Di saat aku kesal kepada Aisyah, Guru Kelas Aisyah, Bu Lintang berjalan menuju ruang kelas IV dengan senyum khasnya. Di tangan kanannya ada tumpukan rapor para siswa.
"Mari, ibu-bapak segera masuk ruang kelas. Akan segera saya bagikan hasil belajar siswa," ucap Bu Lintang menyapa dan mengajak kami, para orang tua atau wali siswa untuk masuk ruang kelas IV.
Suasana pembagian rapor saat itu terasa menyesakkan dadaku. Aku sebelumnya membayangkan kalau Aisyah akan mendapatkan Juara I seperti biasanya. Ternyata hanya mimpiku saja.Â
Bu Lintang segera membuka acara pembagian rapor. Beliau mengucapkan terima kasih atas kehadiran kami dalam pembagian rapor. Tak lupa beliau berterima kasih atas kerjasama antara guru, sekolah dan orang tua atau wali siswa dalam kelancaran proses pembelajaran selama satu tahun.Â
Berikutnya, Bu Lintang memberikan petuah bijak kepada kami berkaitan dengan prestasi para siswa.
"Berkaitan dengan prestasi para siswa yang mungkin naik atau turun, saya minta ibu atau bapak tak kecewa. Tak perlu menyikapi secara berlebihan nggih. Putra-putri ibu-bapak harus disupport terus. Jangan sampai ibu-bapak kecewa lalu marah pada putra-putrinya. Yang namanya prestasi itu kadang di atas, kadang di bawah," begitu ucap Bu Lintang.
Aku dan para orang tua siswa memerhatikan penjelasan Bu Lintang. Sesekali orang tua atau wali siswa lainnya menimpali penjelasan Bu Lintang.
"Kalau boleh saya cerita, saya juga memiliki anak yang sekolah nggih, ibu-bapak. Saat penerimaan rapor, saya hanya melihat nilainya seperti apa. Saya tidak marah. Tapi kalau pas ujian lalu kebetulan nilainya jelek, ya saya hanya tanya anak saya, kira-kira naik kelas apa nggak nantinya. Pertanyaan saya lebih menekankan bahwa anak saya membuat kesalahan karena belajarnya kurang serius. Dengan pertanyaan itu, dia jadi berpikir untuk belajar lebih giat," tutur Bu Lintang.
"Jadi, saya ingin ibu-bapak juga seperti itu. Khawatirnya kalau ibu-bapak marah malah menjadikan putra-putrinya drop psikisnya."
Mendengar penuturan Bu Lintang, tak terasa air mataku mengalir. Terbayang kemarin-kemarin aku selalu marah kalau nilai Aisyah jelek. Ternyata seorang guru yang memiliki anak pun tak terlalu memikirkan peringkat atau rankingnya.
"Percayalah dengan putra-putri ibu-bapak. InsyaAllah mereka akan berprestasi dan sukses di bidang masing-masing," tutur Bu Lintang lagi.