Setengah jam kemudian, aku sudah rapi dan siap menemanimu.
"Kamu tadi ngapain saja? Lama amat," tanya dan komentarmu sudah kuduga tadi.
"Kamu ini harusnya tahu. Kalau ibumu mau pergi tu lama nggak siap-siapnya?"
Kau menggaruk kepalamu. Bagaimanapun kau pernah cerita kalau ibumu suka dandan. Jadi, sebenarnya tak perlu kau tanyakan pada kaum perempuan sepertiku, kenapa dandan lama.
"Gimana, jadi minta ditemeni apa nggak? Kalau nggak, aku tidur!"
Kau mencegahku dan menggandeng tanganku seperti biasa yang kau lakukan sejak kecil.Â
Sebenarnya aku malu kalau kau memperlakukan aku seperti itu. Kita kan sudah dewasa. Pasti akan ada pandangan aneh bagi orang kalau melihat kita bergandengan seperti itu.
"Bisa nggak kamu lepas tanganku. Besok-besok aku nggak mau lagi kamu ajak kalau sembarangan menggandeng tanganku," ucapku kesal.
Aku sudah berulang kali mengingatkanmu untuk bersikap wajar. Tetap saja cuek menggandengku.
Mendengar ucapanku, kau segera melepas tanganku.
"Kenapa nggak mau digandeng?" tanyamu kesal.Â