Komunikasi kita pelan-pelan berjarak. Bukan kau yang menciptakan. Tetapi aku. Hanya aku yang tahu alasannya. Tak kuceritakan padamu.
Kau pernah menuliskan cerita pendek dengan nama kita sebagai tokohnya. Cerita itu dibumbui puisi romantis. Kau tuliskan lewat beranda akun Facebook dan namaku kau tag. Kekasihku membaca karyamu itu. Dia menganggap karyamu itu seratus persen nyata.Â
Dia cemburu dan memberikanku dua pilihan, tetap bersamanya atau asyik dengan karya-karya yang kau ciptakan.
Tak ada pilihan lain. Jelas aku memilih bersama kekasihku. Bagaimanapun dia yang telah mengobati luka hatiku hingga aku tetap bertahan.Â
Aku tahu, dia takut kalau hatiku berpaling. Dia tak tahu kalau aku lebih takut kalau dia menemukan dan merasa nyaman dengan perempuan lain.Â
Kini kubersyukur, dalam beberapa menit ke depan, kami akan menjalani prosesi ijab kabul.
***
"Vigi, terima kasih sudah mengajariku untuk lebih dewasa. Aku yakin bahwa rasa tak harus bersambut. Hari ini, aku turut bahagia atas pernikahanmu. (Leo)"
Branjang, 13 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H