***
Tak lama Bu Lilik lewat depan kami. Entah untuk yang keberapa kalinya. Mondar-mandir ke sana kemari. Ya maklumlah, Bu Lilik menjadi panitia PMBI karena sekolahnya menjadi tempat pelaksanaan seleksi.
Akhirnya kami bertiga berbincang. Kali ini yang kami bertiga perbincangkan adalah dosen sepuh saat kuliah di Universitas Terbuka. Pak Wisnu.Â
Semua berawal dari ingatan kami saat kuliah pertama kali dengan pak Wisnu di SD Karangmojo IV. Mata kuliah PKP dan PTK.
"Aku tadi ketemu pak Slamet. Dia menanyakan pak Wisnu. Masih sugeng atau tidak," cerita Bu Lilik.
"Iya. Aku juga nggak tahu kabar pak Wisnu. Padahal biasanya aku berkomunikasi lewat Facebook atau WA," timpalku.
"Lha mbok ya sekarang kamu yang menghubungi pak Wisnu to, Bu." Ucap Bu Rina.
"Ho'o. Kamu kan mahasiswa kesayangan pak Wisnu." Ucap Bu Lilik.
Aku tertawa. Aku merasa biasa saja. Bukan mahasiswa istimewa. Kucoba mengingat masa delapan tahun yang lalu.
Sebenarnya aku mahasiswa biasa saja. Hanya saja kemungkinan aku bukan mahasiswa ngeyelan kalau mengajukan proposal PTK. Jadi itu berkesan bagi beliau pak Wisnu.Â
Dan itu terbawa saat aku sudah wisuda. Komunikasi masih terjalin baik lewat WA atau FB. Namun beberapa bulan terakhir tak ada status dan komentar lagi.