Pada akhirnya saya memilih tokoh dari daerah saya---pak C---. Lalu saya kabarkan kepada pak B yang semula menyanggupi dalam memberikan Kata Pengantar.Â
Dalam perjalanannya, saya memahami kenapa pak B menginginkan saya memilih pihak lain yang berasal dari daerah saya sendiri. Memang beliau yang saya mintai berasal dari daerah lain.
Terakhir, tahun ini saya belum menerbitkan satupun buku. Padahal tahun kemarin bisa ngebut, mencetak tiga judul buku. Saya nekad menghubungi salah satu pejabat di lingkungan dinas kabupaten ---saya menyebutnya pak D---.Â
Saya menghubungi pak D pada 15 Agustus 2022. Beliau langsung menyanggupi. Alhamdulillah. Allah memberikan kemudahan tanpa harus dag dig dug menanti kepastian.
Namun saya tak segera mengirimkan naskah buku kepada pak D. Tak seperti sebelum-sebelumnya. Biasanya saya langsung mengirimkan file jika yang saya mintai Kata Pengantar menyatakan bersedia.
Beberapa hari kemudian pak D mengingatkan kalau saya meminta Kata Pengantar untuk buku saya. Ya saya malah ditagih. Setelah ditagih, barulah saya mengedit naskah buku yang mau saya cetak. Lalu saya kirim file naskah kepada pak D.
Ternyata meminta Kata Pengantar memang seru. Sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi saya untuk belajar sabar dan menghormati mereka, baik yang menolak maupun bersedia meluangkan waktu untuk membaca naskah saya yang tidak terlalu istimewa.
Branjang, 21 Agustus 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H