Dia tidak tahu, betapa capeknya kamu kan? Dia hanya protes kalau kamu ngomel dan bersuara keras. Padahal omelanmu itu menjadi salah satu cara pelampiasan karena lelahmu.
"Bisa nggak pelankan suara?" Tanya suamimu dengan sedikit geram.
Kamu sering menahan air matamu karenanya. Kamu mau bilang kalau kamu minta bantuan untuk momong anak, atau merapikan peralatan mancing, gunting taman atau barang-barang lain yang sering bertebaran di mana-mana.
Kamu sudah rela capek dengan aktivitas bersih-bersih dan merapikan peralatan itu, tetapi bertebaran lagi. Sehabis dipakai untuk mancing atau mengurusi bunga-bunga di depan rumah, semua peralatan diletakkan begitu saja, entah di depan rumah, taman dan sebagainya.
Ah...kalau membicarakan suamimu, pasti lelah. Iya kan? Jujur saja, diriku!Â
Bagus. Lanjutkan! Tapi kamu harus tetap memaafkan dan setia pada imammu ya, diriku!
Kalau suamimu tak mau mendengarmu, aku siap untuk mendengarkanmu. Aku adalah bagian yang paling setia padamu. Tulislah surat untukku, kapan pun kamu membutuhkan. Pagi, siang, sore atau malam hari.
Kamu jangan berpikir kalau itu akan merepotkan atau menyusahkan aku. Tidak sama sekali. Aku malah berterima kasih padamu, sudah kamu percaya kepadaku untuk berkeluh kesah. Aku merasa sangat berarti. Karena itu, aku akan membantumu untuk kuat. Aku janji.Â
Sekarang, tersenyumlah dan pejamkan matamu. Esok hari kamu akan segar dan lebih cantik. Siap menjadi yang terbaik. Jangan lupa untuk selalu berpikir positif di pagimu.
Selamat tidur, diriku!
Branjang, 18 Desember 2022