Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Karyamu dan Kekasihku

14 Januari 2023   23:22 Diperbarui: 14 Januari 2023   23:25 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Terimakasih ya, mbak Tiya. Berkat mbak Tiya, aku ikutan lomba cerpen dan menang," chat-mu saat ada pengumuman kejuaraan lomba cerpen.

Keningku berkerut. Tiya bukanlah namaku. Tapi dia adalah penyelenggara lomba cerpen itu. Aku agak lupa, tahun berapa lomba itu diikutinya.

"Kok mbak Tiya sih, mas?" Tanyaku dengan emoticon bingung.

Tak lama kau menyorot sebuah link lomba menulis cerpen. 

"Itu akun mbak Tiya kan?"

"Iya, mas. Tapi aku bukan Tiya..."

Mungkin saja kau bingung, aku share link lomba menulis cerpen tapi kok bukan aku yang menyelenggarakan. Hahaha.

"Itu kan acaranya mbak Tiya. Terus aku tahu kalau mas Leo itu cerpenis. Makanya aku share, biar mas Leo bisa ikutan lombanya."

"Lha terus nama mbak-nya sendiri siapa?" Tanyamu kemudian. Untuk menjawab pertanyaanmu, kukirimkan sebuah link. Barulah kau sadar atas kekeliruanmu.

Sejak saat itu, kita sering berdiskusi tentang banyak hal. Artikel politik, pendidikan, puisi, cerpen. Terkadang pekerjaan kita bicarakan. Juga rutinitas tahunan yang sering dialami perantau, mudik. Kau sering cerita kalau tidak bisa mudik. Tak ada orang tua yang kan kau temui lagi. Padahal kau kan bisa mengunjungi rumah peristirahatan terakhir mereka.

Komunikasi kita pelan-pelan berjarak. Bukan kau yang menciptakan. Tetapi aku. Hanya aku yang tahu alasannya. Tak kuceritakan padamu.

Kau pernah menuliskan cerita pendek dengan nama kita sebagai tokohnya. Cerita itu dibumbui puisi romantis. Kau tuliskan lewat beranda akun Facebook dan namaku kau tag. Kekasihku membaca karyamu itu. Dia menganggap karyamu itu seratus persen nyata. 

Dia cemburu dan memberikanku dua pilihan, tetap bersamanya atau asyik dengan karya-karya yang kau ciptakan.

Tak ada pilihan lain. Jelas aku memilih bersama kekasihku. Bagaimanapun dia yang telah mengobati luka hatiku hingga aku tetap bertahan. 

Aku tahu, dia takut kalau hatiku berpaling. Dia tak tahu kalau aku lebih takut kalau dia menemukan dan merasa nyaman dengan perempuan lain. 

Kini kubersyukur, dalam beberapa menit ke depan, kami akan menjalani prosesi ijab kabul.

***

"Vigi, terima kasih sudah mengajariku untuk lebih dewasa. Aku yakin bahwa rasa tak harus bersambut. Hari ini, aku turut bahagia atas pernikahanmu. (Leo)"

Branjang, 13 Januari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun