rela mengerem keinginan. Bagaimanapun mereka bukan keluarga kaya.
***
Saat sampai di Kota Hewan, Rizqi kebingungan. Dia bingung mau melakukan apa dan memikirkan bagaimana untuk bisa kembali lagi ke sekolah. Dia khawatir kalau mamak akan mencarinya.Â
Dia harus membantu mamak ke sawah sepulang sekolah. Nah, kalau sekarang dia tersesat ke Kota Hewan, siapa yang membantu mamak?
Rizqi memandang ke sekitar tempat dia berdiri. Pelan-pelan dia berjalan, menuju gazebo di depan pasar modern.Â
Dia ingin berteduh karena cuaca di Kota Hewan sangat panas. Ternyata, setelah dia duduk di gazebo itu, ada Panda yang menyusul duduk di sampingnya.