"Ibu, aku ingin bisa terbang seperti burung," Meri mengatakan keinginannya kepada Ibu Bebek yang baik hati.
"Kenapa kamu ingin terbang, Meri?" tanya Ibu Bebek.
"Aku iri dengan Piyik," Meri menjawab singkat pertanyaan Ibu Bebek.
Ibu Bebek geleng-geleng kepala. Meri, anaknya sudah seringkali dinasehati untuk bersyukur. Tetap saja Meri iri kepada temannya si Piyik, anak Burung.
"Lha Meri cerita kalau dia dan Ibunya bisa terbang dan di langit bisa melihat keindahan alam dari atas. Aku ingin melihatnya, Buuuu."Â
Meri merengek kepada Ibu Bebek.
"Kita itu nggak bisa terbang kaya Piyik dan Bu Burung, Meri."
"Tapi kita kan juga punya sayap, Bu. Kenapa nggak bisa terbang. Kan sama-sama punya sayap," Meri protes kepada Ibu.
"Meri sayang. Tidak semua makhluk yang bersayap itu bisa terbang di langit. Coba lihat Kuthuk sama Ibu Ayam, Minthi sama Bu Entog. Kan sama seperti kita."
"Uuuuhhh... Ibu selalu membandingkan aku dengan Kuthuk sama Minthi! Mereka itu nggak seru, Bu! Yang diceritakan hampir sama yang kita alami setiap hari. Aku ingin yang berbeda!"