Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Alasan Kedatangan Lelaki Itu Malam Ini

2 September 2022   11:56 Diperbarui: 2 September 2022   12:05 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak hanya itu, bapak juga meringankan hutang kakakku ---mbak Sinta, isterinya mas Tedi---. Bapak memberikan pernyataan kalau hutang mbakku yang semula tujuh belas juta menjadi beberapa juta saja. Tak sampai lima juta. 

Alasannya bapak merasa kasihan sama kakak. Padahal itu sangat tidak adil untuk anak-anak bapak yang lainnya. Lagi pula kakak adalah ASN. Anak lainnya ada yang belum jadi ASN.

"Lha utang sejuta mau buat apa, pak?" Tanyaku penasaran.

"Mau buat servis mobil," jawab bapak.

Ah... sungguh aku tak habis pikir dengan kakak dan iparku. Dulu utang tujuh belas juta untuk membeli mobil, sekarang mau servis saja mau utang lagi. 

"Terus, njenengan kasih uangnya?" Selidikku.

"Nggak. Aku sudah nggak percaya sama dia." Seru bapak.

"Dulu utang lima juta buat merawat ibunya saja nggak dikembalikan kok. Malah sudah kulunasi. Pokoknya aku nggak percaya lagi sama Tedi."

Aku bersyukur saat mendengar ucapan bapak.

"Lalu kusuruh Sinta yang ke rumah. Kalau Sinta yang utang, aku percaya bisa membayar utang".

Hmmm. Entah apa yang ada di pikiran bapak. Kok ya mbak Sinta dan mas Tedi diberi utang lagi. Sementara utang dulu sudah berkurang banyak. Dan lagi kakak kunilai tak mengindahkan dan menghormati bapak untuk lepas dari pengurus Takmir karena isu tak sedap di kampung. Jarang pula menengok bapak, padahal rumah juga dekat. Begitu ke rumah bapak ya karena urusan dengan uang seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun