Mendaftar ke SMP dan SMA bareng-bareng. Kita pernah bersepakat kalau salah satu di antara kita tidak diterima di sekolah yang kita daftari, kita akan mengundurkan diri. Lalu akan memilih sekolah lain yang kiranya bisa menerima kita berdua sebagai tempat sekolah kita. Sampai-sampai ibuku dan ibumu marah-marah. Hihihi.
Ah, mereka tak tahu kenapa kita melakukannya. Hanya pingin belajar bersama saja. Kalau ulangan bisa saling membantu, dalam belajar. Bukan saling mencontek.Â
Pantang bagi kita mencontek saat ulangan ataupun ujian. Tak penting ranking. Yang penting itu saat belajar di kelas bisa paham dan saat ujian bisa lancar mengerjakannya.Â
Pernah saat kelas VIII rankingku di angka 3 terakhir dari seluruh siswa. Murkalah bapak. Aku dihukum dan tidak boleh dolan bareng denganmu. HP disita.Â
"Kamu kerjanya cuma dolan sama Ahsan. Runtang-runtung sama dia. Apa kalian pacaran? Kalau pacaran, sudah, nikah saja!" Bentak bapak.
Aku cuma diam. Untuk mengisi waktu saat dihukum, keseharian aku menulis saja. Itu terbawa sampai sekarang. Menulis di diary.
Jadi kalau kau tanya kapan kita bertengkar, kapan aku dimarahi bapak, kapan dolan denganmu sampai malam, dihukum guru dan lainnya, semua ada di buku diary-ku. Kita bisa cek di sana. Masih tersimpan rapi.
Aku sendiri tak pernah membacanya. Tapi mungkin suatu saat akan ku ketik dan ku edit menjadi sebuah novel. Siapa tahu aku jadi novelis. Kamu masuk sebagai tokohnya bersamaku, lelakiku dan orang-orang yang mengenalku. Pasti seru!
Doakan saja ya, San!Â
Melikan, 1 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H